"Aku pulang"
Padahal jam sudah menunjukkan pukul 20.30 tapi gadis kecil ini baru pulang dari sekolahnya. Pasalnya dia ada kerja kelompok dirumah Risa dan mampir dulu ke toko buku untuk membeli novel pesanan Risa. Maklumlah, rumah Risa jauh dari toko buku itu sehingga ia menitipkannya pada Kinaya yang rumahnya searah dengan toko buku tersebut.
"Kok sepi, mama dimana?"
Priankkkk..... suara gelas pecah yang terdengar dari sudut ruang keluarga, Kinaya langsung saja menghampiri suara pecahan itu.
"Pa yang tenang pa" terdengar suara lembut wanita setengah baya yang tengah menenangkan suaminya itu. Kinaya masih berada dibalik pintu, ia tau bahwa papanya sedang marah besar. Ia tak berani menampakan wajahnya disaat seperti ini.
"Bagaimana Papa bisa tenang ma, perusahaan yang papa bina selama bertahun-tahun harus hancur seketika. Kita bangkrut ma, bangkrut."
"Apa maksud papa?"
"Proyek yang sedang papa jalankan tiba-tiba dibatalkan secara sepihak, papa sudah kehilangan banyak uang dalam proyek ini. Sekarang perusahaan papa sudah hancur, kita akan jatuh miskin"
Kinaya sangat terkejut dengan apa yang dibicarakan orang tuanya, bagaimana bisa perusahaan papanya bangkrut, lalu bagaimana caranya dia akan melanjutkan sekolahnya, apalagi dia baru kelas 11, masih panjang baginya untuk menempuh pendidikan. Belum lagi biaya di SMA Pelita sangatlah mahal.
"Yang sabar pa, kita pasti bisa melalui semua ini"
Terlihat papa dan mama Kinaya berpelukan dengan penuh kesedihan tapi tiba-tiba,
Brakkkkk
Kini papa Kinaya tergeletak dilantai dengan napas yang terengah-engah.
"Papa" Kinaya langsung lari menghampiri papanya yang tergeletak. Dengan cepat papanya harus dilarikan ke rumah sakit.
***
"Selamat malam Yosa" suara berat laki-laki yang kini berada di depan yosa.
"Nyatanya, lo berani juga dateng kesini sendirian, nggak nyangka gue segitu takutnya lo kehilangan temen lo" sambungnya
"Mana Iggy?"
"Nyantai dulu lah, sambil nunggu temen lo yang cupu itu kehabisan napas.. hahaha" laki-laki itu tertawa sekeras-kerasnya bersama teman-teman satu geng nya.
Yosa tidak langsung menghajar orang didepannya itu. Dia tetap tenang meski tau kalau temannya dalam bahaya, Yosa memang seperti itu, segenting apapun keadaannya, ia tak akan menampakan wajah cemasnya.
"Lo nggak berubah ya Fer, dari dulu sampai sekarang tetep aja bego. Nggak ada berubahnya." dengan bibirnya yang terangkat sebelah sehingga membuat rivalnya itu meluap emosinya.
"Lo cari masalah sama gue, artinya lo cari mati" tegas Yosa
"Whahahaha.... nggak salah lo ngomong gitu_-"
Brummm.. brumm...brummm
Belum selesai lelaki itu bicara, datanglah bala bantuan yang tak lain adalah Reno dan gerombolannya itu.
*flashback on
"Anjing tu anak, kagak diajak gua. Nggak tau apa tangan gue udah gatel"
"Kemana,?"
"TAWURAN"
Reno yang mengetahui kalau sahabatnya itu pasti datang ketempat biasa geng mereka tawuran dengan musuh bebuyutan mereka. Reno langsung menelpon teman-temannya untuk memberi bala bantuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zii_Jack
Novela Juvenil"Kenapa tadi ngelakuin ini sih?" "Setiap orang punya caranya sendiri untuk menunjukkan isi hatinya. Gue cuma mau lo ngelihat gue sebagai orang yang bisa ngelindungin lo. Orang yang bisa ngejaga lo. Nggak ada orang yang boleh nyakitin lo kecuali gue...