Aku menunggu di sudut stasiun. Hanya bunyi kereta dan rintik hujan yang sedikit membuat ku cukup senang, bunyinya seperti alunan sebuah melodi. Waktu menunjukkan jam 15:54 sore. Aku kemudian memasuki kereta tujuan Tanah Abang.
Pada hari yang dijanjikan dengan Desi, mulai turun hujan selepas tengah hari. Terlihat dari jendela kereta tangisan burung yang berdiri di dekat tiang listrik. Aku pun memilih berdiri dari tempat dudukku untuk melihat pemandangan di luar.
(Flashback)
Satu tahun setelah aku pindah ke jakarta, Desi pindah ke kelas yang sama. Kami, yang masih kecil dan sering sakit-sakitan pada waktu itu lebih suka ke perpustakaan daripada ke tempat bermain. Itulah mengapa kita secara alami menjadi teman. Karena hal itu kita digoda oleh teman-teman kelas. Tapi, anehnya ketika kita bersama, kita tidak begitu merisaukan hal-hal tersebut.Kami akhirnya memulai perjalanan pulang pergi ke SMP yang sama.
"Kami akan bersama dari saat itu". Untuk beberapa alasan ,itu yang kupikir.
(Kembali seperti awal cerita)
"Stasiun terminal Tanah Abang,Tanah Abang. Para penumpang dipersilahkan turun. Silahkan lanjutkan perjalanan anda". Suara pemberitahuan kereta berbunyi.Setelah keluar dari kereta, aku menuruni tangga dan melewati beberapa kerumunan orang. Kereta yang harus ku ikuti selanjutnya adalah tujuan Manggarai. Saat itu pertama kali aku datang ke stasiun kereta seorang diri. Itu juga saat pertama kali aku mengambil sendiri jalur kereta yang ingin ku ikuti. Kemudian aku memutuskan untuk pergi sebentar ke toilet.
Jantung ku berdetak cepat, aku akan bertemu Desi setelah ini.
Kemudian setelah kembali dari toilet akhirnya aku memasuki kereta tujuan Manggarai."Kita akan segera tiba di Stasiun Manggarai. Pada Stasiun Manggarai, kita akan menunggu kereta ekspress." Pemberitahuan berbunyi dalam kereta.
Kemudian kereta tiba di Stasiun Manggarai. Suhunya mulai dingin di luar, aku mulai melangkahkan kakiku ke luar.
"Untuk menunggu kedatangan kereta ekspress, kereta ini akan berhenti disini empat menit, penumpang yang tergesa untuk ke Cikarang dan Bekasi disarankan untuk....." Pemberitahuan lagi.
Kurang lebih sudah 5 pemberitahuan yang kudengar hari ini. Aku memutuskan untuk membaca buku yang kubawa dari rumah sambil berdiri. Langit-langit waktu itu sedang melukiskan warna orange pada dirinya.
.............................
.........................................................
............................
Sialan!. Ini terlalu lama. Langit-langit yang tadi mulai kehabisan energi. Rintik-rintik hujan itu pun berhenti. Waktu mulai melakukan kuasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Mawar
Teen FictionArvin dan Desi terpaksa harus berpisah setelah Upacara Kelulusan SMA. Hanya surat-surat yang menjadi cara mereka berbicara. Lama kelamaan akhirnya surat-surat itu menghilang dengan tiupan angin di musim hujan. Namun takdir berkata lain. Arvin harus...