"Asalamualaikum ma! Nayya berangkat dulu"
Nadya hanya bisa geleng² melihat tingkah anaknya yang sedang buru-buru berangkat sekolah.
"Haduhhh Nayya kenapa bisa telat lagi sih! "
Nayya memasang wajah cemas sembari menunggu bis . Kali ini Nayya tidak memesan taxi karena ponselnya mati dari semalam dibuat begadang oleh nya.
Sudah hampir 5 menit ia menunggu angkutan apapun yang bisa ia naiki sampai le Sekolah. Tapi tak ada satu pun yang lewat.
13 menit lagi jam menunjukan pukul 7 pas.
Sesekali Nayya melihat jam yang melingkar di tangannya.
Nayya terduduk di halte pinggir gang dengan raut wajah yang tak bisa diartikan lagi.
Matanya menyipit melihat pria dengan motor ninja merahnya berhenti di depan halte.Padahal di halte tak ada satu orang pun yang sedang menunggu angkutan ataupun bis kecuali Nayya. Jadi pria ini siapa? Dan mau apa?
"Naik"
Ucap pria itu tanpa melepas helmnya."Ka.. mu siapa ya? "
Tanya Nayya bingung sekaligus takut. Ia membayangkan kalau dirinya ini akan diculik"Naik"
Ucap pria itu mengulang kalimatnya.Nayya mengernyitkan alisnya seakan kenal akan suara itu. Tapi siapa?
"TOLONG! TOLONG! ADA PENCULIK! PENCULIK NYA MAU NYULIK NAYYA! TOLL... LOH?? "
Nayya membelalakkan matanya ketika mengetahui siapa pemilik motor ninja nya ini.
"Lo pikir penculik pake baju SMA? "
Ucap pria itu dingin.Siapa lagi kalau bukan..
"Alan? Kirain Alan penculik. Maaf ma..
"Mau naik enggak! "
Potong Alan dengan nada sedikit tinggi dan penuh penekanan. Pria ini tak habis pikir dengan gadis didepan nya ini."Iya iya. Gausah galak-galak"
Nayya segera menaiki motor Alan dengan mengerucutkan bibirnya.Alan memperhatikannya. Tapi masih dengan wajah datar.
Motor pun melaju dengan cepatnya. Membuat Nayya komat-kamit membaca doa-doa biar dia selamat dari taruhan nyawa ini.
"All.. lan bisa pelan sedikit? "
Nayya memegang pundak laki-laki itu erat-erat. Sesekali tangannya membenarkan rambut pendek sebahunya ini yang menutupi wajahnya karena diterpa oleh angin.Tak ada jawaban dari laki-laki ini. Alan justru malah menambah kecepatan motornya.
Nayya semakin di buat ketakutan.Gadis yang biasanya banyak bicara kali ini mematung tak mengucapkan satu kata pun.Alan tertawa sinis melihat ekspresi wajah Nayya. Ia melajukan motornya sampai sekolah hanya dalam waktu 9 menit.
Dan gerbang hampir saja mau ditutup oleh pak Gimin.
Nayya merasakan tubuhnya masih bergetar. Ia berdiri seperti patung setelah turun dari motor.
Alan segera melepas helmnya, membenarkan rambutnya kemudian beranjak ke kelas meninggalkan Nayya sendirian.
Alan menoleh. Gadis itu masih diam. Namun posisinya saat ini duduk di kursi panjang dekat motor yang Alan parkir.
Nayya tampak mengatur nafas dan menenangkan dirinya.Alan tertawa sinis
"Lebay"Baru satu langkah Alan berjalan, ia menoleh kearah Nayya lagi. Gadis itu benar-benar tidak beranjak dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayya's
Random"Kamu bagaikan ice cream. Dingin namun sangat Manis." -Nayyara Lisias "Bukan Narkoba. Namun bisa memabukkan dan membuatku terlibat dengan candu." -Alan Aldevaro