Soal Waktu

26 2 1
                                    

20.11.18


Teruntuk sebuah nama yang merasa waktu telah berlalu terlalu jauh.

Teruntuk sebuah nama yang merasa nafasnya diujung tanduk

Teruntuk sebuah nama yang dirundung segala pilu dan keluh kesah

Teruntuk sebuah nama yang mampu mengartikan segala makna-makna


Bukan,

Bukan itu,

Bukan itu harga yang harus kau bayar. Namamu terlalu indah untuk kau tempuh itu.

Bangkitnya cahayamu dinantikan dalam kegelapan


Mata air,

Ya, dirimu.. Pandanglah dirimu..

Tak ada pelaut ulung yang lahir dari laut tenang

Mata air selalu muncul di tempat yang gersang

Percayalah....

Tuhan tak pernah salah

Boleh saja dirimu sekarang pedih, merasa hilang, tak diperlukan.

Tetapi, Potensimu mustahil pergi


Dirimu mempunyai rasa, yang mungkin tak dimiliki insan jangkauan lenganmu

Kepekaan terhadap sosial. Satu titik yang terang setara bintang dalam kegelapan

Ia bersinar begitu saja. Tak peduli ada yang meliriknya

Ia bersinar begitu saja. Ia tebarkan cahaya-cahaya doa terhadap pelihatnya

Mata-mata telanjang itu. Terpana dan bersyukur dibuatnya


Pulanglah. Tiriskan semua air mata mu.. Keringkan itu, papar dibawah matahari

Rajut senyuman terbaikmu, kau BERBEDA. Kau TERLAHIR KEMBALI, Menjadi orang yang BERBEDA.

MASALAH TELAH MENDEWASAKANMU. Berusahalah selalu bersyukur atas apapun,

Redaksi ini, opini penulis ialah sederhana, ENGKAU BISA!!! Dirimu perlu dukungan berupa DOA.

Dan itu, Inshallah, kan kualirkan selalu,


Wahai pena, Tak harus kisah-kisah pilu yang kau tulis,

Wahai pena, Kisahmu tak se pelik itu

Wahai pena, ujarkan kebahagiaanmu,

Wahai penulis kisah. Disini, masih ada, masih ada,

Harapan tertinggi. Yang rapuh, semoga engkau bisa memperkuatnya kembali,

Mengokohkan harapan yang rapuh, tebalkan kembali, tunaikan segala itu,


Wahai penulis Pena. Yang merasa bahwa waktumu telah habis

Semesta punya cara sendiri untuk bermain

Semesta mempunyai hukum yang bisa dibilang "tak masuk akal"

Aku yakin, engkau lebih daripada itu.

Wahai mata air. Jadilah mata air yang menghidupi banyak orang,

Jadilah seorang insan, yang mengerti.

Ingatlah, Serat apapun masalahmu. Ingatlah orang tuamu saat berusaha membesarkanmu. Mungkin saja mereka memiliki masalah yang lebih besar darimu. Hanya untuk masa depanmu.

Jangan kecewakan mereka


Wahai sebuah nama

Wahai mata air

Wahai penulis pena...

Pesan sederhana yang tertulis, saat penulis merasa teriris dengan problematika cara semesta bekerja. Tentang ketegaran dan rasa rela berkorban demi masa depan.Soal waktu

Sepi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang