Besok PAT! Semangat!
.
Seminggu sudah berlalu, Yoongi masih memikirkan usaha bagaimana caranya agar mendapatkan ponsel Taehyung, tanpa mengubah suasana yang sudah nyaman menjadi kecanggungan luar biasa diantara keduanya.
Oh! Dan jangan lupa si Park sialan Jimin itu yang terus-terusan menagihnya, bahkan dia tidak segan-segan mempertanyakan kebecusan Yoongi dalam melakukan pengintaian itu.
Agak tersnggung sih memang, tapi Yoongi memilih untuk sabar dan menutup telinga, toh ia lakukan ini juga untuk Jimin, jika ia mau menggunakan jasa yoongi seharusnya Jimin mau menunggu.
Seminggu belakangan hubungan Taehyung dan Yoongi bisa dibilang sudah dekat, tidak seperti yang sebelumnya, candaan sering kali dilontarkan, Taehyung juga sering menggoda Yoongi dengan gombalan yang seharusnya ditujukan pada perempuan seumuran Taehyung, bukan laki-laki macam Yoongi.
.
Hari ini Yoongi ada kuliah siang, pukul sebelas dan kebetulan Taehyung baru pulang dari sekolah.
"Lho, udah pulang?"
"Hehe iya, tadi uas jadi pulangnya agak pagi. Kakak berangkat kuliah?"
"Ish, udah dibilang panggil Yoongi aja, geli tau panggil kakak, berasa tua," Yoongi terkekeh geli, menampilkan senyuman gusinya kemudian mengecek arloji yang melingkar di tangan kanannya.
"Iyanih, udah mau telat. Gue duluan," Yoongi menepuk pundak Taehyung.
"Hati-hati kak,"
"TAE!!" Taehyung hanya terkekeh melihat Yoongi yang memekik kesal dan kakinya yang dihentakkan ke tanah. Menurutnya itu sangat menggemaskan.
.
Brakk!
"Sebenernya apa sih yang lo kerjain dirumah hah? Lo sibuk beneran atau cuman alasan doang?" Yoongi hanya bisa membatin, udah bantet, banyak cingcong lagi.
Ya, tadi itu Park Jimin yang rela membuang tenaga dan membuat tangan bantetnya panas karena menggebrak meja dan memarahi Yoongi, singkatnya barusan Park Jimin melabrak Yoongi, Yoongi langsung tahu apa maksud bantet ini.
"Duduk." Yoongi berucap datar, Jimin yang merasa tidak dihargai karena malah disuruh duduk hanya mendengus kesal kemudian akhirnya juga duduk di depan si pucat Yoongi.
"Sekarang gue emang sibuk ngerevisi kerjaan anak jurnalis, kalo lo nggak mau nunggu gue, terserah, cari aja orang yang bisa ngabulin permintaan lo secepat yang lo minta," perkataan Yoongi membuat Jimin yang sedang menatapnya kesal meringsut karena ketakutan(?).
"Oke, gue maklumin, lo anak club jurnal, lo punya banyak kerjaan, belum jadwal kuliah. Tapi bisa nggak dalam seminggu ini, lo kerjain yang gue minta." tatapan Jimin melunak, Yoongi tahu benar Jimin adalah seorang yang baik, mungkin anak ini hanya ketinggian ego dan kekurangan kalsium itu saja.
"Gue usahain, gue cuman- gue bingung cara minjem hp Taehyung, secara gue cuman tetangganya, sedangkan lo- kalian udah deket," Yoongi mengutarakan kesulitan yang menghambatnya selama ini.
"Lo pasti bisa, alesan apa kek. Pinjem buat follow sosmed atau yang lain gitu. Plis, cuman lo harapan gue satu-satunya," Yoongi menatap Jimin yang memasang muka melasnya, yang menurut Yoongi, patut untuk dikasihani, setidaknya beri dia permen, mungkin bisa membuatnya bahagia.
"Hmm, ya ya. Yasudah, aku pulang dulu, ini bahkan sudah lewat jam makan malam." Yoongi meransel tasnya, kali ini dia meninggalkan laptopnya dirumah, mengistirahatkan benda persegi kotak itu sejenak setelah dipakai main game semalaman bersama si bontot Jungkook.
"Ya tungguin! Gue takut!" Jimin berlari menyusul Yoongi, meraih lengannya agar bisa berjalan bersama hingga keluar dari kampus yang auranya mendadak berubah mencekam.
.
"Baru pulang, Yoon?" Yoongi hanya mengangguk, dia lelah mendengar celotehan Park Jimin yang memekakan telinga.
"Tae, lo udah makan?" Taehyung menggeleng.
"Yaudah, sama," ketika hendak menutup pintu kosan, Taehyung menahan pintu dengan tubuhnya yang terhimpit daun pintu, seperti hendak memaksa masuk.
Jadilah, Yoongi yang terkejut dan Taehyung yang kesakitan saling menatap.
"Ayo makan diluar," Yoongi menggeleng.
"Lagi capek, kamu aja beliin makanan hehe," Yoongi melanjutkan sambil memberikan senyuman gusinya.
"I-ya udah, mana duitnya?" Taehyung mengatungkan tangan. Setelah menerima lembaran uang, Taehyung bertanya, "Kok banyak banget, mau dibeliin apa?"
"Totteboki, sama nasi goreng kimchi,"
"Oke, pintunya jangan dikunci, nanti biar gak ribet," Yoongi hanya mengangguk kemudian menutup pintunya setelah Taehyung pergi.
Yoongi segera mengambil handuk dan membersihkan badannya, usai mandi, Yoongi berbaring sejenak di kasurnya, sambil bertelanjang dada.
Eh ketiduran.
.
Taehyung barusaja turun dari kendaraannya, berkeliing komplek untuk mendapatkan apa yang Yoongi minta ternyata tidak semudah itu, dia beberapa kali tersesat karena belum mengingat betul jalanan disekitar sini.
Tapi utungnya kerja keras Taehyung terbayarkan karena mendapat Totteboki gratis dari penjualnya. Saat Taehyung tanya kenapa kok dikasih dua padahal dia cuma memesan satu dan itu untuk Yoongi, kata penjualnya : "Nggak papa, karena kamu ganteng aku kasih kamu satu lagi," Taehyung hampir saja menampar perempuan berapron kotak-kotak a.k.a penjual totteboki tadi dengan sendal karena memasang wajah yang menggelikan dimata Taehyung.
"Yoongi-hyung-" Taehyung terkaget menatap Yoongi yang topless berbaring terlentang ditengah kasur.
"Astaga," Taehyung menyadarkan dirinya dengan rapalan, kau lurus, kau lurus dalam hatinya, tapi tidak bisa dipungkiri tubuh putih polos milik Yoongi memang menggoda.
Dengan berani Taehyung berjalan mendekat. "Yoon, Kak Yoongi, bangun makanannya udah dateng,"
"Emmhh~, eh gue ketiduran ya?" Taehyung terkekeh mengusap puncak kepala Yoongi kemudian memberinya baju.
"Makan dulu, nanti tidurnya dilanjutin,"
"Kok dua?"
"Rejeki,"
Mereka pun makan dengan candaan yang sesekali keluar dari bibir masing-masing.
.
800yey
KAMU SEDANG MEMBACA
Hacker - [TAEGI]✔
Short Story[REPUBLISH] Ceritanya sih klise, hanya seorang hacker yang dimintai bantuan temannya untuk mengintai orang yang disukainya. itu saja. tapi siapa tahu kisah selanjutnya? [COMPLETE]