Prolog

31 4 0
                                    

Complicated Pages

Tepat hari rabu 2 tahun lalu, Helena Kehujanan, basah kuyup, Keletihan dan pengen tabok orang. Masih ada 2 mata kuliah lagi yang harus Ia lewati dan sialnya lagi, jedanya sejam dan nanggung banget kalau mesti pulang dulu. Terpaksa Ia harus menunggu di kampus dalam keadaan kelaparan pula dan sakit perut karena hari pertama mens. Terlalu detail mengingatnya, hal-hal yang mestinya Ia lupakan, jauh-jauh hari.

Di sudut kantin kampus, laki-laki kurang ajar bermata sipit itu, yang tidak sengaja Ia lihat dengan jelas, dan jelas-jelasnya lagi dia menatap balik kearah Helena dengan seperti setengah jiwa meledek. Bukan berarti Helena sok tahu menerka orang yang baru pertama kali Ia lihat, tapi ini jelas-jelas bentuk Penghinaan, Dia menatap Helena sambil senyum miring dan juga mungkin jiwanya ikut-ikutan miring dalam hati bersyukur walau melihat sekilas saja, Ia bisa simpulkan Lelaki itu ganteng namun dingin. Ia juga bingung kenapa Ia harus bertemu dia dan menjadi ribet setelahnya.

Helena yang malang, Kemudian makan dengan lahap di kantin. Tepatnya, mungkin bringasan, Ia tak peduli, toh jiwa lemah sepertinya butuh asupan gizi. Walaupun dalam keadaan basah terkena hujan dan segala kesialan serta teman-temannya. Helena harus tetap hidup yah tetap makan.
"Kasihan badan yang gak tahu keadaan hati yang bingung digunain buat jatuh cinta ini, Ah jatuh cinta! mungkin kalau sesuatu yang susah lupa itu bisa dinamain jatuh cinta kali? Bingung deh." Gumamnya dalam hati.

Lelaki antah-berantah tadi, masih saja melihatnya, Membuat perasaannya menjadi tidak karuan, tidak enak saja kalau dilihatin sampai segitunya. Ia jadi pikir hutang-piutangnya kemarin, perasaan sudah lunas semua karena tanggal muda kemarin. Tapi, mana ada coba orang yang baru saja Ia lihat, tahu-tahu sudah ada hutang begitu saja sampai disiniskan seperti itu, miris banget harinya kini.

Tidak lama kemudian, Lelaki itu bangun dari duduknya sambil mematikan rokok diasbak, dia berjalan keluar kantin. Setelah itu, Helena lega karena orang yang melihatnya penuh dendam tadi, kini pergi begitu saja. Tunggu.. Sialnya dia balik lagi, Handponenya ketinggalan rupanya, dia melihat Helena sekelebat,
Helena Kemudian, buang muka dan hampir muntah karena kaget, Beberapa detik kemudian dia menatap Helena benar-benar psikopat rupanya, eh bukan-bukan lelaki itu menatap jaket Helena yang menyedihkan karena hujan, sambil berkata enteng dan setengah berteriak tak ada alasan untuk tidak membuat Helena malu setelahnya.
"Gua tahu itu jaket baru, Tapi gak mesti lu gak buka harganya juga kali, dasar cewek ceroboh."
Katanya mengerikan.

Baik, Lengkap sudah hari Helena, rabu yang kelabu, Itu adalah kalimat pertama dari orang yang Ia benci sekarang, tak kenal pula, dan Ia malu karena keahlian ke-geerannya muncul diwaktu yang tidak tepat. Tidak ada jawaban setelah kalimat yang Lelaki itu lontarkan, hanya perasaan malu dari Helena yang jadi tumbalnya, bukan main, awas saja setelah ini, jika saja Helena tiba-tiba, lupa bawa dompet, habis sudah hari rabu kelabunya kini.

Untungnya Ia tidak seceroboh itu, setelah melewati dua mata kuliah hari ini. Helena buru-buru pulang menuju tempat pemberhentian angkot. Tak lama kemudian Ia malah melihat lelaki sipit yang buat harinya seperti orang bodoh tadi, rupanya dia sedang syuting ala-ala, memakai kamera yang tampaknya juga seperti profesional, entahlah Ia juga tak peduli lelaki itu mau buat apa di sini, Helena hanya mau pulang ke kos dan langsung mandi.

-Perkenalan Tokoh-
Helena Aisyah
21 Tahun, Semester 5 dijurusan sastra Indonesia di Bandung, Hobi menulis puisi, apa ajah lah, Berkhayal, mengagumi senior-senior yang ganteng dan puitis, terkenal menyebalkan karena judes belum lagi gak ada lembut-lembutnya, antengnya Cuma pas lagi makan ajah.

Aditya Mahendra
23 Tahun, Sutradara Muda yang kegiatannya buat film Indie dan berusaha menjadi sutradara Kondang, Sarkastik bukan main, ganteng (yaiyalah tokoh cowok), dan sangat ambisius.

Pingkan Maharani
22 Tahun Desainer Baju yang amat cantik nan anggun sahabat sama Adit pas di Amerika sampai sekarang tentu banyak yang kagumi namun sombongnya tak ketulungan apalagi sama yang merasa jadi saingannya.

Bobby Sanjaya
20 Tahun, adik kelas Helena anak teknik Komputer satu kampus dengan Helena yang sungguh cerdas adanya semester 5 dengan skill game online yang teramat mengagumkan, Ia juga sangat mengagumi Helena karena pernah menjadi Ketua Osis di sekolahnya.
(Dan tokoh-tokoh lainnya yang saya perkenalkan nanti biar jadi kejutan)

"Kenapa Rindu ini harus selalu muncul diwaktu yang gak tepat, kenapa harus ada dia yang buat saya bingung, Kenapa dia gak bisa selalu disini menemani dan buat saya gak sendiri. Takdir emang suka main-main padahal saya gak mau main-main dengan takdir, Lelaki itu datang, entah diwaktu yang tepat atau gak tepat? Saya Juga Bingung"

(Assalamualaikum, Halo! Saya si amatiran yang kerjaannya nulis hampir tiap hari itu pun kalau lagi mood, Semoga kalian suka, Kalau suka bolehlah Vomment biar bisa saling sapa teman-teman! Ia gak? ^^
Serta mohon maaf atas keteledoran bentuk penulisannya)
Makasih sudah mau baca...

Nazila Sa'dati..

complicated PagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang