Joseon Era - 1508 ~ 1535
Raja Hojeong adalah seorang Raja yang disayangi rakyat dan juga dibenci. Ia mempunyai 1 putra mahkota dan 3 Pangeran dari para selirnya.
Putra mahkota Doyoung adalah anak dari Permaisuri Hwajin. Permaisuri termasuk wanita paling beruntung sedunia karena tabib sudah bilang ia tidak bisa melahirkan anak tapi Dewa ternyata berpihak pada Permaisuri. Ia dapat melahirkan anak laki-laki yang sekarang menjadi putra mahkota.
Kata orang permaisuri mendapat guna-guna dari para selir oleh karena itu permaisuri Hwajin menjadi mandul. Tapi tidak ada yang tau pasti kebenarannya, semua itu hanya omongan beranda saja. Gosip.
Sekalipun Doyoung menjadi putra mahkota, hidupnya tidak bisa se-enak yang dibayangkan. Banyak yang tidak terima Doyoung menjadi putra mahkota karena dia anak yang paling muda diantara ketiga saudaranya. Tapi, mereka bisa apa? Jelas-jelas anak permaisuri lebih berhak dibandingkan siapapun. Dengan otaknya yang pintar tentu saja putra mahkota selalu melakukan sarkasme kepada Menteri yang sering mengeluh ini itu tanpa memberi solusi. Raja Hojeong sering kagum dengan kepintaran putra mahkota, diumur yang muda jalan pikirnya sungguh dewasa.
×××
8 July, 1535
Seluruh kerajaan sedang berduka. Sang Raja telah meninggal dunia. Sekarang, saatnya putra mahkota Doyoung menjadi Raja. Tapi, seperti biasa banyak yang tidak terima. Karena Doyoung masih muda, belum pantas. Padahal ia bisa saja menjadi Raja sekarang, mereka saja yang tidak mau diperintah oleh anak kecil.
"Yang Mulia..."
Putra mahkota masih diam terduduk di lantai dengan pakaian hanbok putihnya. Melihat tempat untuk berlatih panah dengan tatapan yang sulit di artikan."Tolong berdiri, Yang Mulia..." Kasim Jang memohon pada putra mahkota sambil bersujud agar Doyoung berdiri.
"Tidak. Tetap saja begini."
Jawab Doyoung lagi. Ya, lagi-lagi ia tidak mau untuk berdiri."Yang Mulia..."
Kasim Jang bersujud. Ia menangis melihat putra mahkota seperti ini. Hatinya hancur. Kematian sang Raja begitu mendadak, tidak bisa diprediksi. Apalagi ditambah orang-orang yang memberikan reaksi terhadap pengangkatan putra mahkota menjadi Raja, terpecah menjadi pro dan kontra. Membuat tambah sakit kepala."Bahkan aku belum pernah berjalan santai sebagai Anak dan Ayah di luar istana. Hah."
Ujar Doyoung pelan, sebisa mungkin ia menahan tangis agar Kasim Jang tidak terlalu khawatir.7 Days Later
Masa berduka belum usai. Para penghuni kerajaan masih merasa kehilangan Raja sebelumnya yaitu Raja Hojeong. Namun, pemerintahan harus berlanjut. Singgasana itu sekarang terisi oleh Raja Taejeong atau Doyoung. Sekarang ia duduk di tempat Ayahnya, dari jauh ketiga pangeran melihat dengan iri.
Doyoung sekarang memakai *gonryongpo merah dengan *ohjoeryongbo bukan lagi gonryongpo biru dengan *sajoeryongbo, dikepalanya terpasang *ikseongwan yang terlihat sungguh pas. Banyak dayang yang terpesona. Berharap mereka menjadi salah satu dayang yang beruntung untuk menjadi selir Raja.
"Beruntung sekali anak bodoh itu." Ujar Hyunjin kasar namun dengan suaranya yang pelan. Para dayang yang melewati ketiga pangeran itu hanya menunduk, pura-pura tidak melihat dan mendengar apa yang dikatakan mereka barusan.
×××
Penyelidikan atas kematian Raja masih berlanjut. Di cangkir yang dipakai Raja terdahulu tidak ditemukan racun sedikitpun, begitu juga makanan. Apakah guna-guna? Tidak ada yang tau. Tapi, para polisi kerajaan terus mencari pelakunya. Mereka yakin Raja dibunuh karena selama ini Raja tidak mengidap penyakit apapun yang begitu serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
His Majesty
Fantasia> YAOI < Seorang pria dengan berpakaian lengkap bak Raja di jaman joseon memandang bingung disekitarnya. "Dimana ini?" Semua penduduk memakai baju aneh. Baju apa itu? "Dunia apa ini?!"