02. Jangan Panggil Gue Teteh!🌼

16.5K 1.3K 36
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ambil baiknya, buang buruknya⚠

⚠Jangan judge cerita sebelum kamu membacanya sampai tamat⚠

📖Selamat membaca 📖

🌼🌼🌼

Dengan sangat terpaksa Kanaya keluar dari mobil, membawa Sasha yang sudah membuang kotoran mahabau di celananya. Beruntungnya mobil berhenti di depan minimarket, Kanaya akan membersihkan celana Sashi yang baunya seperti jurig. Tau jurig? Itu loh sebutan untuk setan versi orang Sunda. Kenapa sih setiap pergi ke mana-mana Sasha atau Sashi kerjanya buang air melulu? Apa itu sudah menjadi hukum alam? Kanaya menggerutu tak henti-hentinya dalam hati. Dua keponakannya selalu merepotkan.

Anak kandung masih mending, karena itu memang kewajiban. Tapi keponakan? Sepertinya Kanaya harus belajar ikhlas seikhlas ikhlasnya.

Kanaya memohon pada Tuhan agar penjaga kasir tidak mencium bau tidak sedap yang berasal dari keponakannya ini. Dalam pelukannya terdapat baju ganti milik Sashi yang sengaja dibawa untuk baju ganti selama satu hari. Karena niatnya mereka akan menginap selama satu malam di hotel.

Setelah mereka ada di toilet, Kanaya menyuruh Sashi untuk diam di dalam jangan pergi ke mana-mana, sedangkan dia akan keluar untuk membeli sabun.

Kanaya berdiri di depan meja kasir, ia hanya membeli sabun cair berukuran kecil. Dan bisa dipastikan, sabun itu akan langsung habis.

"Mbak, boleh minta plastik yang besar?"

"Oh, boleh, Mbak."

Sedangkan di luar, sang sopir yang bernama mang Edi berhasil menyalakan mobilnya, tapi ia tak yakin mobil akan kuat sampai ke tempat tujuan. Sebab perjalanan masih jauh, saat ini mereka masih ada di daerah Samarang. Kebetulan di seberang minimarket ada bengkel. Dia pun membawa mobilnya ke sana.

"Neng Sashi tunggu, ya? Mang Edi mau keluar sebentar. Pesan mang Edi pada Sashi yang duduk di jok belakang. Dia menganggukkan kepala.

Saat mang Edi sedang mengobrol dengan tukang bengkel, Sashi keluar dari mobil tanpa sepengetahuan mang Edi. Habis dia kesal berlama-lama ada di dalam mobil. Panas.

"Tante sama Sasha kok lama banget, sih?!" bocah itu garuk-garuk kepala. Dia yang ingat kalau tante dan kakaknya masuk ke minmarket di seberang, nekat menyeberangi jalan.

Beruntungnya Sashi, dia berhasil menyeberangi jalan, walau banyak dari pengendara motor yang protes lantaran jalan Sashi yang lemot dan membahayakan.

Tiba di minimarket, dia celangak-celinguk, karena tak menemukan tante dan saudara kembarnya. Sashi memasang wajah nelangsa, air matanya nyaris merembes mirip anak ilang yang tersesat di swalayan.

Seorang pria yang baru selesai melakukan pembayaran di meja kasir, menghampiri anak kecil yang berdiri bengong di depan pintu tanpa tahu kalau di toilet sang tante sedang berjuang mati-matian melawan baunya kotoran Sasha yang melebihi e'e kuda yang sering ditemui di jalan.

"Kamu lagi cari siapa, Dek?"

"Ateu sama Sasha."

"Tapi tadi Om nggak liat siapa-siapa."

"Oh iya, Mas, mungkin yang dimaskud anak ini perempuan yang ada di toilet." Si mbak kasir berkerudung hitam dengan bibir merah merona menyahut. Ternyata dia diam-diam selalu curi-curi pandang pada cowok berkacamata minus itu. Tipe perempuan yang tidak bisa menjaga pandangan. Ganjen.

Dear Kanaya [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang