Menjadi seorang idol, tidaklah mudah. Kau harus menjalani masa pelatihan selama bertahun-tahun. Tergantung kemampuan dan kesiapanmu agar bisa debut secepatnya. Bahkan saat debut pun, tekanan yang kau rasakan bukan semakin ringan. Tapi semakin berat.
Hal itu yang dirasakan Kim Taehyung. Lelaki yang berasal dari Daegu dan debut dalam sebuah grup bernama Bangtan Seonyeodan dengan nama panggung V. Ia memang sudah lama debut dan menjalani hari-harinya sebagai seorang idol.
Namun ia tak pernah terbiasa dengan tekanan yang memaksanya melakukan hal di luar kemampuannya demi menjadi yang terbaik.
***
"Tae, gwaenchana?"
Taehyung tersentak kaget dan menoleh. Mendapati Kim Namjoon, atau RM, sang leader grup, di sebelahnya. Taehyung menjawab dengan senyuman tipis.
Namjoon menghela napas. Dia merangkul Taehyung. Menatap langit malam seperti yang Taehyung lakukan.
"Kajja." Ajaknya. "Masuklah ke dalam. Udara malam tak baik untuk kesehatanmu."
***
"1, 2, 3, 4, 1, 2, 3, 4..."
"Berhenti!"
Ketujuh member Bangtan menghentikan pergerakan mereka. Mereka melirik satu sama lain. Seakan bertanya ada apa dengan pelatih mereka yang tiba-tiba menghentikan kegiatan latihan mereka.
"V!"
Taehyung tersentak kaget saat sang pelatih meneriakan namanya. Dia mengernyit tak mengerti. "Ne, songsaeng-nim. Waeyo?" Tanyanya.
Pelatih mereka menghela napas. Garis rahangnya terlihat sedikit mengeras. "Waeyo?" Ucapnya sarkatis. "Harusnya aku yang menanyakan itu padamu! Ada apa denganmu, V?"
Taehyung terlihat tak mengerti. "Nde?"
"Yang lain mungkin tidak menyadarinya. Tapi aku menyadarinya." Sang pelatih menjeda ucapannya beberapa detik. "Kau terlihat tak bersemangat. Powermu kurang dan tak stabil. Gerakanmu menjadi tak selaras!" Dia kembali menjeda ucapannya. "Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya melembut.
Keenam member yang lain sontak menoleh ke arah Taehyung. Memerhatikan Taehyung yang masih terdiam di tempatnya dengan napas tersenggal. Mereka tau Taehyung tak baik-baik saja. Napasnya tersendat-sendat, keringatnya lebih banyak dari biasanya. Pandangan matanya pun terlihat tak fokus. Namun, Taehyung hanya terdiam tak menjawab pertanyaan pelatih mereka. Sampai akhirnya, Namjoon yang berbicara.
"Saem, sepertinya Taehyung kelelahan. Tolong biarkan dia istirahat sebentar. Lagipula setelah ini dia masih harus latihan vokal."
Taehyung mendelik tak suka saat Namjoon mengatakan hal tersebut. Dia menatap pelatihnya. "Aku tidak apa-apa, songsaeng-nim. Aku masih bisa melanjutkan latihan."
"Tapi Tae-"
"Aku tak apa, hyung."
Member Bangtan, pelatih, juga manager yang berada di ruang latihan menghela napas. Akhir-akhir ini Taehyung memang lebih keras kepala dari biasanya.
"Baiklah. Kita lanjutkan latihannya. Dan Taehyung, jangan memaksakan diri."
"Ne, saem."
***
Taehyung merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidurnya. Matanya terpejam. Tubuhnya terasa sangat lelah. Dia tak lagi mempedulikan bajunya yang belum ia ganti, ataupun bau keringat yang melekat. Dia ingin langsung tertidur. Taehyung sudah tak sanggup melakukan apapun.
Tok.
Tok.
Cklek.Pintu kamarnya diketuk dua kali lalu terbuka. Disusul seseorang yang memasuki kamarnya. Dia Kim Seokjin. Member tertua di Bangtan.