Pertemuan pertama membuat wajahmu membekas di pikiranku. Matamu menyimpan sejuta teka-teki yang harus aku pecahkan.
Gevano Bramudya.
***
BUGHHHH!
Gea dengan cepat menangkap bola yang melambung ke arahnya dengan sigap, dia sedikit mendrible bola itu yang kemudian dia lempar ke arah ring basket, dan.....tepat sasaran.
Dia memang sedikit menguasai beberapa teknik bermain basket, dulu dia pernah meminta Farel mengajarinya.Suara tepukan tangan terdengar jelas di telinga Gea, Gea tidak suka jika dipuji atau apapun yang melebih-lebihkan dirinya. Karena dia akan teringat betapa buruknya dirinya sehingga menyebabkan seseorang kehilangan nyawanya.
Gea yang merasa menjadi pusat perhatian itu langsung bergegas melanjutkan langkahnya menuju gerbang sekolah.
"Tunggu!!", teriak seseorang membuat Gea menghentikan langkahnya. Gea membalikkan badannya menghadap sumber suara.
"Wih, keren lo. Gue aja nggak bisa shotting dari jarak sejauh itu.", ucap laki-laki yang sepertinya kapten dari tim besket itu.
"Gue buru-buru", ucap Gea cepat dan membalikkan badannya.
"Eh, tunggu. Lo murid baru ya, gue ngga pernah liat lo sebelumnya.", pernyataan itu kembali membuat Gea menghentikan langkahnya. Gea memutar badannya dan menggeleng pelan.
"Kapan-kapan ajarin gue triknya ya___, eh siapa nama lo?", ucap laki-laki itu sambil menyodorkan tangannya.
Gea dengan sedikit ragu membalas jabatan tangannya.
"Gea", ucap Gea singkat.
"Gue Gevano, panggil aja Gevan.", balas Gevan dengan sedikit menunjukkan senyum yang digilai para siswa cewek yang ada di sekolahnya."Oh, jadi ini kang cilok. Eh maksudnya Gevano.", batin Gea.
"Maaf, gue buru-buru.", ucap Gea menaik tangannya dan bergegas menuju gerbang sekolah.Gevano menatap lekat kepergian Gea, dia merasa ada yang aneh dari gadis itu. Yang dia tau, setiap cewek yang ada di dekatnya berteriak histeris, bahkan ada yang senyum-senyum nggak jelas.
"Oi, bro", ucap Revan menepuk bahu Gevan dan membuyarkan lamunannya.
"Ngapa lu? Kesambet?", ceplos Evan yang ikut angkat suara.
"Sembarangan lo", balas Gevan dengan melempar tatapan tajamnya.
"Eh, siapa tadi? Kok gue nggak pernah liat", tanya Revan penasaran.
"Gue juga baru pertama liat dia, namanya Gea.", balas Gevan.
Revan dan Evan hanya ber'oh' ria mendengar penjelasan Gevan.
"Udah yuk pulang, udah sore nih", ajak Evan.
"Iya nih. Mana Aldi?", ucap Revan sambil mengedarkan pandangannya mencari Aldi.
Mereka bertiga sedikit terlonjak mendapati Aldi yang memasukkan bola basket ke dalam bajunya, dan berlaga seperti ibu hamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEGE
Teen FictionMasalalu yang kelam membuat Gea menjadi orang yang tertutup, namun apakah kedatangan sosok laki-laki yang tak ada kata menyerah terbesit dalam pikirannya mampu membuat Gea menjadi sosok yang ceria seperti dulu? Makasih buat yang udah baca n vote 😉...