Daniel kini tengah memperhatikan beberapa karyawan yang sedang bekerja di tokonya. Salah satunya adalah sosok manis yang sudah dua tahun ini menjadi karyawannya. Namanya Ong Seongwoo. Sosok yang ternyata akan segera menjadi ibu tirinya.
Daniel tak menyangka. Ia memang tak begitu mengurusi hidup sang papa. Ia biarkan saja beliau untuk hidup sesukanya. Termasuk jika beliau ingin menikah lagi. Papa sudah lama menduda. Mengurus Daniel sejak ia kecil seorang diri.
Tetapi bagaimana bisa papanya mengenal Seongwoo? Dari mana? Sungguh mengejutkan. Dunia ini begitu sempit.
Daniel pun tak pernah begitu memperhatikan karyawannya. Toko yang dimilikinya tak hanya satu. Sebagai pemilik beberapa toko dan restoran, Daniel harus pergi memantau ke semua tempat.
Tetapi semenjak ia mengenal calon ibu tirinya, yang ternyata adalah pegawai di salah satu tokonya, mau tak mau Daniel ingin mencoba lebih dekat dengan Ong Seongwoo.
Tanggal pernikahan sudah dipilih. Pakaian sudah dipesan. Gedung dan katering pun sudah siap. Tak terasa satu bulan lagi, Daniel akan memiliki mama baru.
Semenjak makan malam bersama waktu itu, Daniel kini mulai membiasakan diri untuk mengajak sang calon mama untuk bicara. Ia sering makan siang bersama dengan Seongwoo saat ia mengecek tokonya.
Seongwoo adalah pribadi yang hangat. Ia hanya lima tahun lebih tua diatas Daniel. Hal itu membuat mereka makin dekat. Seperti dua orang sahabat yang sudah lama saling mengenal.
Sahabat ya?
"Halo, mama... bagaimana kabarmu hari ini?" Daniel tersenyum menggoda saat ia melihat Seongwoo berada di rumahnya.
Seongwoo memang sedang berada di rumah keluarga Kang. Ia tadinya ingin memasak makan malam untuk sang calon suami dan calon anak tirinya. Tetapi rupanya papa Kang tengah sibuk bekerja hingga tak bisa pulang tepat waktu.
Menyisakan dirinya hanya berdua dirumah bersama sang calon anak tiri. Kang Daniel.
Seongwoo hanya mendengus mendengar godaan Daniel. Ia sudah biasa dengan tingkah konyol sang calon anak tiri. Ia bahkan sering membalas balik godaan Daniel.
"Halo juga, anak mama tersayang. Apakah kamu sudah lapar?" begitulah kira-kira balasan Seongwoo. Dengan senyum menggoda juga. Yang terlihat sangat manis di mata Daniel.
Entah darimana pikiran aneh tersebut berasal, Daniel masih tidak mengerti.
Maksudnya, apakah wajar kalau Daniel menyebut calon mama tirinya manis? Bukankah Daniel terdengar seperti seorang... kekasih? Ah... entahlah.
"Aku sangat lapar. Aku bahkan rela tidak makan demi untuk memakan masakanmu. Aku yakin akan sangat enak. Benar bukan?"
Seongwoo terkekeh. Pipinya sedikit merona dipuji sedemikian rupa.
Sekali lagi Daniel harus mengakui bahwa sang calon mama tiri terlihat sangat menawan. Memakai apron berwarna biru muda, dengan poni yang dikuncir keatas seperti air mancur. Seongwoo terlihat bertahun-tahun lebih muda. Bahkan bisa saja orang menganggap Seongwoo adalah anak kuliahan.
Apalagi dengan wajah semanis itu. Juga pipi merona seperti remaja tengah jatuh cinta. Astaga... Daniel tidak ingin khilaf dengan mama tirinya sendiri.
Tapi kamu nggak tahu apa yang akan jerapah siapkan buat kamu, Daniel. Tunggu saja tanggal mainnya ha ha ha...
"Mana papa?" tanya Daniel saat masakan Seongwoo telah selesai. Dan kini mereka berdua duduk di meja makan bersama. Hanya berdua.
Seongwoo terlihat sedikit murung mendengar pertanyaan Daniel. "Ia bilang masih ada urusan pekerjaan. Jadi akan pulang telat dan menyuruh kita untuk makan lebih dulu." jawabnya.
"Haaah... lelaki tua itu. Masih saja mementingkan pekerjaan." gerutu Daniel. Ia tak tega melihat wajah kecewa Seongwoo.
"Tidak apa. Kan ada kamu yang akan menghabiskan masakanku." Seongwoo tersenyum tipis.
Daniel terkekeh. Benar juga. Ia akan memakan semua makanan ini supaya Seongwoo tidak merasa sia-sia sudah memasak, karena sang papa tidak bisa makan bersama mereka.
"Tentu saja! Bahkan dari tampilan dan aromanya saja aku bisa mengatakan bahwa masakanmu sangat lezat! Aku jadi tak sabar untuk makan. Ayo segera makan!"
Seongwoo akhirnya bisa tersenyum lebar saat mendengar kalimat Daniel barusan. Ia langsung mengambilkan nasi dan sayur serta lauk untuk Daniel. Yang disambut tepukan tangan bahagia dari Daniel.
Daniel makan dengan lahapnya. Ia sudah lama tidak merasakan masakan rumahan seperti ini. Bahkan ia sudah tak ingat apa yang mendiang ibunya masakkan untuknya dulu. Maklum, usianya masih lima tahun waktu itu.
"Ini terasa sangat lezat. Gomawo, mama Ong. Aku sangat bahagia akhirnya bisa merasakan masakan rumahan lagi setelah bertahun-tahun tak pernah memakannya. Aku juga bahagia akhirnya bisa memiliki ibu lagi. Terima kasih sudah hadir ke hidup papa dan hidupku."
Seongwoo merasa tersentuh mendengarnya. Ia merasa sangat bahagia karena Daniel terlihat sangat senang saat mengatakan kalimat-kalimat itu. Dengan cepat ia bangkit dan memeluk tubuh sang calon anak tiri yang terasa begitu hangat. Menyampaikan rasa senang dan rasa terima kasihnya karena telah diterima di dalam keluarga Kang.
"Gomawo, Daniel-ah..."
Bersambung~
Hehehe... jerapah bawa work baru lagi hehehe...
Ini work akan berisi sekitar lima chapter aja. Pendek-pendek tapi semoga kalian suka hehehehe
Iyaudah segitu dulu. Chapter ini semacam chapter perkenalan dulu hahaha semoga sukaaaaa~
Thanks sudah membacaaaa, I love you all!!!♥♥♥♥
KAMU SEDANG MEMBACA
MILF- OngNiel
Fanfictionkisah Daniel yang dilema dengan perasaannya terhadap sang mama tiri...