Entah sudah berapa lama aku dikota orang mungkin 2 atau 4 bulan, iya sepertinya itu. Aku meninggalkan keluarga, teman yang di kampong halaman ku demi mengincar ilmu pengtahuan dan sekertas setirfikat sarjana, setiap hari aku merindukan mereka semua entah yang jelas aku merindukan mereka semua yang ada didesaku sana.
"sudah disiapkan semua untuk keperluanmu disana nak?" Tanya ayahku dengan suara yang lirih
"sudah semua yah"
"kamu disana ada kaka kamu jadi kalo perlu apa-apa kamu bisa minta bantuannya sesekali disana. Jangan lupa makan yang teratur ya dek""iya adek pasti makan teratur disana. Ibu ssama ayah jangan sampe lupa makan jaga terus kesehatannya"
Malampun berlarut semakin malam, aku takbisa tidur aku bertanya-tanya dalam diriku. Apa aku bisa hidup disana nanti? Apa aku bisa bertahan disana nanti? Aku terus berfikir bagaimana keadaanku disana dan saatku lihat jam oh sial ternyata sudah jam setengah4 subuh. Aku belum sama sekali memejamkan mata ini, ah tak apalah. Aku bisa tidur di bus nanti. Adzan subuhpun terdengar oh sial mata ini belum terpejamkan sama sekali mungkin aku sholat subuh dulu, baru setelah itu aku bisa memejamkan mata ini sebentar.
"dek bangun dek, udah jam 7 ayuk siap siap, siapin keberangkatanmu. Sesudah itu kamu makan sudah ibu siapin makanan kesukaan kamu didapur"
Ah aku mendengar kata kata ibu sambal membereskan pakaianku ini "makanan kesukaan, ah iya aku takkan pernah makan masakan ibu lagi setlah pergi dari sini" gumam dalam hatiku, "apa lek Sani kesini jam berapa bu?" Tanya aku pada ibu ayah dan ibuku takbisa mengantarkanku karna itu pintaku. Jika mereka ikut mungkin aku mengurungkan niatku untuk mencari ilmua dikota orang ini, "itu lek Sani udah sampe dek" jawab ibuku
"assllammuallaikum Mbayu, eh ada Dika. Sudah belum persiapannya?" "nanti kita jalan jalan dulu ya, jemput orang-orang hehehe"
"oh sudah kok pakde tinggal sarapannya ini" "jemput orang-orang dimana ya pakde?" tanyaku
"sudahlah kamu ikut saja kamu duduk disamping Lekmu,sambil temenin lek hehe"
Oh iya aku sempat lupa lekku ini adalah penyewa jasa travel. Dia sering keluar kota jadi perjalanan ini jadi perjalanan kali ini gak akan membosankan hehe.
"lek makan sini sama Dika. Ini masakan ibu" ajak aku ke lek
"iyaudah kamu makan aja dulu Dik. Lek mau ngeroko dulu didepan"
"mau sambil minum gak lek, tak bikini kopi atau the" sambung Ibuku
"ga usah mba, aku udah minum kopi tadi pagi sebelum kesini. Kalo boleh, aku minta air putih aja"
"oh oke lek"
Ibu ku langsung mengmabilkan air putih yang dipinta lekku itu, ayahpun pulang dari pasar habis berjualan. "assllammualaikum, ealah ada lek sani toh, gak ikut makan lek. Hayuu gabung sini makan" ayah ku mengajak sambil mengambilkan piring
"udah ga usah perutku sudah kenyang sejak pagi tadi"
"ini lek minumnya air putih. Langsung diminum" kata ibuku
"oh yasudah. Dika kalo sudah selesai kamu beres-beres dulu barang bawaan yang pengen kamu bawa itu"
"sudah kok yah, sudah semua tinggal berangkat aja" jawabku
Ketika saat kukatakan itu ibuku tak kuasa melepas kepergianku iya aku adalah anak yang palingbontot (anak terakhir). Ayah pun berhenti mengambil lauk pauknya sejenak, "Dika jika sudah sampai kamu jangan terbawa arus zaman disana. Kamu harusnmenuruti omongan kaka mu disana. Ayah dan ibu disini hanya bisa mendoakanmu agar kamu baik-baik saja disana."
YOU ARE READING
Rantau
Diversosseorang anak laki-laki yang belajar mandiri mecari ilmu dan secarik kertas yang bertuliskan "SARJANA" dikota orang