Pagi harinya tepat hari jumat, santri berlarian kehalaman pesantren untuk menyaksikan najwa yang sedang menjalani takdziran yakni merangkak.
"Ridho?."
"Saya gus."
"Itu kenapa?." Tunjuk azraf ke arah yang penuh kerumunan itu
"Sepertinya ada yang melanggar."
"Oh, biasanya apa saja takdzirannya."
"Biasanya merangkak, disiram air got, kalau parah bisa-bisa dikeluarkan, tapi kalau gak parah nggak."
"Kalau itu parah gak?."
"Kurang tau, biasanya bunyai yang menentukan takdzirannya."
Entah mengapa azraf merasa hatinya tak tenang dan penuh resah.
"Apa yang terjadi mengapa aku merasa tak tenang."
Setelah najwa merangkak tiba saatnya untuk disiram air got dari pondok putera, banyak santri yang tak percaya najwa akan seperti inidia baik, jujur, dan dari kalangan yang mampu, tidak kekurangan, bagaimana mungkin dia seperti ini. Lina sahabatnya sesak menyaksikan temannya difitnah seperti ini, dia hanya melihat dari kejauhan karna tak sanggup.
"Najwa gak mungkin ngelakuin hal konyol kayak gitu." Ucap lina lirih.
"Hallah lin lin kalau temennya nyuri ya ngaku aja gak usa sok-sokan nangis kayak gitu."
"eeeeh sis jaga ucapanmu najwa baik gak kayak kamu yang suka ngerendahin orang."
Siska lalu pergi sambil memutar bola matanya. Tiba-tiba bunyai keluar dari dalem, memang urusan santri puteri sepenuhnya dipegang bunyai, sedangkan kiyai mengasuh pondok putera, jadi semua sangsi ini langsung dari bunyai, tanpa isyarat santri-santri langsung terdiam tanpa suara yang semula meneriaki pencuri sekarang terdiam, semuanya menunduk dengan penuh takdzim.
"Ima."
"Saya bunyai."
"Sudah melaksanakan semua sangsinya?."
"Saya sudah bunyai."
"Assalamualaikum." Ucap bunyai ditelepon.
"Maaf anak ibu ini melakukan pelanggaran dipesantren jadi harus dikeluarkan, harap ibu menjemputnya sekarang juga."
"...."
"Pelanggarannya mencuri."
"...."
"Saya sudah memaafkan aslkan dia mau bertaubat dan tidak mengulanginya lagi."
"...."
"Ya sama-sama, assalamualaikum."
"...."
"Nanti kamu kasik surat pelanggaran ke orang tuanya."
"Saya." Jawab ustadzah ima.
Bunyai masuk lagi ke dalem dan santri-santri mulai menyoraki najwa lagi.
"Ayo wa."
Lina membantu najwa berdiri karna lututnya terluka akibat merangkak tadi.
"Mala minta tolang bawakan baju ganti najwa."
Mala mengangguk kemudian berlari kekamar untuk mengambil baju ganti.
"Dasar maling." Ujar siska.
"Siska! jaga mulutmu." Ucap lina.
"Aduh acuuuuuut." Ucap siska memasang muka sok takut.
"Udah gak usa didengerin, ayo kekamar mandi." Lerai najwa.
Setelah najwa selesai membersihkan badan dan mengganti bajunya, ternyata orang tuanya telah sampai dan tengah menunggunya didalem, najwa langsung pergi kedalem dengan hidung merah dan mata sembabnya. Belum sampai didalem, ternyata orang tuanya sudah hendak berpamitan, najwa langsung berhambur kepelukan umiknya hj latifah dan menangis sejadi-jadinya.
"Ayo kita pulang, ambil baju-bajumu." Tampak kekecewaan dimata mereka yang membuat hati najwa semakin sakit.
Diperjalanan tak ada yang berbicara satupun. Umik dan abinya kh ridwan hanya terdiam. Umiknya fokus kepada hpnya dan abinya fokus menyetir.
"Yaallah, harus bagaimana lagi hamba ini." Batinnya.
Sesampai dirumah bercat kuning gading dan berlantai dua, didepannya tampak taman yang indah dan dibawah pohon yang lebat terdapat dua buah ayunan berwarna putih. Najwa berjalan dibelakang mengikuti orang tuanya setelah turun dari mobil alphart putih.
"Najwa duduk." Ujar abinya.
"Benar kamu melakukan itu." Tanya umiknya.
"Bi, mi, najwa gak mungkin melakukan hal tercela kayak gitu, abi sama umik gak pernah ngajarin najwa buat ngambil hak orang lain, abi sama umik pasti tau najwa, najwa gak berani melanggar apa yang abi umik larang."
"Umik percaya sama kamu nak." Latifah memeluk najwa dengan penuh kasih sayang lalu mengecup puncak kepalanya dan itu malah membuat hati najwa bertambah sakit. Melihat air mata yang mengalir dipipi umiknya.
"Lalu mengaoa uang itu ada dilemarimu." Tanya abi.
"Najwa gak tau bi, waktu itu najwa baru pulang mengaji."
"Yasudah wa, bi, ambil barokahnya saja." Ucap umiknya.
Malam itu najwa tak bisa tidur dan hanya terduduk diatas sajadah dan tasbih ditangannya.
🍁🍁🍁

KAMU SEDANG MEMBACA
cinta dari gusku
Teen Fiction"bak telur tahu merah separu kurangi kurangi lagi." Dengan ramahnya dia melayani santri putri yang hendak mengambil jatah makan paginya. senyum indah yg tersungging dibibirnya, dan tatapan yang menyenankan hati dari mata beloknya, bulu mata yang c...