Empat: Saat ini

413 29 13
                                    

Boy Alvian Wijaya

"Ada yang mau lo tanyain lagi?" Adalah pertanyaan pertama dari Alza setelah berdiaman dari balik mading.

"Gak ada." Gua menjawab sambil menempati bangku di samping Evan, lelaki yang langsung menyenggol lengan gua.

"Nomor pertama, tapi dateng kedua." Ucapannya itu membuat gua langsung menoleh ke arah Ilana di tempat biasa.

Dia sudah ada di sana. Cewe itu biasa datang tidak terlalu pagi. Gua juga datang gak pagi. Cuma tadi mampir mading dan toilet dulu.

"Gak ada hubungannya." Gua melirik Evan cukup lama.

"Apa? Tau kok gua," sahutnya yang seakan mengerti maksud dari tatapan gua.

Giliran gua yang menyenggol lengannya dengan sikut kanan. "Gitu dong temen baik harus bikin temennya senang, apalagi pagi-pagi."

Evan tertawa renyah. Kemudian gua dengannya membicarakan sisa persiapan osis dan tugas rumah yang belum semuanya gua kerjakan kemarin. Melupakan permasalahan di mading tadi.

Sisa soal yang belum gua isi awal mau menyalin dari Evan. Tapi, gua yakin itu anak asal-asalan menjawab soal fisika ini. Jadi, gua meminta pada Jina—cewe yang ada di depan meja gua.

"Calon ketos tapi nyontek," celetuk Jina.

"Ketos juga manusia yang gak sempurna."

"Ya, sih sebelah juga nyontek." Tangan gua sibuk mengikuti tulisan Jina dan gua tertawa mendengarnya.

Saat mau menyalin tugas Evan, gua liat Ilana juga bergegas nyontek ke teman sebangkunya yang memang pintar fisika seperti Jina.

Untungnya hanya sedikit soal hingga bisa menyelesaikan semuanya sebelum gurunya datang. Evan berdecak kesal meninggalkan dua soal kosong.

Berjalannya waktu dan pergantian jam hingga pada pelajaran ketiga, gurunya tidak hadir. Sehingga Evan mengajak gua untuk mabar. Namun, gua menolaknya.

"Gua gak dulu."

"Lah napa? Mau tidur lo?"

Gua menggeleng. Kemudian beranjak pergi meski ditanyain Evan mau ke mana.

Gua berjalan keluar kolidor. Membawa langkah gua menelusuri lantai dua ini. Ketika sudah memasuki area IPS, gua mengangkat kaki sedikit di setiap perbedaan kelas.

Apa yang gua lakuin? Cari kelasnya Chaca.

Pasti dia di IPS, kan? Karena tadi ketemunya di kolidor IPS.

Iya juga! Di dekat kelas tadi pasti. Lantas gua menuju 11 IPS 3.

Gua mengintip ke dalam. Agak ramai dan tidak ada guru. Termasuk tidak ada Chaca. Gua pun memajukan langkah.

Berhenti menghentikan kaki saat dapat melihat Chaca duduk di antara lingkaran dalam kelas 11 IPS 2. Paling pojok, samping cewe yang di mading tadi.

Senyuman kecil gua ciptakan. Satu tambahan bagus, gua sudah mengetahui posisi kelasnya.

Beberapa saat kemudian gua kembali melewati kolidor. Lalu terdengar bunyi singkat dari celana gua. Mengambil ponsel lalu berhenti. Melihat sebuah pesan dari Ibu gua.

Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang