Pada hari ini aku mulai bersiap untuk pergi kembali ke kebun teh pagilaran untuk penelitian setelah kemarin aku kesana untuk survei lokasi. Sesampai disana suasana mess sedang sepi karena anak-anak yang lain sudah pulang semua. Anak-anak Pkl tersebut sudah selesai semua dan hanya aku sendirian disana.
Hawanya masih terasa biasa dan aku sudah mengucapkan salam ketika akan masuk. Penjaga mess juga sedang tidak ada disana karena penjaganya sedang keluar dan baru akan pulang setelah 5 hari lagi.
Akhirnya malam tiba dan hawa di mess itu mulai berubah. Sebelum ini aku sama sekali belum tahu kisah di mess tersebut namun aku mengalami hal yg ciri-cirinya mirip dengan cerita temanku.
Pertama kali masuk kubaringkan sejenak tubuhku setelah perjalanan jauh untuk sampai ke kebun teh ini. Ketika tutup mata kulihat ada seorang laki2 berdiri di dpn seperti kolam atau sungai. Laki-laki itu saat diperhatikan berwajah pucat pasi.
Laki-laki itu tidak berkata apapun. Kemudian aku lihat wajah perempuan aku kenal itu wajah Almarhum eyang buyut putriku beliau cuma berkata jangan ganggu dan seketika itu juga laki-laki itu terjun ke dalam air dan sudah tak terlihat lagi tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
Kemudian ku buka mata dan setelah aku mendengar cerita temanku memank itu dulu rumah bapak mandor hanya saja dia meninggal tenggelam di sungai atau kolam buatan masih di kawasan kebun teh pagilaran di kolam tempat wisata.
Aku mendengar cerita temanku tersebut hanya berpikir positif mungkin dia menunjukkan kalau rumah itu adalah tempatnya dan akupun sudah permisi dan dia tidak pernah muncul lagi.
Malam telah tiba aku menyalakan tv sebagai kawanku karena aku hanya sendirian disana. Semakin malam hawanya semakin beda mulai ada kelelawar yg masuk kesana dan aku membuka jendela agar kelelawar tersebut bisa keluar.Kemudian mulai ku lihat potongan kaki berjalan di depan televisi. Perempuan dengan baju penuh bercak darah. Perempuan yang duduk sambil mengoyangkan kakinya di atas pohon jambu dll.
Malam itu banyak yg sosok yang kulihat sampai-sampai aku melihat sebuah tembok besar di dalam ruangan tersebut padahal sebelumnya tidak ada dan kemudian tembok itu pun hilang.
Setiap aku mencoba untuk membaringkan badan dan menutup mata selalu saja terasa saat ada seperti kilatan cahaya yang terbuka di tembok-tembok kayu.Mereka berpindah secepat kilat namun aku merasakan hal tersebut hingga waktu itu semakin banyak dan membuatku terjaga dan baru bisa tidur saat menjelang pagi.
Pada hari kedua aku mulai membersihkan tempat tersebut dan kugunakan untuk Shalat dan mengaji Alhamdulillah sudah tidak seperti malam pertama mungkin aku sudah mulai terbiasa dengan keadaan disana.
Di hari ke berapa aku lupa tapi mulai ada anak mahasiswa yang ikut menginap disana walau tiap 3 hari dia pulang setelah selesai mengambil data. Sebenarnya bagiku tidak jauh beda dengan ada teman atau tidak pas tidur karena ada kejadian kalau aku tidur aku suka secara auto keluar dari tubuhku.
Malam itu aku sudah tertidur lelap namun aku mendengar sedang ada suara loncat-loncat diatas kasur padahal waktu itu sedang tidak ada orang disana. Kemudian aku membuka mataku dan kulihat masih diruangan yang sama temanku masih tidur disampingku tapi dia tidak bangun.
Dia tidak mendengar suara itu mungkin pikirku aku pun sudah berusaha menggoyangkan tubuhnya tapi seakan hal itu tidak membangunkannya. Di bagian pintu depan kamar ku lihat ada laki-laki Belanda berbaju putih dan anak kecil perempuan berbaju bergaun putih dengan membawa boneka beruang.
