part 1

145 6 3
                                    

🍃"Tak ada sebuah malam atau masalah yang bisa mengalahkan cahaya mentari pagi dan sebuah harapan"🍃

Angin pagi mulai menyentuh seluruh desa dikala pagi menyapa. Di barat sana matahari pun tak mau kalah, si raja pagi itupun mulai mamancarkan sinarnya, lemah lembut belaian angin pagi semakin terasa, membuat langkah kaki gadis itu semakin cepat membelah bumi.

Burung-burung pun kian menari kesana sini, seolah memberi kabar tentang kebahagiaannya akan hari ini, cicitan burung tersebut sangatlah merdu yang menghiasi pagi, memberi semangat tersendiri bagi para Patani yang sudah mulai menanam padi di sawah.

Gadis itu kembali membelah jalanan dengan sepedanya, ia menelusuri rumah-rumah penduduk yang berbaris rapi, semua orang tengah sibuk melakukan aktivitas di pagi hari, ada yang sedang menyapu halaman, mengantarkan anaknya ke sekolah,ada yang berpamitan dengan istri ketika hendak bekerja,huuu romantis bukan? Bahkan ada juga yang memilih untuk tetap terlelap dalam tidurnya, sebenarnya tidur pagi itu tidak baik untuk kesehatan.

Sering tidur di pagi hari dan tidak cukup tidur dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti serangan jantung dan stroke.

Dalam agama pun juga melarang tidur di pagi hari

Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barokah (banyak kebaikan)." (Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah)

Tetapi keindahan pagi tak berlangsung lama, langit seketika berubah menjadi gelap, matahari tak lagi menampakkan senyum indahnya, ia bersembunyi malu di balik hitam nya awan, keadaan langit menunjukkan bahwa ia hendak menurunkan butir-butir air dari tubuhnya

gadis tersebut mempercepat gerakkannya, ia mengayuh sepeda dengan sepenuh tenaga berharap butir air hujan tak membasahi tubuhnya.

Pukul 07.00 wib ia sudah sampai disekolah, sebuah sekolah negeri yang berada di atas bukit yang mengisahkan suasana dingin serta memberikan pemandangan yang indah,dari bukit sekolah bisa terlihat semua sudut desa

Digerbang sekolah ia tak melihat seorang pun , penjaga sekolah juga belum ia lihat di posko keamanan

"mungkin beliau sedang membersihkan perkarangan sekolah"gumamnya

gadis berkacamata yang memakai tas biru, sepatu hitam tersebut mencoba duduk dikursi taman sembari membaca novel kesayangannya.

Ternyata hari tak jadi hujan, nyatanya langit hanya mencoba menakuti gadis tersebut,tapi sisi positif nya ia paling pagi datang ke sekolah hari ini.

Setelah 30 menit duduk sembari membaca, tiba-tiba seseorang memukul pundaknya

"assalamualaikum naila, sendirian aja" suara itu terdengar begema seperti dua orang yang berbicara hampir bersamaan.

An Naila Alfhatunnisa hamid , gadis mungil berparas cantik dengan tinggi kira kira 152 cm itu lahir pada tanggal 28 Oktober 2000. anak tunggal dari pasangan bapak Burhanuddin Hamid dengan ibu Syafa ardillah

Naila menjawab sapaan pagi tersebut dengan ekspresi sedikit kaget

"eh kalian sahabat unyu-unyuku, waalaikumsalam..iyeee aku lagi sendirian,
kan lagi nungguin kalian"

An-NailaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang