22.11.18
Dulu, aku melihatmu
Gerak mu santai nan lugu
Sambal menyingsingkan rok panjangmu
Menembus beceknya bumi ini
Engkau menari-nari dengan senyumanmu
Mengapa engkau begitu indah
Lamunan meluluhkan hari-hariku
Dulu mahkotamu jatuh
Namun aku menemukannya
Bersemayan kerinduan, keemasan.
Kubaca sebuah tanda
Bahwa dirimu terduduk lesu
Tersingkir oleh waktu. Bahkan..
Permata di saku kini lenyap
Saat itu.
Aku beranjak pergi, aku bangkit
Menjinjing tas koperku
Berlalu dari tempat mu bernaung
Pipa-pipa besi ini mengelilingku
Coretan-coretan di serambi kasurku
Berhitung waktu
Bagaimana kabarmu disana pelita?
Surel-surelku terdistorsi oleh waktu
Mengabu dan berdebu
Engkau enggan membaca itu
Kini, hangus sudah kenanganku
Penyangkalan-penyangkalan
Memaknai basi nya hidupku
Bahwa aku
Sudah hilang dari bumi
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepi
PoesíaBahasa-bahasa rumit, namun tertuju sesuatu. Entah apapun, selalu berdimensi Proyeksi sosok, Peristiwa, Hal-hal berkesan