Halaman depan

34 1 1
                                    

Halaman Depan

Isak tangis itu semakin tak terdengar. Ternyata, ken terlelap karna lelahnya mengekspresikan emosi. Tampak jelas diwajah ken tergambar bahwa hatinya kembali tersayat. Ken, seorang mahasiswi ekonomi di salah satu universitas ternama di kotanya. Terlahir dari keluarga yang sederhana dan penuh dengan kasih sayang, menjadikan ken tumbuh sebagai gadis periang dan polos.

Tak banyak yang tahu kapan ken bersedih dan terluka. Pribadi periangnya, membuat semua orang tertular akan heboh tingkahnya. Berbagi tawa dan kebahagiaan adalah hobi dan kegemaran ken. Ken mudah terbuka oleh orang yang sudah ia percaya. Semua keluh kesah yang ia rasakan tak pernah terlewatkan di telinga para sahabatnya.

Sahabat ken adalah kumpulan gadis dan satu laki-laki yang telah lama bersama. Tak ada rahasia diantara ken dan sahabatnya. Apapun yang terjadi, mereka selalu bercengkrama dan mensyuport melalui bulian dan cacian namun masih dalam katagori wajar. It adalah cara ken dan sahabatnya menyalurkan kasih sayang. Kecuali hal yang memang tak pantas untuk di ceritakan, mereka tak akan mengusik privasi diantaranya.

Dimata beberapa orang, ken adalah sosok yang mandiri. Walaupun manja, ia bisa berubah menjadi dewasa dalam hitungan detik saat di butuhkan. Berpetualang adalah hobi ken yang diwarisi dari sang ayah. Naik turun gunung menjadi kebiasaan Ken sejak duduk di bangku SMA. Pendaki cantik menjadi identitas diri ken saat bergabung dengan para pengiat alam. Bagi Ken alam adalah studio luar ruangan yang sayang jika tak di abadikan. Tuhan menciptakan alam untuk manusia jaga, syukuri dan nikmati.

Ada satu kebiasaan yang tidak bisa Ken tinggalkan saat berpetualang. Boneka. Ya, ken selalu membawa boneka yg ia beri nama "kakak" . Kakak menjadi ciri khas ken saat berada di dunia alam. Kenapa Ken selalu membawa kakak ? Jadi orang rumah Ken dulu baru tahu alasannya. Hahaha bercanda kok. Jadi kakak adalah benda pertama yang Ken beli dari hasil keringatnya sendiri. Ken belajar untuk mendapat hasil yang maksimal, maka berjuanglah dengan maksimal. Untuk bisa di hargai dan di pertahankan, maka buatlah orang menghargai usaha untuk sampai tercapai hasil itu. Itu adalah prinsip Ken, soal asmara Ken tetap memakainya.

Sayup sayup terdengar suara kicau burung dan kokokan ayam. Mata Ken yang bervolume setelah menangis semalaman, pelan-pelan terbuka. Tangan Ken meraba kasurnya mencari handphone yang sejak tadi berdering. Saat itu, mata Ken langsung terkejut dan melotot ke arah layar hp. Ternyata .............

Dimensi waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang