Jangan kepedean kalau dia
ngelihatin lo.
Dia ngelihatin lo karena
punya mata.~•~•~•~
Di malam terang yang hanya dibantu oleh cahaya sendu bulan serta beberapa lampu taman, terlihat seorang perempuan sedang duduk di sebuah kursi panjang yang disediakan di taman kompleks rumah barunya. Gadis itu menundukkan kepalanya, menutupi wajahnya dengan rambut sebahu yang ia miliki. Gadis itu adalah Kayra.
Tangannya saling bertautan kuat, menahan rasa dingin malam hari. Rambut sebahu yang digerainya hampir menutupi matanya. Matanya sembab, seperti habis menangis.
Ia membuka handphone miliknya, entah sudah berapa kali ia melihat foto dari layar benda tipis tersebut. Hingga membuat suara isakan keluar dari bibir Kayra lagi.
"Hiks..." Kayra memejamkan kedua matanya, matanya terasa panas. "Ayah...." satu kata keluar dari mulut Kayra. "Ayah... Kayra kangen.." ia merindukan ayahnya.
Kedua tangannya menyeka mata dan pipinya yang basah. Ia mendongakkan kepalanya keatas, menatap langit malam yang hanya di temani oleh bulan. Tidak terlihat satupun bintang di langit. Sepertinya hujan akan turun.
Kayra menyimpan benda tipis yang membuat nya menangis di saku jaket yang ia kenakan dan bangkit dari tempat duduknya, hendak kembali ke rumahnya.
Entah mata Kayra yang sedang salah karena habis menangis. Saat ia membalikkan tubuhnya, ia melihat bayang-bayang seseorang. Dari postur tubuhnya itu pasti dimiliki laki-laki bukan perempuan.
Laki-laki itu sedang berdiri di balik pohon taman, memakai topi di kepalanya. Kayra tidak melihat terlalu jelas karena, laki-laki itu berdiri di tempat yang kurang cahaya. Tapi, Kayra masih bisa melihat laki-laki itu memakai Hoodie berwarna hitam.
Kayra mulai takut, ia tidak bisa berpikir jernih, ia membayangkan laki-laki itu orang jahat yang akan menculiknya dan membawanya ke tempat yang sepi dan gelap. Kayra hendak berlari, tapi kakinya lengket seperti ada lem yang menempel di kakinya.
Dengan sisa keberaniannya, ia berjalan cepat meninggalkan taman itu dan menjauh dari laki-laki bertopi dan memakai hoodie hitam tadi. Ia tidak akan kembali lagi ke taman itu walaupun di siang hari pun.
~•~•~•~•~
Kayra memiringkan sedikit kepalanya, dahinya berkerut. Berusaha mengingat dimana ia pernah melihat seorang laki-laki yang sama dengan tubuh yang dimiliki Rakha.
"Ngapain gue ambil pusing deh. Siapa dia, siapa gue," Kayra mendengus. Tak ada gunanya juga baginya jika ia memang mengingat itu.
Kayra memutar matanya malas, hingga matanya bertabrakan dengan mata milik laki-laki yang tadi sedang berbicara dengan Bu Ida. Mata Kayra seakan terhipnotis dengan mata milik Chakra.
Mata Chakra teduh, sorot matanya tajam. Entah sudah berapa detik mereka saling memandang. Atau lebih tepatnya menatap ya..
Menatap berbeda dengan memandang. Menatap selalu mengikutkan sisi perasaan orang itu, sedangkan memandang lebih pada menikmati apa yang terlihat.
Dengan mata yang masih saling bertatapan, Chakra berkata, "Bu, cewek yang di belakang ibu... Siapa?" Pertanyaan Chakra kepada Bu Ida membuat Kayra tersadar dan menyudahi kontak mata langsung dengan Chakra.
"Oh, iya! Kamu kelas XI IPS 1 kan ya? Berarti sekelas bareng Kayra!" seru Bu Ida.
"Yaudah. Yuk ah, ke kelas kalian. Perkenalannya di kelas aja. Ibu anterin ke kelas nih," ucap Bu Ida kepada Kayra dan Chakra. Bu Ida berjalan lebih dahulu membelakangi Kayra dan Chakra yang mengikutinya di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayrakha
Teen Fiction-𝚆𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚛𝚒𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗, 𝙺𝚊𝚢𝚛𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞, 𝚁𝚊𝚔𝚑𝚊 𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚗𝚢𝚊-