"Berhenti ketawa, Yah..."
Lagi, Donghyun merasa Ayahnya itu sangat menyebalkan. Disaat dirinya sedang menahan malu untuk menceritakan apa yang terjadi kemarin dengan Joochan, ia malah ditertawakan oleh sang Ayah.
Huh, memangnya ceritanya itu lelucon apa?
Padahal kan, setidaknya Ayahnya itu meresponnya dengan bijak. Bukan bercanda seperti ini.
"Oke, Ayah berhenti. Tapi hey, itu lucu sekali kenapa dia bisa mengatakan hal itu kepadamu?"
Saat sang Ayang mengatakannya, bisa dipastikan Donghyun mendengus pelan. Pasalnya, sang Ayah masih membuatnya jengkel dengan masih menertawakannya meskipun tidak sekeras sebelumnya.
"Yah, dia mengejekku. Dia mengatakan aku sipit, pendek, dan tukang merajuk. Dimana letak lucunya sih?" ujar Donghyun sambil mencebikkan bibirnya.
"Ekspresimu itu memang menggemaskan."
"Hentikan! Aku seriusan, nggak ngerti kenapa harus ada orang idiot seperti dia, Yah?"
Suara Donghyun terdengar sedikit frustasi menanggapi respon sang Ayah.
"Karna hidupmu monoton, jadi harus ada seseorang yang merubah itu."
Heol,
Yang benar saja. Hidupnya memang monoton tapi yang merubahnya tidak harus orang idiot seperti Joochan kan?
"Apakah Ayah merasa nggak tersinggung?"
"Kenapa Ayah yang harus tersinggung?"
Sabar Kim Donghyun...
Sosok lelaki setengah paruh baya dihadapanmu itu memang terkadang bisa membuat darahmu naik mendadak.
Kenapa ia harus memiliki Ayah seperti Kim Sunggyu sih?
"Mata sipitku, pendekku itu kan dari Ayah. Itu sama aja dia ngatain Ayah juga..." ucap Donghyun sedikit sarkas.
"...dan juga apakah ibu tukang merajuk?" ujarnya lanjut sambil menatap muka Ayahnya takut-takut.
Takut Ayahnya tersinggung. Karna belakangan beberapa hari ini mereka tidak membahas tentang mendiang ibunya.
"Sedikit..." jawaban sang Ayah yang sambil mengendikkan kedua bahunya membuat Donghyun menatapnya kesal.
"Ish, menyebalkan..."
.
.
."Kim Donghyun!"
Suara itu lagi, semenjak seseorang yang bernama Joochan dan sangat idiot itu selalu berada disekitarnya membuat seorang Kim Donghyun hatam akan pemilik suara yang sangat menyebalkan tersebut.
"Aku nggak mengatakan sedikitpun menyetujuimu untuk melakukan pendekatan itu ya!" perkataan Donghyun penuh penekanan, ia lelah harus seperti apa lagi memberitahu makhluk keras kepala seperti Joochan ini...
"Tidak masalah, karna aku nggak membutuhkan persetujuanmu, ㅡeum sayang?"
Plak
Tepat usai berkata dengan sangat percaya dirinya, Joochan mendapatkan berupa pukulan 'sayang' dari buku paket yang sekira tebalnya 100 halaman itu di kepalanya.
"ㅡAW! INI SANGAT SAKIT DONGHYUNIE!"
"Rasakan! Dan aku nggak peduli."
Donghyun berjalan kearah luar kelasnya.
Hey, ayolah. Seharusnya yang keluar dari kelasnya itu bukan dirinya melainkan Hong Joochan.
Donghyun pun menghentakan kakinya, lalu berjalan menuju kelas Bomin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah 2018: Siapa Takut Jatuh Cinta!
HumorHong Joochan tak pernah menyangka bahwa sosoknya yang sangat anti dengan cinta-cintaan harus rela menerima 'dare' sialan yang mengharuskan dirinya berurusan dengan Donghyun sang murid pintar tapi sangat di takuti tersebut. Berhasilkah Joochan menjal...