Aku bukan boneka mu...
Bisa kau rayu rayu...
Kalau kau bosan, pergi dan menghilang...
Keke bukan boneka boneka boneka...
Keke bukan boneka boneka boneka...
Suara alarm yang berasal dari IPhone keluaran terbaru bewarna hitam itu membuat sangat pemilik bedecak kesal. Dengan mata yang setengah terbuka, cowok keturunan Tionghoa itu meraba-raba nakas tempatnya menyimpan ponsel.Perlahan dia membuka matanya, lalu mematikan alarm yang sedari tadi terus saja berbunyi. Dia mengucek matanya sambil merenggangkan dirinya di kasur, jam sudah menunjukkan pukul enam pagi yang tandanya dia harus segera mandi dan berangkat ke kampus karena hari ini kelas pertama akan di mulai pada jam 7 pagi.
Dengan langkah gontai dia berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Cowok itu menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, dia tersenyum menyadari betapa tampannya dirinya.
"Gila, muka beler begini aja masih cakep gue," dia nyengir kuda lalu mulai menggosok giginya dengan sikat gigi yang bulu sikatnya sudah diberi pasta gigi beraroma mint.
Kegiatan yang ia lakukan selanjutnya adalah kegiatan rutinan yang benar-benar marak dilakukan oleh orang kebanyakan. Dia membasahi dirinya di bawah pancuran shower, sembari menggosok tubuhnya dengan sabun mandi beraroma jeruk kesukaannya dia menyanyikan bermacam lagu meski sebenarnya suaranya tidak enak sama sekali--ya maklum saja dia bukan penyanyi kan.
Selesai mandi, cowok bertubuh tinggi itu segera keluar kamar mandi untuk berganti pakaian karena hawa dingin serasa menusuk tulangnya.
"Mami! Jo mau sarapan nasi uduk ya!!!" Cowok itu berteriak sambil membuka lemarinya.
Dia lalu menghela napas berat menyadari bahwa segalanya kini tak lagi sama. Dia sudah tidak lagi tinggal bersama mami, papi, atau segenap keluarga inti lainnya.
"Ah elah, jadi kangen mami kan."
Sudah hampir tiga minggu lamanya Jo meninggalkan Jakarta dan pindah ke Jogja untuk melanjutkan studinya, namun rasanya dia masih belum bisa membiasakan diri terhadap kesendirian di sini.
Seumur hidup, memang baru kali ini dia hidup sendirian tanpa ke-dua orang tuanya. Jadi rasanya sangat wajar jika dia agak sedikit kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan yang baru.
Hari ini Jo memilih untuk memakai atasan kemeja flanel warna merah, dan celana jeans berwarna hitam. Dia memoles pomade dan menata rambutnya sedemikian rupa, tak lupa dia menyemprotkan parfum di beberapa sudut tubuhnya.
Gak lucu juga kalo ganteng ganteng tapi bau, begitulah pikir cowok itu.
Ponsel yang berdering membuat perhatian Jo teralih, cowok itu meraih ponselnya yang tergeletak di kasur. Panggilan suara datang dari mamanya, Jo tersenyum. Wanita itu tahu saja kalau Jo sekarang sedang rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREPROOF
Teen Fiction[Spin Off MAGENTA] Ternyata menjadi orang yang ramah dan juga hangat kepada semua orang gak menjamin bahwa semua orang pun akan memperlakukan dirimu dengan cara yang sama. Setidaknya itulah yang seorang Sutejo Daryono rasakan dari sikap Vania Shabir...