Mereka hanya diam memandangku. Keesokan paginya aku penasaran dan bertaya pada temanku apa tadi malam kamu mendengar ada suara orang loncat-loncat di atas kasur dia menjawab tidak aku tidak mendengar suara apa pun. Kemudian aku bertaya lagi apa kamu semalam tahu aku aku membangunkanmu lalu dia menjawab tidak aku tidak tahu.
Kemudian ku berpikir apa saat aku menggoyangkan badannya itu kondisiku sedang keluar dari tubuhku yaa hmm. Tidak hanya malam saat siangpun aku masih melihat pocong seperti transparan yang kulihat tetap berdiri dibawah pohon tanpa berpindah ke lain tempat.
Pohon tersebut berada di tengah-tengah tidak jauh dari mess laki-laki dan rumah warga. Selain itu ada seperti kunti merah yang besar badannya melebihi atap bangunan rumah.
Keesokan harinya temanku harus pergi kembali ke jogja dan dia mulai berpamitan denganku. Malam kembali datang dan aku mencoba tidur lebih awal. Aku tidak sendirian masih ada bapak yang menjaga mess yang tidur dikamar lain.
Seperti biasa kadang aku itu tidak tahu kenapa tubuhku bisa tiba-tiba keluar. dan waktu itu masih di tempat yang sama dengan aku tidur tiba-tiba kurasakan ada angin sangat kencang bertiup dan serasa akan menerbangkan tubuhku. Saat keadaan seperti itu aku hanya bisa berdoa dan aku berkata kakek seketiak semuanya kembali normal.
Keesokan harinya di malam kedua aku mengalami hal yang sama tapi setidaknya kali ini aku sudah lebih sadar dan saat ada angin yang bertiup sangat kencang aku menunggu apa yang akan terlihat setelah itu.
Tak lama kemudian muncul perempuan berwajah hancur dengan pakaian putih panjang yang tiba-tiba menyerang aku kemudian aku bertarung dengan dia sampai akhirnya aku membuatnya jatuh dan dia hilang. Kemudian keadaan kembali menjadi normal lagi.
Malam ketiga menjelang aku akan kembali ke jogja aku mengalami hal aneh lagi yang awalnya aku sedang tertidur diatas kasur seketika itu pula aku sudah berada di tengah-tengah kebun teh mungkin lagi-lagi diriku keluar dari tubuh secara auto.
Ketika keadaan tersebut aku mencoba untuk tidak panik dan mencari bangunan masjid sebagai arah patokan untuk aku kembali ke tubuhku yang masih berada di mess laki-laki.
Awalnya aku heran karena bangunan mess itu ketika kulihat di alam sana jauh berbeda menjadi sebuah bangunan yang jauh lebih besar dan disana banyak penghuni beberapa penghuni mengajakku berkenalan.
Memank banyak yang tinggal disana aku juga berkata aku tidak berniat mengganggu. Mereka berkata hanya ingin memberitahukan kalau inilah tempat kami. Kemudian aku mulai sadar kembali dan membuka mataku.
Hal ini memang bukan pertama kali yang aku alami bahkan dulu aku pernah takut untuk memejamkan mata karena saat aku menutup mata untuk tidur seketika itu aku langsung seperti berpindah tempat walau masih di ruangan yang sama. kadang kala bisa berada di tempat dengan pencahayaan yang redup.
Kemudian mulai muncul sosok-sosok dan tidak jarang sosok tersebut mencoba menyerangku dan aku harus melawannya. Karena tidak ada yang bisa mendengarku ketika aku disana. Seiring berjalannya waktu aku mulai terbiasa dengan hal ini dan ini memang benar-benar hal nyata yang ku alami walau saat dulu aku menganggapnya hanya mimpi karena kesadaranku belum bangkit.
YOU ARE READING
Penunggu Kebun Kebun Teh
HororPengalaman pertamaku jalan-jalan sambil penelitian di kebun teh Pagilaran. pertama kali aku melihat tanaman teh secara langsung dan kebunnya sangat luas juga yang membuatku tertarik karena perkebunan teh tersebut bangunan peninggalan Belanda.