"Di bawah hujan, tak sengaja ku mulai dekat denganmu.."~°~°~°~°~°~
Sebuah mobil berhenti tak jauh dari posisi Kayra berada. Sang pengemudi turun, membukakan pintu samping kursi pengemudi."Gc! Masuk!" Perintah pria bertubuh tinggi itu mendekati Kayra.
Kayra memundurkan satu kakinya, tak menyahut sang pengemudi.
Ia bingung dengan situasi saat ini, bingung harus mengiyakan atau tidak ajakan yang lebih seperti memerintah dari pria dihadapannya.
"Lo budek ya? Gue suruh masuk ya masuk!" desak pria itu lebih tegas.
"Gak, gak usah," tolak Kayra sedikit takut.
Sekarang ini Kayra sangat berada diambang kebingungan.
Apa ia harus menerima bantuan dari orang yang saat ini ia tak sukai?
Orang yang pernah membuat darah Kayra meninggi?
Orang yang sebenarnya ingin sekali ia habisi hingga lebur seperti nasi yg berubah menjadi bubur?!
Hujan mulai turun dengan derasnya, membuat seragam khas SMA pria itu basah, tak beda dengan seragam Kayra yang juga ikut basah akibat derasnya hujan.
Pria itu nampak kesal, ia telah kehilangan kesabaran karena Kayra yang masih saja enggan masuk ke dalam mobilnya.
Pria itu menarik lengan Kayra dengan kuat. Tak peduli Kayra yang merengek minta dilepaskan.
Lalu membawa Kayra ke dalam mobil, tepat di samping kursi pengemudi.
Ia mulai menjalankan mobilnya, meninggalkan tempat yang telah membuat kenangan tak terduga antara ia dan perempuan yang ia tolong.
-------
"Makasih," Kayra membuka topik pembicaraan, memecah keheningan di dalam mobil.
Tak ada balasan dari orang yang Kayra ajak bicara. Orang itu hanya diam, pandangannya fokus ke depan. Lebih ingin mengendarai mobil dengan fokus.
Kayra berdecak pelan. Cowok ini masih saja dengan sifat 'ngeselin' nya.
"Rakha? Telinga lo gak korengan kan?" tanya Kayra kesal merasa terkacangi.
Hanya balasan berupa hembusan nafas kasar yang keluar dari cowok di sebelahnya. A.k.a Rakha.
Kayra mulai terpancing suasana, tapi ia sadar diri. Jika karena bukan ia diberi tumpangan oleh Rakha, saat ini juga ia akan menjambak rambut Rakha hingga puas.
Atau membuat Rakha menjadi bubur.
Tapi tak bisa juga sih, jika Kayra tak diberi tumpangan oleh Rakha, ia juga tidak bisa bertemu dengan Rakha. Apalagi menjambak rambut cowok ngeselin ini.
Apalagi bubur, juga tak bisa.
Kayra lebih memilih mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Daripada menunggu sahutan dari Rakha yang tak pasti.
Dan... Suasana di dalam mobil kembali hening. Hanya terdengar suara desiran air hujan dari luar mobil.
Hingga sang pengemudi membuka suaranya.
"Lo tau nama gue dari mana?"
Kayra menolehkan kepalanya ke sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayrakha
Teen Fiction-𝚆𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚛𝚒𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗, 𝙺𝚊𝚢𝚛𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞, 𝚁𝚊𝚔𝚑𝚊 𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚗𝚢𝚊-