BAGIAN 11 : Hati Yang Berbeda

22 6 0
                                    

"Saking pengecutnya aku, bahkan aku tidak tau apa yang sedang hati aku rasakan sekarang"

----

Hari ini pukul 08.00 dan ini merupakan hari libur, dimana meiko sedang asyik memandang kearah luar jendela kamarnya yang kebetulan diluar sedang hujan lumayan deras.

Cuaca hari ini begitu terasa dingin membuat siapapun diluar sana malas untuk beraktivitas begitupun sama dengan meiko dia meniatkan diri untuk tidur kembali karena ayahnya sedang bekerja walaupun ini merupakan hari libur.

Namun baru beberapa detik meiko memejamkan matanya tiba2 terdengar notifikasi HP nya yang berada diatas meja samping tempat tidurnya. Meikopun sontak membuka matanya dan mengambil HP melihat siapa yang mengirimkan pesan kepada meiko sepagi ini. Ternyata yang mengirim pesan tersebut adalah zen.

Zen:
Apa kamu sudah bangun?

Meiko:
Sudah, ada apa?

Zen:
Aku ingin mengajak kamu keluar hari ini, mumpung hari libur kan daripada suntuk dirumah terus.

Meiko:
Dengan cuaca hujan seperti ini?

Zen:
Aku membawa payung supaya kamu tidak kehujanan, tenang saja.

Meiko:
Yasudah, jam berapa kamu menjemputku?

Zen:
Aku sudah didepan rumahmu!

Meiko kaget dan langsung melihat keluar rumah melalui jendela kamarnya yang kebetulan berada dilantai 2. Meiko melihat zen yang sedang mematung didepan rumahnya dibawah air hujan sambil memegang payung ditangan kirinya dan HP ditangan kanannya.

Zenpun menengok ke arah meiko yang sedang berada di jendela kamarnya. Dan zenpun tersenyum melihat meiko yang terlihat heran dan kaget akan keberadaannya. Tiba2 terdengar notifikasi HP meiko kembali.

Zen:
Sampai kapan kamu hanya mematung dan menatapku seperti itu? Ganti bajulah lalu turun aku sudah mulai kedinginan!

Meikopun langsung mengganti pakaiannya memakai atasan jaket yang tidak terlalu tebal. Meikopun membukakan pintu dan keluar, meiko melihat kearah zen yang sepertinya dia mulai merasakan kedinginan.

Meiko yang melihatnyapun tidak tega, karena ini untuk dirinya juga kerena zen menunggu diluar dan tidak dipersilahkan menunggu didalam saat dia mengganti pakaiannya.

"Sepertinya kamu tidak baik2 saja, dan apa kamu tidak membawa kendaraan kesini?" tanya meiko.

"Tidak aku naik kendaraan umum kesini, tadinya supaya terlihat lebih romantis saja berada dibawah payung bersama dengan keadaan yang sedang hujan seperti ini. Tapi yang ada aku hanya kedinginan!" jelas zen sambil merasa sedikit kesal.

"Kemarilah! Lalu kamu akan membawaku kemana?" meikopun menarik tangan zen, menggenggam nya dan memasukan tangan kei kedalam saku jaketnya sambil berpegangan tangan.

Pertanyaan meiko tidak dijawab oleh zen, dia hanya mematung sambil memegang payung dan tangan satunya berada didalam saku jaket meiko. Jelas itu membuat jantung zen berdegup kencang.

Dan meiko yang menggenggam tangan zenpun merasakan sesuatu yang aneh, jantungnya berasa ingin copot dan berdetak tidak karuan.

Karena keadaan ini meikopun melepaskan tangan zen dari saku jaketnya. Keadaan yang tadinya sunyi tidak ada suara hanya ada rintik hujan yang jatuh, dan kini meiko memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Kamu ingin mengajakku kemana?" tanya meiko sambil melirik kearah zen namun tidak sanggup menatap mata zen.

"Kamu akan tau kalau kita sudah sampai!!" jawab zen yang melakukan hal yang sama tidak berani menatap meiko karna jantungnya merasa belum berdetak normal seperti biasanya.

MIRACLE IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang