01

20 5 0
                                    

"DEAA...KALO LO NGGAK TURUN SEKARANG GUE TINGGAL LO YA... "

Huffth...

"iya bentar kak"

Hampir setiap pagi gue harus mendengar teriakan mengancam dari kakak gue ini. Yap, dia kakak gue yang selalu jauh didepan gue dimata orang tuaku. Bagi kedua orang tua gue, gue hanyalah parasit yang menumpang di kehidupan mereka.

"Ma Dea berangkat dulu ya, assalamualaikum" ucap gue yang tak mungkin akan dibalas oleh mama.

"Ma Rina berangkat ya" ucap kak Rina yang langsung dibalas senyuman manis oleh kedua orang tuaku. "iya sayang kamu hati-hati ya Rin".

"Dan kamu Dea ingat kata mama jangan pernah menyapa kakak kamu kalau disekolah, mama nggak mau ya kakak kamu malu karna punya saudara yang jelek dan dungu kayak kamu" kata mama dengan nada mengancam.

"iya ma nggak akan kok"

"yaudah sana berangkat"

***

Seperti biasa disekolah gue dan kak Rina pura-pura tidak saling mengenal.

Di sekolah kak Rina adalah salah satu siswi terpopuler, dia pintar dan memiliki wayah yang cantik. Beda sama gue, gue biasa aja, prestasi juga nggak ada, gue ngga seperti kakak gue itu.

"Dea... " tiba-tiba seseorang dari belakang manggil nama gue. Pas gue balik ternyata Dina, temen sekelas gue dan yaa sahabat gue.

"apa? "

"eh lo udah ngerjain pr dari bu riska nggak? "

Pasti mau nyontek lagi nih anak. Pikir gue.

"hmm" jawab gue seadanya
"wihh liat dong ya? Please..please ya"
Tuhkan apa gue bilang.

"iya, yaudah kekelas aja yuk"

"iya iya" jawab dina semangat 45.

Pas gue sama Dina nyampe dikelas ternyata udah banyak temen sekelas gue yang lain, yang pada nyontek hasil kerja temennya yang lain.

"Dea sini cepetan buku lo"

"iss sabar, baru juga gue mau ngasih" ucap gue sambil nyari buku gue dalam tas.

Tapi...
Tunggu, kok buku gue nggak ada sihh..
Gue udah panik, semua isi tas gue udah gue keluarin semua tapi tu buku nggak ada juga. Duh gimana nihh.. ?

"kenapa Dea? " tanya Dina yang juga ikut ngebongkar tas gue
"buku gue nggak ada Na"
"loh kok bisa sih? "
"ya mana gue tau, tapi semalam pas gue udah selesai ngerjainnya, gue langsung masukin tuh buku ke tas gue, tapi kok sekarang nggak ada sih? " jelas gue panjang lebar.

"aishh, lo boong ya? Lo pasti belum selesai kan pr-nya, terus lo nanti alasannya lupa bawa bukunya supaya lo nggak dihukum ya kan? "
"lah kok lo malah nuduh gue sih? Ya enggaklah gue beneran udah ngerjain tuh pr" kata gue ngebela diri gue.

"udah, mendingan gue nyalin tuh pr-nya yang lain" ucap Dina dan meninggalkan meja gue menuju meja anak lain yang udah ngerjain pr.

Duh gue bingung banget kenapa tu buku bisa nggak ada di tas gue padahal semalam gue yakin banget udah masukin ketas gue, tapi sekarang kenapa bisa nggak ada ya? Apa kak Rina yang ngerjain gue lagi? Enggak gue nggak boleh nuduh sembarangan.

Saat masih sibuknya gue mikirin tu buku, bel masuk pun bunyi. Dan gue tambah panik karna gue nggak tau harus ngomong apa nanti sama bu Riska. Udah pasti dia nggak akan terima alasan apupun.

"Selamat pagi anak-anak" ucap Bu Riska sambil memasuki kelas gue.
Gue berdoa semoga aja Bu Riska percaya sama gue.

"Pagi bu" jawab temen sekelas gue serempak.

"okay bagaimana pr yang ibu kasi minggu lalu? Sudah selesai pastinya ya?" aduh gue tambah nggak bisa napas rasanya.
"sudah bu" teriak yang lain kecuali gue yang udah nahan napas dari tadi.
"kalau begitu kumpul sekarang buku kalian" mati gue. Gue nggak tau harus apa sekarang.

"Apa semua sudah mengumpulkan tugasnya?" tanya bu Riska.
Semua pandangan yang lain seketika mengarah ke gue.
"Dea belum mengumpulkan tugasnya bu" kata Seno yang notabennya sebagai ketua kelas.

Mampus...

***

Huhu ini cerita pertama saya jadi maaf jika banyak kesalahan. 😅

Mohon vote dan comment


Tbc.

Alone Is BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang