Berubah Seperti Yang Diinginkan

3.3K 38 9
                                    

Penulis Asli: Darwis Tere Liye
Imajinasi: Author Shila

Happy Reading
Don't like don't read

Dunia pararel ini sangat aneh! Dimana-mana saat aku melihat orang-orang di sekitar ku mereka bisa berubah bentuk tubuh, paras, dan kelamin! Lalu sekarang kami juga bisa berubah menjadi apa yang kami inginkan selama bisa fokus dalam pikiran.

Aku melihat Rai menjadi seseorang yang dia idolakan saat di Dunia permukaan -Bumi- namanya adalah Albartto Einstaiino.
"Rai! Bisakah berhenti bermain-main dengan kekuatanmu itu?!" Aku menegurnya.
"Oh ayolah Chel! Ini sungguh luar biasa! Kesempatan ini tidak akan datang dua kali kan? Sebelum kita mencari benda pusaka itu?" Rai hanya menampilkan cengiran.
"Sudahlah dari tadi kalian bertengkar terus, Rai fokus kepada tujuan utama kita." ILY melerai kami dan menyuruh Rai untuk fokus kepada misi utama kami.

Rai kembali ke wujud semula.
"ILY, apa kamu sudah mendapat informasi?" Aku bertanya, karena sedari tadi kami hanya memandangi orang yang berlalu lalang di depan kami.
"Kita berada di distrik Baranmex. Pusat dari seluruh yang ada di Klan Komet ini. Distrik ini mempunyai sistem keamanan paling tinggi berbeda dari Klan lain, sistem mereka berkerja dengan sendiri tanpa diperintah bahkan sebelum pengendali mereka tau, mereka sudah lebih terdahulu melakukan tindakan siaga tiga. " ILY menjelaskan.
Kami terkejut akan kehebatan Klan Komet!
"Mereka menyebut pemimpin mereka Republik, kini dipimpin oleh Republik 'Bara-Barack-Baran I(Satu)'. Republik Bara-Barack-Baran I(satu) mempunyai 4 saudara ia adalah anak sulung." ILY melanjutkan penjelasan mengenai pemimpin disini yang disebut 'Republik' dan 'Bara-Barack-Baran I(satu)' yang kini tengah menjabat sebagai 'Republik'.

"Ia terkenal dengan kebaikan hatinya, penduduk di Klan Komet sangat percaya padanya. Tetapi kebalikan dari ke empat saudara Republik Bara-Barack-Baran I(satu) ia adalah pemain paling ulung dan licik yang pernah ada di Klan Komet, tentu apa penduduk percaya?" ILY mengatakan sembari bertanya. Kami menjawab dengan kompak pasti tidak ada yang percaya!
"Benar, tidak akan ada yang percaya akan pernyataan 4 bersaudara itu. Para penduduk menganggap bahwa Republik sekaranglah yang menjadi malaikat penyelamat hidup mereka." ILY baru saja ingin menyelesaikan perkataannya namun disela oleh Raizel.
"Lalu kemana 4 bersaudara itu?" Raizel bertanya dengan raut muka penasaran.
"Mereka berempat pergi ke Lembah Meru dekat dengan Lembah Jingga." ILY menjawab.
Aku hanya terdiam sepertinya aku pernah mendengar kata Lembah Jingga.

"Tunggu ILY, apa kita bisa pergi ke Lembah Meru?" Aku bertanya, tentu aku sangat penasaran dengan perihal itu.

"Mungkin, tetapi kita harus melewati satu lembah nama lembah itu 'Lembah Holland' lembah yang dikenal sepanjang masa akan racun yang dikeluarkan dari setiap lubang pohon."

Mengerikan tapi itu satu-satunya jalan untuk menuju Lembah Meru.

"Baik, satu jam lagi kita pergi menuju Lembah Meru." Mendadak akulah yang menjadi ketua dalam misi perjalanan ini.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita mampir ke sebuah tempat restaurant? Aku rasa perjalanan kali ini akan memakan banyak tenaga." Raizel menyelutuk asal.

"Kali ini saranmu berguna Rai," Ucap Claudy.

"Kalau begitu aku akan mencari beberapa kebutuhan dan mengisi bahan-bahan untuk perjalanan nanti." Ucap ILY sembari ia mulai menjauh.

