Rasanya aku tidak mau pulang ke Indonesia. Lebih baik tinggal di Jepang. Tapi mau bagaimana lagi, orangtua angkatku pindah ke Indonesia karena urusan pekerjaan. Ya bagaimana pun aku memang warga Indonesia.
Nama ku Kirei Yuan Wardana. Panggil saja Kiki atau Kirei asal jangan Wardana. Aku tidak suka nama akhirku karena Wardana adalah nama Papa ku yang tidak bertanggung jawab. Lupakan, aku benci dia.
Kehidupanku bersama Daddy dan Mommy lebih membuatku bahagia. Mereka adalah orang tua angkat ku, mereka memiliki satu anak laki-laki yang sekarang adalah kakak angkat ku.
"Ki... buruan... Aku gak mau hari pertama ke sekolah baru malah telat gara-gara kamu!" Nah ini dia kakak angkat ku si toa masjid, tapi ku sayang heheh.
"Bentar Bang, bawel banget dah." Teriak ku, sambil berlari menuju halaman rumah.
"Tega banget deh udh bikin Wira yang gantengnya nampol ini sampe lumutan." Cerocosnya saat aku membuka pintu mobil Abangku itu. Yup, namanya Wirasena Harvey Hastungkara. Dia laki-laki tertampan yang pernah ku kenal. Kalau saja dia bukan Abangku pasti aku akan jatuh cinta dengannya.
"Lu ngapain duduk di belakang? Pindah kedepan. Dikira ntar Abang supirnya lagi." Bingung sama ini orang ngomel mulu hadeh.
"Iye iye iye iye iye iye..." jawabku bernada lagu Power Up dari Red Velvet.
Aku buru-buru pindah. Karena kalau tidak bisa-bisa si Abang ganteng itu akan teriak 10 oktaf.
***
Jam 6.15 kita sampai di sekolah. Aku sempat melongo kagum saat melihat gedung sekolahku ya bisa dibilang keren, mewah dan elegan. Tidak beda jauh dengan sekolahku dulu yang di Jepang. Ku rasa ini memang tempat anak-anak konglomerat.
"Ki... gak mau masuk?" Tanya Bang Wira.
"Eh, iya ayok".
Aku dan Bang Wira berjalan menuju ruang kepala sekolah. Katanya sih kepala sekolahnya itu sahabatnya Daddy jaman jaman masih jadi zigot, trus yang punya sekolah ini adalah orang tua dari sahabatnya Daddy. Jadi Daddy nyuruh aku dan Bang Wira untuk menemui kepala sekolah terlebih dahulu.
"Woahhh, sugoi (hebat)." Aku berdecak kagum.
Tak henti-hentinya aku menatap kagum dengan sekolah ini, benar-benar keren. Aku kira sekolahnya tidak sekeren ini. Bahkan ini lebih keren dari sekolahku yang di Jepang.
Terdapat pohon-pohon rindang dipinggiran lapangan utama jadi terlihat sejuk rasanya jika aku duduk dibawah pohon itu akan langsung tertidur saking nyamannya.
Bangunan sekolah ini pun sangat keren bentuknya, rasanya aku ingin sungkem kepada arsitekturnya.
***
Author's pov.
Sesampainya di depan ruang kepala sekolah, Wira langsung mengetuk pintunya. Tak lama akhirnya pintu itu terbuka.
"Wah Kepseknya Sugar Daddy." Ucap Kirei tak sadar saat melihat sosok pria dewasa yang muncul dari balik pintu.
"Kalian anaknya Hastungkara kan?" Tanya Pak Kepsek."Benar pak" Jawab Bang Wira dan aku hanya tersenyum mengiyakan.
"Mari masuk dulu..." Kirei dan Wira mengikutinya masuk keruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Blossoms
Teen Fiction"Ki... aku bakal bantu kamu cari keluargamu. Setelah itu aku akan melamarmu." -anonim. Gadis berusia 3 tahun diantarkan ke panti asuhan oleh tetangganya karena kematian Ibunya yang bunuh diri.