Halama Lima.▪▪▪▪
"Tidak, aku tidak perlu latar belakangnya. Cukup cari tahu keseharianya saja."
...
"Ya. Hari ini juga."
...
"Hm. Kabari aku secepatnya.
Seorang laki-laki baru saja hendak mengambil langkah pergi. Namun suara melengking seorang perempuan membuatnya terkesiap kaget.
"Apa yang anda lakukan disini?" tanya gadis itu dengan pandangan penuh curiga. Bagaimana tidak menaruh curiga, jika menemukan orang asing berdiri di depan pintu lab mereka dan bertingkah aneh. Apalagi ia tidak pernah melihat sosok itu di jurusanya selama ini, tentu saja semakin menambah rasa curiganya.
Si lelaki yang di tanya hanya tergagap menanggapi itu. Dengan tangan yang bergetar laki-laki itu menjawab. "Maaf. Aku tersesat." Jawabnya dengan nada gugup.
Kening si gadis mengkerut, sedikit tidak mengerti sekaligus tidak percaya dengan alibi si lelaki. "Kau—aku tidak pernah melihatmu di sekitaran sini sebelumnya." Tukas gadis yang masih tetap dengan kecurigaanya itu. "Aku cukup hafal dengan wajah mahasiswa di jurusanku,dan seingatku aku tidak pernah berpapasan denganmu sebelumnya." Sambung gadis itu lagi. Matanya menjelajah pada sosok di depanya. Dari segi penampilan, laki-laki ini terlihat seperti orang baik.
"Aku dari jurusan bisnis." Jawab si lelaki. Perlahan ia mulai mendongkak, membalas tatapan gadis yang menurutnya sedikit manis itu. "Tadinya aku ingin bertemu dengan seorang teman dari jurusan kimia, tapi malah tersesat." Lanjutnya lagi, dengan tangan yang menggaruk tengkuknya.
Gadis tadi diam mengamati. Tidak ada yang mencurigakan dari penampilan lelaki itu, selain kelihatan sedikit--cupu? Jika begini, sepertinya laki-laki itu memang berkata jujur. Well, dari penampilanya, laki-laki itu terlihat seperti seorang yang tidak berani untuk berbohong. Maka dari itu si gadis akhirnya mengangguk percaya.
"Baiklah aku percaya. Oh ya, aku Yoona Vice President di fakultas ini." Ujar gadis itu ramah, dengan tangan yang ia sodorkan pada laki-laki tadi yang langsung di raih si lelaki. Yoona tersenyum. "Siapa nama temanmu, siapa tahu aku kenal dan bisa membantumu menemukanya." Tawar Yoona masih dengan nada ramahnya.
" Tidak usah." Tolak si laki-laki cepat.
Yoona tersentak mendengar penolakan yang terbilang sangat cepat itu. Ada apa dengan laki-laki ini. Menolak niat baik orang lain. Aneh sekali. Pikirnya.
Menyadari kebodohanya, si laki-laki langsung menunjukan senyum canggungnya. "Temanku sudah menghubungiku barusan—terimakasih untuk tawaranya." Ujar laki-laki canggung itu.
Yoona tersenyum mengerti. "Aku kira kau tidak suka menerima bantuan."
Si lelaki tertawa hambar. "Kalau begitu aku permisi." Pamit laki-laki yang langsung berlalu pergi dari situ.
"Hei. Sebentar."
Langkah kaki laki-laki tadi berhenti, saat tangan Yoona menahan sebelah lenganya. Dahinya mengernyit, seolah bertanya maksud dari gadis itu.
Yoona yang menyadari itu hanya terkekeh. "Kau belum memberitahu namamu." Ujar Yoona dengan kekehanya. "Siapa namamu?"
Laki-laki tadi diam sebentar, sedikit mengamati gadis manis yang terlampau ramah ini. Sempat ia berfikir untuk mengabaikan pertanyaan gadis itu. Tapi, setelah di pikir-pikir tidak ada salahnya memberitahu namanya bukan. Toh ini bukan masalah besar. Laki-laki itu mendesah pelan, sebelum akhirnya membalas tatapan gadis di hadapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss The Queen
Teen FictionWARNING!! Jangan ditiru/menjiplak karya ini. Terimakasih. Semua mata terpusat pada sosok pemuda yang baru datang dari sudut kanan koridor jurusan bisnis Universitas Sejeong. Beberapa dari mereka bahkan rela menghentikan kegiatanya hanya untuk meliha...