#1

158 11 0
                                    


Percaya dengan cinta pada pertemuan pertama tidak? Kalau iya, apa orang yang kamu cintai itu punya perasaan yang sama denganmu?

~•~•~•~

Seorang gadis berkulit kuning langsat turun dari kendaraan beroda empat. Senyum gadis itu merekah saat ia melihat bangunan tinggi berada di hadapan nya.

"Hei, kamu gak cium tangan mama nih?" ujar perempuan paruh baya yang adalah ibu dari gadis tadi.

Gadis itu tersadar dan segera mencium dengan tulus tangan ibu nya tersebut. "Hehe, iya mah maaf. Tadi kelupaan" gigi putih kelinci terlihat dari bibir gadis itu saat ia merekahkan senyum nya lagi.

"Alasan deh. Ya udah, sana kamu masuk. Langsung ke meja piket aja, ada Bu Ida udah nungguin kamu. Maaf ya mama gak bisa nganterin kamu ke dalam," suruh ibu dari gadis tersebut dengan wajah khas khawatir pada anaknya.

Maklum saja, ibu gadis ini bukanlah seperti ibu-ibu kebanyakan yang kerjanya hanya menjadi ibu rumah tangga yang mengurusi keperluan rumah tangga di rumah. Tapi ibu gadis ini adalah dokter spesialis gigi. Jadi, tidak punya waktu untuk mengantar anaknya ke dalam sekolah. Mengantarkan sampai depan gerbang saja termasuk maksimal soal memakan waktu.

"Iya siap. Aku bisa sendiri kok mah" ucap gadis itu meyakinkan ibunya.

"Mama duluan ya. Sekolah yang bener, jangan nakal. Dah sayang..." ibunya melambaikan tangan kearah anaknya.

"Iyaaa," tangan gadis itu juga melambaikan pada ibunya yang sudah melajukan mobilnya hingga tidak terlihat lagi ekor mobil ibunya tersebut.

Gadis itu membalikkan badannya mengarah pada bangunan yang ia senyumkan tadi. Siswa-siswi berlalu lalang memasuki gerbang sekolah.

Mimik muka gadis itu seketika berubah yang awalnya semangat menjadi malas. "Huh, males banget gue sekolah. Harusnya tadi gue pura-pura sakit," gerutu gadis itu.

"Meja piketnya dimana coba," protes gadis itu kecil setelah memasuki gerbang sekolah baru nya itu.

Hari ini memang hari pertama gadis itu ke sekolah barunya. Gadis itu dulu sekolah di Bandung dan sekarang dia bersekolah di Jakarta. SMA Bunga Bangsa sekaranglah ia bersekolah. Entah apa yang masuk ke dalam pikiran gadis itu. Tapi gadis itu sangatlah malas pergi sekolah saat ini. Sangat.

Setelah ia bertanya pada satpam sekolah dimana letak meja piketnya, ia segera mengikuti instruksi satpam tersebut. Dengan langkah yang sangat lamban ia berjalan menuju meja piket.

Terlihat perempuan paruh baya yang gadis itu duga adalah guru di sekolah Bunga Bangsa ini. Kepalanya celingak-celinguk sepertinya mencari seseorang.

Terlintas dipikiran gadis itu untuk bertanya dimana Bu Ida.

"Permisi, maaf bu. Saya sedang mencari Bu Ida. Bu Ida nya dimana ya?" Tanya gadis itu sesopan mungkin.

Guru itu menoleh kearah sumber suara. Matanya melihat sosok gadis cantik dengan rambut sebahu dengan poni tipis di dahinya. Ia melihat nametag gadis itu. Kayra Keyza Nadira.

"Eh, kamu toh yang namanya Kayra!"
Seru guru tersebut setengah bertanya. "Kalau kamu nyari Bu Ida, saya loh satu-satunya Bu Ida disini yang paling cantik," ucap guru yang bernama Bu ida ini memuji dirinya bangga.

"E, eh iya Bu. Saya Kayra murid baru kelas XI IPS," ucap gadis yang bernama Kayra ini memperkenalkan diri. Sebenarnya Kayra ingin tertawa melihat tingkah guru di hadapannya ini. Gaul menurutnya.

"Udah gede kamu ya sekarang. Tambah cantik aja kayak mamanya," Ya, memang Bu Ida ini adalah kenalan mamanya Kayra sekaligus sahabat SMP mama Kayra. Jadi, pantas saja jika ia sedikit lupa dengan Kayra kecil yang ia lihat dulu.

KayrakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang