Loqestilla memandangi tubuh telanjangnya yang terpantul dari cermin. Seperti yang diharapkan, luka-lukanya sudah menutup, tetapi selalu menimbulkan bekas. Kadang Loqestilla berpikir, mengapa tubuhnya tidak beregenerasi dengan sempurna? Seingatnya, kaum tertentu punya kemampuan regenerasi yang menakjubkan. Luka yang terbuka dapat langsung sembuh tanpa menimbulkan bekas.
Lalu, mengapa dia tidak seperti itu?
"Apa aku perlu memakan mereka supaya memiliki kemampuan seperti itu?" tanyanya pada wajah dalam cermin. Kemudian ia terkekeh tanpa alasan.
.
oOo
.
Neuri benar-benar memenuhi janjinya. Ia membawa Loqestilla menyeberangi sungai menggunakan sebuah perahu, pergi ke salah satu pulau kecil yang masih menjadi tanah kekuasaan Lunadhia.
Usai turun dari perahu, mereka berdua berjalan berbaris melewati hutan, meninggalkan seorang pendayung yang bertugas menjaga perahu.
Hari itu gerimis, sehingga Neuri meminjamkan sebuah payung hitam bertepi renda kepada Loqestilla. Dan, entah mengapa, Neuri merasa payung tersebut terlalu cocok dengan image Loqestilla.
Sepanjang kaki melangkah, jalanan becek menjadi teman yang tidak terlewatkan. Tidak salah jika Neuri menyarankan memakai boots tinggi sebelum mereka berangkat tadi.
"Di balik hutan ini, ada sebuah desa. Masih satu paroki dengan desa Lunadhia."
Loqestilla mengangguk ringan. Mata yang semerah rambutnya memandangi percikan kotor pada sepatu. Dalam hati sedang membuat rencana bahwa dia akan membawa lap kemanapun kaki menjejak selama berada di Lunadhia. Pegangan tangan pada gagang payung bahkan sampai mengerat, terlampau gemas ingin segera membersihkan lumpur yang menodai boots pemberian Lord of Lunadhia itu.
"Anda nanti akan mengajar anak-anak desa yang berusia lima sampai sepuluh tahun. Kurasa Anda akan bisa mengatasinya."
Ketika Neuri menoleh ke belakang, matanya memincing kesal karena bisa dilihatnya teman bicaranya lebih fokus melihat ke bawah daripada melihat padanya. "Anda mendengar saya, Miss Loqestilla?"
Loqestilla mendongak. "Sangat jelas, My Lord."
"Tapi Anda tidak fokus."
"Maaf. Lumpur di sepatu ini mengganggu perhatian saya."
Neuri mendengkus melihat Loqestilla yang dengan santainya mengangkat sedikit kaki berbalut boots kotor. "Anda mungkin seorang pecinta kebersihan, tapi mohon sesuaikan perilaku Anda pada tempatnya."
"Baik, My Lord."
"Saya juga suka kerapihan dan kebersihan, tapi ada waktu sendiri untuk menunjukkannya." Sambil kembali menghadap depan, Neuri masih mengomel.
Sekilas Loqestilla merasa bahwa Neuri lebih mirip nyonya bangsawan daripada seorang Earl yang gagah dan maskulin. Namun, harus Loqestilla akui, Neuri itu termasuk salah satu manusia dengan kepribadian beraneka ragam. Kadang sangat ramah layaknya gambaran gentleman yang ditulis dalam majalah-majalah tata krama. Sekali waktu dapat menjadi sangat sarkastik dan bahkan mampu mengucapkan kata-kata jujur yang begitu menyakitkan. Lalu, tiba-tiba menjadi pemarah seperti yang baru saja terjadi.
Sebenarnya kepribadian yang berubah-ubah bukan lah sesuatu yang buruk. Sayangnya, hal itu malah membuat Loqestilla tidak bisa mengontrol produksi air liurnya. Ah, Loqestilla tiba-tiba merasa sangat lapar.
.
oOo
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Disaster
Werwolf[Werewolf Story] . Dia adalah seorang atsune, sebutan untuk siluman rubah merah dari desa Campanella. Menjadi yang terakhir dari rasnya, hidupnya hanya digunakan untuk menjelajah dunia. Hingga akhirnya dia menetap di sebuah desa yang dipimpin oleh s...