Murid Baru

19 2 0
                                    

Matematika, momok menyeramkan yang membuat suasana kelas di pagi hari hening seketika saat, mata pelajaran favoritku itu di jadikan sebagai ajang pencarian nilai oleh Pak Arya, guru tertampan di sekolah ku.
Pak Arya memang guru yang di sukai banyak siswa apalagi siswa perempuan, tapi saat tes papan tulis di adakan Pak Arya secara mendadak, semua siswa perempuan merasa menyesal telah menyukai Pak Arya.

Bel sekolah ala bandara telah berbunyi, seketika semua teman kelas ku berdoa agar Pak Arya mendadak sakit, Punya Urusan Luar dll. Tapi Kehendak berkata lain, Pak Arya masuk ke kelas kami tanpa membawa buku dan hanya membawa 2 spidol papan tulis, tanda bahwa Pak Arya akan mengadakan tes papan tulis.

"Selamat Pagi Anak-anak, kalian sudah siap?" kalimat itu sontak membuat semua siswa di dalam kelasku tegas berkata "TIDAK PAKKKK!!" dengan alasan yang bermacam-macam agar tes papan tulis itu di batalkan.

" Wahhh sayang sekali kalau kalian tidak siap, padahal ada murid baru yang akan masuk di kelas kalian, tapi karena kalian tidak siap bapak akan masukan di kelas sebelah saja ya?" Kata Pak Arya sambil tersenyum.

Kami pun kaget, Clay tampak semangat mendengar kata murid baru.

" Hahhh anak baru pak?, wahhh kalau itu kami siap selalu pak apalagi kalau, murid barunya cowok Pak, iyakan teman-teman?" semua siswi di kelas ku tampak setuju tapi tidak dengan Clay.

Aku justry acuh tak acuh dengan hal-hal seperti itu.
" Oh ya sudah, Keneth silahkan masuk" Kata Pak Arya mempersilahkan siswa bernama Keneth itu masuk,ternyata lelaki bernama Keneth itu sudah dari tadi berdiri sendri, tapi kami semua tidak memperhatikannya karena di sibukan dengan Matematika, dengan langkah perlahan ia memasuki ruang kelas kami, dengan seragam rapi plus dasi, yang membuatnya terlihat lumayan tampan.

"Baiklah Keneth, silahkan perkenalkan dirimu ke teman-teman" sambung Pak Arya.

"Halo teman-teman, perkenalkan namaku Keneth Liam Ovit, senang berkenalan denga kalian" Ucap Keneth ramah.

Tidak usah di tanya lagi bagimana respon semua siswi di kelasku, mereka tampak berteriak seperti berada di konser. Dan sebagian siswa laki-laki menatap Keneth sinis karena bagi mereka, itu adalah ancaman karena ke tampanan mereka bergeser satu level.

" Oke keneth kamu bisa duduk di belakang Audry yang bangku kososong itu" Ucap Pak Arya. Keneth menundukan kepalanya sopan tanda berterimakasih kepada Pak Arya.

Keneth melangkahkan kakinya menuju bangku yang berada tepat di belakang ku, bangku itu baru 3 hari lalu kosong, karena salah satu temanku pindah sekolah karena orang tuanya, pindah dinas.
Aku tak begitu memperhatikan kenth saat berjalan menuju bangku di belakang ku, aku hanya melirik langkah kakinya, aku kaget saat dia berdiri tepat di samping mejaku, sambil mengayunkan tangannya tanda ingin bersalaman dengan ku.

" Hai, Aku kenth, nama kamu siapa?" Sedikit Kaget, lontas aku mendongakan kepala ku dan membalas tangan itu

" Haai namaku Audry, salam kenal ya" Ucapku Lugas, tanpa terbata-bata.

Keneth tampak senyum dan mengeluarkan lesung pipinya, yang sontak membuat para wanita-wanita berteriak kencang, seakan-akan mereka lupa kalau pak Arya masih berada di depan kelas.

" Ya sudah-sudah mohon tenang, kalian bisa melanjutkannya nanti, berhubung bapak akan mengikuti rapat di luar daerah selama 2 minggu, Bapak akan membentuk kelompok untuk mengerjakan beberapa tugas " Ujar Pak Arya, yang membuat kami merasa lega.

Pak Arya membagu kami kedalam beberapa kelompok, yang beranggotakan 2 orang, dan sialnya aku tidak bersama dalam kelompok dengan clay. Kami berpelukan merasa sedih karena tidak satu kelompok, kami memang tidak bisa di pisahkan, semua siswa di sekolah ini juga mengatakan kami adalah anak kembar, karena kami selalu bersama-sama.

"Clay, kamu satu kelompok sama Kenth ya, dan tolong bantu dia jika dia merasa kesusahan" Ucap Pak Arya.
Kalimat itu sontak membuat siswi dikelas ku protes kepada Pak Arya karena tidak satu kelompok dengan kenth.

"Siap deh pak, gampang itu lah" Balas clay.

Setelah membagi kami dalam beberapa kelompok, Pak Arya pamit meninggalkan kami.

Kami bersantai santai dan bersenang-senang karena entah juga karena kebetulan Bu Ani guru Biologi, Dan Pak Frans Guru Kesenian sedang sakit dan jam pelajaran kami hanya di isi oleh Pak deve guru mata pelajaran olahraga di jam terakhir.
Semua siswa di kelasku termasuk aku memilih untu melakukan kegiatan masing-masing, ada yang memilih ke perpus untu membaca novel mendengarkan musik, atau asyik berkenalan dengan keneth.
Aku fikir Clay akan memilih berkenalan lebih jauh dengan Keneth tapi ternyata dia lebih memilih untuk tidur, aku tahu Clay pasti kurang tidur, karena dia lembur semalaman mendalami ilmu matematika, hal itulah yang membuat clay menjadi peringkat 1 di kelasku.
Dan aku memilih aktifitasku sendiri, yaitu mendengarkan lagu favoritku dan berkaraoke ria di belakang kelas.

" Dancing on the hood in the middle of the woods. On an old Mustang, where we sangSongs with all our childhood friendsAnd it went like this, say. Oops I got 99 problems singing bye, bye, byeHold up, if you wanna go and take a ride with meBetter hit me, baby, one more timePaint a picture for you and meOn the days when we were young, uhSinging at the top of both our lungsOn the day we fell in loveOn the day we fell in love ...."Anne Marie 2002.

Samar-samar aku mendengar seseorang ikut bernyanyi, tapi tak begitu jelas karena aku meninggikan volume lagu itu di telingaku lewat headset tanpa memedulikan siapapun. Aku hanya berfikir bahwa suara itu adalah Delen ketua kelas tampan di kelasku.

Forgot Where I WasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang