《Bab3》♤《Mengalah》

220 30 4
                                    

"Yaaa kan bisa cara lain."

"Contohnya?"

"Umpetin basketnya, Mungkin?" ucap Dytha meragu.

"Lo cari mati?" Lagi-lagi Dytha merenggut.

♤_______________♤

Mengalah bukan Kalah.

Seperti ketika anjing menggigit kaki kita. Apakah kita akan menggigit balik kaki anjing tersebut?

_________________________

🔱🔱🔱

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sky melihat sosok ibunya-Sherlin- sedang memasak, begitu memasuki dapur. Dengan celemek berwarna biru langit, tangannya dengan lincah memasukkan setiap bahan masakan ke dalam penggorengan. Sky menghampiri Sherlin dan menyaliminya.

"Sana cepetan mandi, mamah yang antar nanti. Mau makan dirumah aja atau dibawa ke tempat les?"

"Dirumah aja, bareng mamah tapi." Sky memeluk pinggang Sherlin dengan manja.

"Ck, udah sana mandi! Udah bau keringet gitu." Sherlin melepaskan pelukan Sky kemudian berdecak pinggang. Matanya melotot ke arah Sky yang justru malah direspon dengan tawa.

"Yaudah Kyra mandi dulu" Sky berlalu meninggalkan dapur. Sesampainya di ruang tengah Sky mengambil tasnya yang di letakan disana sebelum ke dapur tadi. Sky melangkah menaiki tangga, tangannya mengutak-atik handphone yang sudah ada di genggamannya.

Selesai dengan ritual mandinya, Sky mengeringkan rambut di depan meja rias. Pandangannya jatuh pada sebuah bingkai foto. Sky menghentikan kegiatannya dan menatap foto itu lama. Sudah lama sekali. Namun rasanya baru seperti kemarin. Dadanya sesak sampai Sky tak mampu mengeluarkan air mata lagi.

Sky menghela napas panjang. Ia berbalik mengambil sebuah tas berukuran sedang. Di dalamnya hanya ada beberapa buku saja, setelah memastikan tak ada yang tertinggal Sky langsung keluar kamar. Melangkah pelan hingga menuju dapur.

"Ayah?" ucap Sky gugup. Kemudian melangkah mendekati meja makan. Rangga menoleh ke arah Sky, kemudian menutup telponnya.

"Ayah tidak lembur?" Rangga mengusap kepala Sky lembut lalu duduk di sampingnya.

"Tidak. Hari ini tidak ada jadwal operasi. Besok sore ayah baru kembali ke Rumah Sakit." Sky mengagukkan kepalanya. Tiba-tiba Sky berdiri, "Biar Kyra bantu tata makanannya."

Sherlin tersenyum kemudian mengangguk. Tidak lama setelah itu Rangga ikut membantu. Setelah itu mereka memakan makanannya dengan hikmat. Sesekali Sky bercerita hal-hal lucu yang terjadi di sekolahnya.

"Bermain boleh. Tapi jangan berlebihan hingga lupa kewajiban. Mengerti?" Rangga mengelus kepala Sky lembut senyumnya terukir manis. Namun Sky tau jika itu adalah kalimat perintah yang tidak boleh dibantah. Sky tersenyum kaku.

"Oh, iya! Hampir saja ayah lupa." Sky memandang Rangga penasaran sekaligus gugup. Jantungnya jadi berdegub lebih kencang.

"Minggu depan akan ada acara donor darah. Kamu mau kan, ikut bantu ayah?" Sky membeku seketika. Ia menunduk, pikirannya bercambuk.

SkyArt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang