Pairing Senri Cross x Rosannë Chevalier
Senri Cross© ArcDarking
Rosannë Chevalier© queenrosemary
Phandyn© Veils_
Ruang musik yang berada dilantai 3 itu merupakan tempat wajib yang harus disinggahi oleh Senri. Ruangan itu merupakan salah satu tempat untuknya melepas lelah dengan mendengarkan suara merdu alunan piano yang dimainkan dengan lihai oleh sang gadis. Selain mahir memainkan tuts piano, sang gadis juga suka menanam bunga yang bernama serupa dengan namanya. Rossanë Chevalier, namun Senri lebih suka memanggil gadis itu dengan panggilan Rose, karena nama itu sesuai dengan keindahannya sang gadis.
Namun, akhir-akhir ini. Keduanya terlihat menjauh, Rose terlihat menjaga jarak dari Senri. Dan Senri tahu kenapa Rose melakukan hal itu. Rose takuk ketertarikan Senri itu hanya akibat kekuatan dari kristalnya dan membuatnya beranggapan jika Senri tengah terpengaruh kekuatannya walaupun Senri sudah mengatakan jika dia benar-benar menyukai Rose tanpa terpengaruh oleh apapun.
Senri tengah berdiri dipintu ruang musik untuk mendengarkan alunan piano yang dimainkan oleh Rose, tanpa berniat masuk dan membuat sang gadis terkejut dengan kedatangannya. Rose selalu overfocus ketika dia tengah bermain piano. Senri tersenyum ketika melihat seekor kucing yang tengah berbaring dipangkuan Rose. Kucing gembul yang manja pada pemiliknya itu merupakan hadiah ulang tahun pemberian Kakak Rose yang sangat overprotective terhadap adiknya. Senri menghela napas, dia teringat betapa keras kepalanya Rose ketika mengatakan jika SEnri menyukainnya karena pengaruh kristalnya.
"Apa sekarang kau berlaku seperti stalker."
Senri menoleh kearah suara dan mendapati pemuda lain tengah berdiri beberapa langkah dibelakangnya. Senri sedang tidak ingin bertemu dengan orang tersebut.
"Apakah melihat orang yang kau sukai bermain piano itu merupakan tindakan menguntit, Morris." Senri menampilkan senyum ramah namun tatapannya tajam mengarah pada Morris, pemuda yang memiliki marga yang sama dengan kekasihnya itu. (Eaaakkk, udah ngaku-ngaku aja lu, Sen. Wkwkwk).
"Menyerahlah. Aku tidak akan mengizinkanmu memiliki Rossanë." Morris menyunggingkan seringai tipis.
"Bukan kau yang memutuskan untukku menyerah atau tidak." Senri tetap mempertahankan senyum ramahnya walaupun hatinya kesal. "Selagi, Rose belum menolakku. Aku tidak akan menyerah."
Kedua pemuda itu menoleh kearah pintu yang terbuka lebar menampilkan seorang gadis manis bersurai pink lembung yang tengah memeluk lembar-lembar partitur didadanya. Sang gadis tampak terkejut ketika mendapati keduanya.
"Kak Morris, apa yang kakak lakukan disini?" Rose bertanya lembut. "Dan Senri juga." Lanjutnya sembari menunduk, menyembunyikan wajahnya dari tatapan Senri.
"Aku menjemputmu. Ini sudah malam, sebaiknya kau istirahat." Morris mendahului langkah Senri dan memblokir Rose dari pandangannya.
"Hum." Rose mengangguk. Perlahan dia mengangkat kepala dan mencuri lihat Senri yang berada dibelakang Morris. Senri tersenyum kala melihatnya. Senri menggunakan kekuatan esnya untuk membuat bentuk kalimat diudara yang meminta Rose untuk menemuinya ditaman samping sekolah yang ditanami bunga mawar. Rose menganggukan kepala.
Senri buru-buru menghilangkan esnya ketika melihat Morris menoleh dan memasang tampang lugu. Morris membawa Rose kekamarnya yang berada diasrama perempuan. Senri hanya melambaikan tangan dan mengucapkan selamat malam pada kedua kakak beradik tersebut lalu setelahnya dia berjalan menuju taman dan menunggu kedatangan sang gadis pujaan.
Setengah jam menunggu, akhirnya Senri dapat melihat kedatangan Rose. Senri menggelengkan kepala kala melihat sang gadis hanya menggunakan piyama lengan pendek. Senri mempersilahkan Rose untuk duduk dan menetralkan napasnya. Sang gadis pasti telah berlari dari asramanya.
"A-apa kau sudah lama menunggu, Senri?" Rose bertanya disela dirinya menarik napas. Senri menggelengkan kepala sambil tersenyum. Dia melepaskan jas seragamnya dan menyampirkannya dibahu Rose.
"Aku akan menunggumu selama apapun itu."
Rose menarik sisi jas seragam Senri dibahunya. Wajahnya dia tundukan untuk menyembunyikan rona merah yang tercetak dikedua pipinya. Senri mengusap kepala Rose pelan.
"Maaf memintamu menemuiku dijam begini." Senri merapatkan jas seragamnya ditubuh Rose. Dia tidak mau membuat sang gadis kedinginan. Rose menggelengkan kepala tanda dia tak keberatan. Senri tersenyum melihatnya. "Apa ini juga pengaruh kekuatanmu?"
Rose mengangkat kepalanya dan menatap Senri. Manik gadis itu memancarkan perasaan bingung, takuk dan berharap. Rose sendiri tahu jika perasaan Senri tulus padanya, tapi dia teap menyangkal hal itu karena takut. Rose menunduk dan menggeleng.
"Aku tidak tahu." Sang gadis berucap lirih. Senri menepuk bahu sang gadis pelan lalu membawa tubuh itu kedalam pelukkannya.
"Aku tidak memaksamu untuk menerimaku. Tapi setidaknya, jangan lari dari perasaanmu sendiri." Senri mengakhiri kalimatnya dengan ciuman dipuncak kepala Rose.
Keduanya tahu, perasaan mereka sama namun ada hal lain yang masih menghalangi keduanya untuk bersama. Sampai hal itu dapat dipecahkan, Senri tidak akan pernah meninggalkan gadis didalam dekapannya itu.
Yo yo yo, Sna balik lagi. Hohoho......
Ini cerita ke-3 buat drabble phandyn. Semoga suka ya...
Hehehe... dan maaf kalo sifat Morris sama Rose ga sesuai ya /*nyengir
Video diatas cuman pemanis.
Bantu saran dan kritikannya ya. Makasih :*
Salam sayang, Sna.
YOU ARE READING
Cloud - Sound of Love
FantasySummer, Winter, Autumn, Spring. The Season of Love Asam, Manis, Pahit, Senang, Sedih, Kecewa dan lainnya. Semua kejadian yang mewarnai perjalanan kisah cinta. ~~~~ *** ~~~~ Phandyn © @Veils_ Story © @ArcDarking Ket : Oc yang bukan milik, pemiliknya...