“Andi bangun, Andi bangun’’ terdengar suara paman Meko yang berusaha membangunkanku.
“Aku dimana?’’, tanyaku pada paman Meko.
“Kamu ada di pengungsian Andi, kamu tadi pagi ditemukan di atas reruntuhan bangunan’’, jawab paman Meko.
Aku memandangi di sekelilingku, ternyata banyak yang senasib denganku.
“Ayah, ibu’’. Seketika itu aku pun menjerit. Aku baru sadar jikalau orang tuaku tidak berada disampingku.Hanya terlihat paman Meko.Paman Meko adalah adik dari ayahku.Dia merupakan salah satu saudara ayah yang paling dekat dengan keluarga kami.
“Paman, dimana ayah dan ibuku?”, tegasku pada paman Meko yang sedari tadi memandangiku.
“Bersabarlah Andi, ayah dan ibumu belum ditemukan’’, terang paman Meko dengan mengelus-ngelus rambutku. Seketika itu cairan bening pun keluar dari mataku dan membasahi pipiku.
Waktu pun berlalu, aku pun telah kembali pulih kembali, akan tetapi belum juga ada kabar tentang keberadaan orang tuaku.
Aku menyusuri kota kelahiranku ini kota Palu yang telah hancur lebur, rumahku rusak, sekolahkupun runtuh, tiada lagi bangunan yang indah dan megah sebagaimana biasanya menghiasi kota ini.