Sorot Balik

2.2K 106 0
                                    

  Aruna kembali ke panti asuhan dengan muka lesunya.Ia pulang diantar oleh Veron setelah seharian ia berkeliling kota untuk menemui daftar nama yang ia duga korban pencabulan itu.

Namun dari sekian banyak tempat yang ia kunjungi,sebagian dari mereka ada yang sudah tidak menetap di tempat itu alias telah pindah.Ada juga yang mengusir mereka,mungkin mereka takut berurusan dengan keluarga Momoa,lagi.Dan yang paling tragis,ada yang sudah meninggal akibat depresi dengan kejadian tersebut.
Aruna sempat bersyukur karena walaupun ibunya depresi,tidak pernah terbesit dipikirannya untuk mengakhiri hidupnya.

Veron melihat kekecewaan yang terpancar di mata Aruna menjanjikan kepadanya untuk menemui seseorang,besok sepulang sekolah.Tugas Aruna sekarang adalah meminta izin kepada Anne untuk pulang terlambat.

"Ibu,besok aku akan mengerjakan tugas kelompok di rumah temanku." Kata Aruna sewaktu mereka membereskan sisa makan malam.

Anne tidak langsung memberikan persetujuan.Ia khawatir dengan Aruna,apalagi kemarin ia pulang larut malam dengan keadaan basah kuyup padahal tidak ada hujan bahkan gerimis.

"Laki-laki atau perempuan?Dimana rumahnya?" Anne bertanya balik kepada Aruna sambil mengelap meja makan.

"Perempuan.Namanya Britney.Aku tidak tahu dimana lokasi pasti rumahnya,tapi dia bilang dekat dari sekolah,jadi hanya perlu berjalan kaki." Jawab Aruna ,berbohong.Ia tidak mungkin mengatakan kerja kelompok di rumah Veron,karna jelas-jelas Veron tidak sekelas dengannya.Lagipula diantara teman sekelasnya,ia hanya tau nama Britney,Keandra,dan Catherine.Dan diantara mereka bertiga,hanya Britney lah yang dekat dengannya.Maksudnya dekat karna sebangku,atau setidaknya diantara mereka bertiga hanya Britney lah yang tidak suka cari perkara dengannya.

"Bagaimana pulangnya?"

Aruna tampak berpikir sejenak.
"Mungkin berjalan kaki.Kalaupun sampai larut malam,dia berjanji akan mengantarku naik motornya."

Anne mengambil sebuah kartu nama dari dalam dompetnya lalu ia serahkan kepada Aruna.
"Disitu ada nomor teleponku.Kalau sudah selesai tugasmu,kau bisa meminjam telepon temanmu untuk menelpon ku."

Begitulah kata Anne yang kemudian mengakhiri mmpembicaraan mereka malam ini.Aruna lega karena sudah mengantongi izin dari Anne.

Keesokan harinya di sekolah,Aruna datang bersamaan dengan geng Keandra.Aruna bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.

Keandra yang telah meletakkan tasnya menghampirinya.
"Bagaimana rasanya dikunci di perpustakaan dengan keadaan basah kuyup,nerd?"

Aruna tidak menatap Keandra.Ia mengeluarkan buku dari dalam tasnya dan mulai membacanya.

"Wah wah,sepertinya aku memukulmu terlalu keras sampai kau bisu ya?" Keandra tertawa mengolok Aruna diikuti oleh teman-temannya.

Aruna mengalihkan perhatiannya dari buku di depannya,menatap Keandra dan temannya satu persatu.
"Aku tidak akan kenapa-napa hanya karena pukulan lemah darimu.Bahkan kalaupun kau mencoba membunuhku,aku tidak akan mati.Karna apa?Karna sewaktu aku dilahirkan,ada yang melempar kucing hitam di depan rumahku.Berbeda denganmu Keandra,baru ku tumpahi kuah panas saja kau sudah menjerit-jerit." Aruna berkata sambil mempraktikkan cara Keandra mengipas-ngipas tubuhnya yang kepanasan karena tersiram kuah.

Keandra menggeram.Baru saja ia ingin melayangkan tangannya ke wajah Aruna,namun lagi-lagi kalah cepat dengan guru fisika yang akan mengajar.Aruna merasa de javu.

Sesuai janjinya,sepulang sekolah Veron membawa Aruna menemui seseorang di rumahnya.

Sesampai di ruang Veron,Aruna dibuat kaget karena disana ada guru fisika yang mengajar kelasnya.

A Mysterious NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang