Pairing Anh Va X Nine Francisco
Genre : Romance and sweet moment
Semburat jingga menghiasi langit sore di ufuk timur. Angin semilir berhembus membawa bisikan malam yang sebentar lagi menjemput. Di halaman samping gedung sekolah terlihat seorang gadis tengah duduk santai di cabang pohon.
Kakinya bergoyang menjuntai ke bawah. Tangannya memainkan sebuah rubik dengan lihai. Benda berbentuk kubus itu mengeluarkan suara ketika susunannya tepat pada tempatmya. Anh Va tenggelam dalam dunianya sendiri tanpa perduli keadaan disekitarannya.
Keadaan di halaman sekitar pohon tempat Anh Va tersebut tengah sibuk. Beberapa siswa berbeda seragam terlihat tengah asik bercengkrama satu sama lain.
Dari balik jendela Nine memperhatikan gadis itu dengan sebatang rokok bertengger pada bibirnya. Wakil kepala sekolah itu berbalik ketika seorang guru dari cabang sekolah lain bersuara.
"Sedang memperhatikan sesuatu, Mr. Francisco?" Wanita bermanik rubi bertanya dengan senyum ramah dan ikut memperhatikan ke arah mana pandangan Nine.
Altissia Zytphen, salah satu guru yang mengajar di Phandyn Academy cabang Puerto Rico yang tengah mengadakan study tour.
Nine hanya menyunggingkan seringai dan mendekat pada Altissia.
"Untuk apa memperhatikan yang lain jika ada wanita cantik di sini." Wakil kepala cabang Maksiko itu lalu meraih rambut Altissia lalu menciumnya tanpa memperhatikan aura gelap dari dibelakangnya. Jiwa nakal Nine tidak pernah hilang dari dirinya.
"Berhenti mengganggu milik orang lain, Paimon." Maver Rairnso berkata datar dengan tangan memegang cangkir teh.
Kepala sekolah cabang Puerto Rico terlihat santai duduk di sofa yang berhadapan dengan Jazzon—kepala sekolah cabang Meksiko, namun tengah menguarkan aura gelap karena miliknya diganggu. Altissia tertawa pelan dibalik tangan yang menutupi bibirnya.
"Oh, salahku. Aku tidak bisa menahan diri jika ada wanita cantik disekitaranku." Nine menyunggingkan seringaian mengejek untuk menggoda Maver.
Setelah puas menggoda Maver, Nine kembali melihat keluar jendela dan mendapati dahan tempat Anh Va duduk telah kosong. Kening Nine berkerut samar namun tidak terlalu kentara.
~
Petang tiba dan langit mulai gelap. Nine menyusuri koridor menuju atap di mana tempat biasanya sosok yang tengah dia cari berada. Pintu menuju atap terbuka dan Nine tidak mendapati siapapun berada di sana. Namun Nine dapat merasakan hawa kehadiran gadis itu.
Nine merogoh saku celana untuk mengambil bungkus rokok lalu menyulutnya. Asap rokok seketika memenuhi udara. Nine menghilang dan muncul di atap, tepat berdiri di belakang Anh Va yang tengah duduk bersila.
Anh Va mendongak ke belakang untuk melihat siapa gerangan yang berdiri dibelakangnya lalu mengerutkan hidung setelah tahu.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Nine bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari batang rokok yang tengah dia hisap.
"Menunggu kembang api." Anh Va menjawab singkat dan kembali fokus pada rubik yang ada di tangannya.
Nine melirik dari ekor mata dan dapat melihat jika gadis itu masih kesal karena kalah dalam duel saat melawan siswa cabang Puerto Rico.
"Masih kesal karena kalah." Nine mengangkat tangan, pura-pura takut karena Anh Va menatapnya tajam. Nine menghela napas. "Kau ceroboh dan cepat emosi." Nine mengabaikan tatapan tajam yang Anh va berikan. "Fokusmu cepat sekali hilang. Dan menyerang secara brutal tanpa melihat pola serangan lawan sama saja bunuh diri." Nine menghisap rokok setelah selesai mengkritik cara bertarung Anh Va.
Tidak ingin mendengar kritikan Nine lebih lanjut, Anh Va memilih pergi karena emosinya masih membara seperti lava. Dia tidak ingin melampiaskan kekesalannya kepada Nine.
Anh Va berdiri namun langkahnya terhenti karena suara ledakan lalu percikan kembang api menghiasi langit malam. Nine membuang puntung rokok lalu melangkah mendekati posisi Anh Va. Pria itu menepuk bahu Anh Va dan membuatnya menoleh.
Mata Anh Va membulat karena bibirnya menyentuh bibir Nine katika dia menoleh. Anh Va mengerjap dan terkesiap ketika Nine menarik tengkuknya. Kembang api meledak dan memenuhi langit di atas keduanya. Ciuman Nine terasa seperti rokok, manis dan pedas secara bersamaan.
Fin.
Nine Francisco ©
Anh Va © @mine
Phandyn Academy© @phandyn
YOU ARE READING
Cloud - Sound of Love
FantastikSummer, Winter, Autumn, Spring. The Season of Love Asam, Manis, Pahit, Senang, Sedih, Kecewa dan lainnya. Semua kejadian yang mewarnai perjalanan kisah cinta. ~~~~ *** ~~~~ Phandyn © @Veils_ Story © @ArcDarking Ket : Oc yang bukan milik, pemiliknya...