"Kurasa tempat itu nyaman untuk kita datangi, baiklah ayo ke tempat itu." Aku menginterupsi mereka berdua dengan berjalan didepan mereka.

Ketika kami memasuki tempat ini keadaan diluar sana sangat berbeda dengan yang ada di tempat ini. Dengan gaya restaurant di permukaan -Bumi- ini seperti menunjukan bahwa pemilik tempat ini seseorang yang berasal dari dunia Permukaan.

"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Aku sedikit tersentak karena kehadiran entah makhluk apa ini yang kulihat ia keluar dari lantai kayu bawah menembusnya tanpa meninggalkan bekas ataupun jejak.

Makhluk itu seperti manusia biasa, gendernya laki-laki dengan kulit putih dan rambut yang sedikit berantakan. Dia benar-benar seperti manusia asli!

"Chel, laki-laki itu sangat menawan." Lirih Claudy, ah sepertinya Claudy berniat berkenalan dengan laki-laki ini.

"Ehm, kami butuh satu meja yang cukup dengan tiga kursi." Aku menyela saat melihat gerak-gerik Claudy yang seakan ingin maju lebih ke depan agar dapat berkenalan.

"Silakan Nona ke meja nomor 24 disana cukup untuk Nona dan Tuan." Laki-laki itu menunjuk kearah meja yang akan kami tempati untuk sementara mengisi tenaga.

Kami berjalan melewati beberapa meja karena meja yang memiliki nomor 24 itu menempel dengan dinding, tempat itu sepertinya cocok untuk kami bersandar sejenak dari kejadian menegangkan yang dialami kami tadi pagi--kedatangan Si Tanpa Mahkota--yang membuat kami cukup lelah menghadapinya.

Laki-laki itu muncul lagi dari bawah lantai kayu itu.

"Mau pesan apa?" Laki-laki itu bertanya dengan ramah.

"Apa disini makanannya normal dan berbentuk?" Rai bertanya, tentu! Kami bosan jika terus menerus makan bubur lengket itu.

"Ya tuan, makanan di restaurant ini mempunyai rasa yang nyata, bentuk yang nyata." Laki-laki itu seolah mengerti ia menjawab dengan lancar tanpa kebingungan sedikit pun.

"Aku pesan spaghetti dengan minum coffe latte," Raizel dengan semangat mengucapkan pesanannya.

Claudy hanya menghembuskan nafas sembari menggelengkan kepala melihat tingkah laku kelewat ceria itu.

"Aku sama seperti dia," Aku menunjuk Raizel. Ya kali ini aku tidak peduli makan apa yang jelas sekarang aku harus makan untuk tenagaku nanti.

"Aku juga sama seperti mereka." Aku rasa kali ini kami bertiga sangat kompak. Ya karena seterusnya kami harus kompak untuk mengalahkan Si Tanpa Mahkota!

"Baik akan saya ulangi lagi, tiga spaghetti dan tiga coffe late." Laki-laki itu tersenyum dan mengulangi pesanan kami.

Kami hanya mengangguk.

"Tiga menit lagi pesanan Tuan dan Nona akan datang." Laki-laki itu masih tetap dengan senyumnya lalu seperti ada magnet ia langsung turun seperti lift tetapi tidak terlihat.

Tiga menit kemudian bukanlah makanan yang datang kehadapan meja kami tetapi alat yang sangat berguna untuk kami mengalahkan Si Tanpa Mahkota.

Inilah petualangan dan misi terakhir kami.

Menaklukkan Si Tanpa Mahkota!



Bersambung...

Halo sudah lama gak update karena memang hampir gak mau lanjutin cerita ini berkat dukungan kalian yang selalu menyemangati aku meskipun ada beberapa cuitan yang mereka kirim lewat cerita sebelumnya atau lewat pesan pribadi yang cukup bikin aku gak mau lanjutin cerita ini tapi berkat kalian yang banyak dukung aku, aku harus berterima kasih sama kalian karena udah menyemangati aku dari yang baca nol dan vote yang gak ada sama sekali sampai sekarang meskipun sedikit tapi aku bersyukur.

Mungkin aku ga bisa melakukan apapun kalau bukan karena kalian.

Thank you readersss!!!

2 - April  - 2019

Komet Minor (Ver.Fans) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang