Tiga

5.7K 433 4
                                    

Budayakan vote!!!!!



Mobil Mercedest Bent silver itu berhenti tepat di depan garasi rumah bercat abu-abu itu. Rumah yang terdiri dari dua lantai, bergaya minimalis namun terkesan mewah dari luar.

Seorang pria berbadan atletis keluar dari mobil tersebut dengan menenteng jas hitam milik nya. Pria bermata tenang, dengan tatapan datar milik nya namun siapa pun yang bersitatap dengan nya akan dapat merasakan kehangatan dari tatapan itu.

"Rian! Kamu darimana aja sih? Mama nungguin dari tadi." Seorang wanita paruh baya menyambut kedatangan pria yang di panggil Rian itu, di teras rumah.

"Rian habis dari kantor ma." Balas Pria bernama Rian itu, seraya menyalami tangan wanita berumur setengah abad yang berstatus ibu kandung nya. Walaupun begitu, wanita itu masih terlihat awet muda.

"Di suruh papa kamu?" Rian mengangguk.

Ranti---ibu Rian menghela nafas nya. Dia tanpa sadar melirik ke arah bemper mobil anak nya yang terlihat lecetan di sana.

"Itu mobil kamu kenapa?" Ranti melirik Rian.

"Oh! Itu tadi gak sengaja nabrak orang."

"Apa?!" Ranti menjerit tertahan. "Trus dia gimana? Kamu gimana? Ada yang luka?" dia meneliti tubuh anak nya.

Rian menghela nafas nya, sifat panikan sang ibu keluar. "Ma! Rian baik-baik aja kok. Cuman gadis itu yang agak lecet, tapi dia gak mau di bawa ke rumah sakit."

"Kamu nabrak seorang gadis?" Ranti mengekori putra nya dari belakang.

Rian mengangguk. "Tapi dia gak parah kan Rian?"

Riang tersenyum simpul. "Kayak nya enggak deh ma. Cuman lecet aja."

Ranti mendesah lega. "Syukur deh. Ya udah, kalau gitu mama mau nyiapin makan malam dulu, keburu papa kamu pulang."

Rian mengangguk. Di ruang tamu itu kini hanya tersisa diri nya. Pikiran nya tiba-riba melayang pada sosok gadis yang tadi tidak sengaja tertabrak oleh nya.

Bad Girl

Itu lah kata yang kini terlintas di benak Rian melihat gadis SMA itu.

"Rian!"

Rian tersentak. Dia mengalihkan pandangan nya ke arah Pria paruh baya yang baru saja duduk di samping nya. "Eh---pa."

"Ngelamun?" Jaya---papa Rian bertanya seraya melepaskan jas kantor nya.

"Enggak kok." Balas Rian.

"oya, jadi besok kamu masuk ngajar di SMA?" Jaya bertanya, seraya menyesap kopi yang baru saja di berikan oleh istri nya. Dia sempat melempar senyum ke arah wanita pendamping hidup nya itu.

"Jadi Pa. Besok hari pertama."

"Ck, kamu ya kenapa gak kerja di kantor papa aja sih. Papa udah tua loh, siapa lagi yang meneruskan perusahaan kalau bukan kamu."

Rian menghela nafas nya. "Pa, Aku bakal ngurus perusahaan kok sebagai sampingan nya aku jadi guru SMA. Lagian jadi guru itu cita-cita aku dari kecil, papa tau itu." Jawab nya dengan suara tenang milik nya.

Jaya mengangguk. "Ya udah terserah kamu deh. Papa sama mama dukung aja. Iya kan ma?"

Ranti mengangguk seraya tersenyum. "Gimana rumah baru nya suka kan?"

Ya, keluarga Bratawijaya ini memang baru saja pindah rumah ke sebuah komplek elit bernama komp. Permai Sejahtera.

"Ya lumayan lah ma. Mama udah kenalan sama tetangga di sini?" Tanya Rian.

Difficult Feeling (End) (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang