Part 2

13.9K 444 0
                                    

Bukan tidak sakit, bukan juga tidak terluka, dan bukan tak sedih melainkan Risa hanya menjalankan janjinya pada mendiang sang ayah. Jika dia tidak akan sampai berakhir di pengadilan. Sebesar apapun masalah, dia tidak akan menginjakkan kakinya di pengadilan.

Selama ini menutupi apa yang terjadi pada rumah tangganya, adalah caranya agar kedua orang tuanya tidak mengkhawatirkannya. Hingga sampai mereka tutup usia pun, tanpa tahu jika rumah tangganya tidak baik-baik saja.

Dia lebih baik memendam semua perasaan di hatinya dan memilih tetap bertahan walaupun sakit.

"Kenapa aku bisa seyakin itu jika Theo akan berubah?" tanya Risa pada dirinya sendiri saat mencuci pakaian suaminya.

"Apa aku pantas berharap bisa di cintai sehebat masa lalunya?" tanya Risa lagi dengan melamun panjang.

Awal pernikahan, Risa merasa frustasi selalu menangisi kondisi pernikahan yang jauh dari bayangannya. Tidak pernah menyangka jika rumah tangganya berakhir seperti ini.

Berpikir akan bahagia memiliki suami yang pekerja keras dan berparas tampan. Sampai banyak teman-temannya yang merasa iri dengan kehidupannya dan memiliki suami sempurna seperti Theo.

Tidak seindah yang dilihat orang, di dalam rumah tangga hanya dia yang menganggap Theo suaminya dan Theo sendiri tidak menganggapnya sebagai istri.

Sikapnya bertolak belakang dan bahkan tidak memperlihatkan sedikitpun rasa sayangnya selama pernikahan.

TIM PEMASARAN 🤸

Anggi:
Black style gaada obatnya😭😭

Bella:
Tidk baik untuk jantung🙏☺️

Dinda:
Kasian Pak Theo ga pernah jelek💐😿🌹

Caca:
Pingsann guwehh😭

Arumi:
GABISAA INI GANTENG BANGETTT

Karin:
Sudah ganteng dari lahir,,pake baju apa aja ttp ganteng ❤️

Mila:
Cuma beda 11 thun gapapa lahh

Agung:
Titik insecure gua ketika ngeliat atasan sendiri:(

Grup WhatsApp kantor ricuh dengan kedatangan atasan mereka yang baru saja datang ke kantor. Anak pertama pewaris semua perusahaan yang memiliki cabang di setiap kota itu .

Kekayaan yang sudah tidak bisa terhitung itu, tidak membuatnya malas bekerja. Sibuk bekerja di cabang luar negeri tapi mengharuskannya pulang, memegang penuh perusahaan mendiang orang tuanya.

"Pesona pria matang emang meresahkan kaum generasi muda kek kita," ucap Bella memuji fisik dari atasannya.

"Suaranya itu loh bikin salah fokus kalau lagi rapat. Gimana ya ngejelasinnya," ucap Dinda lebih tergoda dengan suara Theo yang memiliki ciri khas tersendiri.

"Dalem banget. Cocok buat nemenin tidur, bisa tidur nyenyak tiap malem denger suara Pak Theo." Kata Anggi yang kecanduan akan suara Theo yang berat.

"Bener banget. Kirain cuman aku doang yang selalu gagal fokus kalau lagi rapat. Selalu nunggu dia ngomong," ucap Caca yang ikut merasakan apa yang semua orang rasakan ketika mendengar suara Theo.

Para pegawai laki-laki hanya bisa menghela nafas berat, karena rekan kerjanya terus menerus memuji ketampanan atasan mereka.

Meskipun, fisiknya yang sempurna dambaan setiap wanita, tapi Theo sosok pemimpin yang berwibawa juga tegas. Ia tak segan mengkritik pengeluaran keuangan yang membengkak dan mempertanyakan kenapa bisa keuangan sampai merosot.

Theo yang lebih tegas dari mendiang ayahnya dan disiplin garis keras, membuat bawahannya ketar ketir. Mereka di beri tugas yang banyak untuk memperbaiki perusahaan yang di ambang kebangkrutan itu.

Perusahaan cabang utama bisa-bisanya banyak tikus di dalamnya, tikus itu tak segan Theo buang tanpa toleransi lagi.

☘️☘️☘️

Risa memang tidak tahu sepopuler itu suaminya di kantor, tapi dia yakin jika banyak gadis yang mendambakan suaminya. Isu perceraian juga tersebar di perusahaannya, karena Theo selama ini tidak pernah memakai cincin pernikahan.

Sejak pernikahan, Theo memang tidak memakainya dan tidak seperti pasangan pengantin baru. Mereka tidak pernah sekalipun menghabiskan waktu bersama.

"Sebenarnya, apa yang dia cari lagi. Apa dia akan menimbun uang di Bank." Gerutu Marvin ketika kakaknya selalu lembur.

"Mungkin, ada pekerjaan yang tidak bisa Kakakmu tinggalkan. Kamu juga tahu dia sangat sibuk dan gila kerja, tidak semudah itu ia meninggalkan kebiasaannya yang sudah mendarah daging dalam dirinya ." Jelas Risa yang selalu mencoba agar Marvin tidak sampai membenci kakaknya.

"Ini sudah kelewatan. Sebenarnya, sekarang sudah waktunya dia menikmati kebersamaan dengan keluarga, hari Minggu pun dia tetap masuk. Aku tidak tahu isi otaknya itu apa, bisa-bisanya segila itu pada pekerjaan." Ungkap Marvin sambil melahap makan malamnya.

"Apa dia seperti ini saat menikah dengan mantan istrinya dulu?" tanya Risa sampai membuat pemuda itu tersedak saat mendengarnya.

Risa dengan cepat memberinya segelas air putih, kenapa bisa Marvin terkejut mendengar pertanyaannya. Pemuda tampan itu menatap kakak iparnya yang bertanya di luar perkiraannya.

"Serius mau tahu?" tanya Marvin yang seperti enggan untuk menceritakannya.

"Hmm," gumam Risa dengan menikmati makan malamnya.

"Kamu jangan marah, harus janji padaku setelah mendengarnya kamu tidak marah atau kesal." Pinta Marvin sudah memberikan peringatan.

"Oke, tenang aja." Kata Risa sekian lama akhirnya dia bertanya hal itu pada Marvin.

"Dulu, Kakak tidak seperti ini. Dia Kakak yang bisa ku banggakan pada siapapun." Kata Marvin memulai ceritanya, tapi tidak menatap Risa yang duduk di hadapannya.

"Ayah dan Ibu menentang saat Kak Theo memutuskan untuk menikah muda, setelah lulus kuliah di luar negeri. Tapi, Ayah dan Ibu tidak bisa melihat putra kebanggaannya sedih, akhirnya setuju dengan pernikahan itu." Lanjut Marvin masih tak menatap kakak iparnya.

"Sepertinya, pernikahan tidak berjalan lancar, ketika si Salsa sialan itu menggugat cerai Kak Theo saat pernikahan baru satu tahun. Di saat itulah, aku tidak pernah melihat wajah yang sama lagi, aku kehilangan semua yang ada dalam diri Kak Theo." Ungkap Marvin menceritakan situasi dulu.

"Kak Theo sangat mencintai gadis itu, mungkin nyawa pun dia akan berikan jika itu perlu. Dia berperan menjadi Suami idaman semua wanita. Tapi, gadis itu menghancurkan kehidupan Kakakku sampai tak tersisa." Kata Marvin perlahan menatap kakak iparnya.

Ada raut wajah kesedihan mendalam dari tatapan Marvin yang berkaca-kaca. Sesuatu yang dia tahan selama ini untuk tidak di beritahu pada Risa kakak iparnya. Dia tak sanggup harus menceritakan tentang kakaknya dulu pada Risa.

Akan ada luka besar tergores di hati Risa dan Marvin mencoba untuk tidak menceritakannya. Tapi, Risa seperti siap mendengarkan semua ceritanya dan Marvin berharap Risa bisa mengembalikan sang kakak yang dulu.

Stuck In The Past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang