Pertama

589 50 0
                                    

Sakit. Itulah yang tepatnya dirasakan wanita cantik itu di tempat yang saat ini ia duduki. Melihat seeorang yang berarti baginya, melihat seseorang yang selalu ia jadikan sandaran saat ia lelah kini berubah, ia berpaling lebih tepatnya.

Bagaimana bisa ia masih bisa bertahan? Kenapa ia masih sangat ingin memperjuangkannya? Jelas-jelas semuanya sudah berada di ujung tanduk. Semuanya, termasuk pernikahannya selama ini. Pernikahannya dengan seorang laki-laki berdarah Busan yang sudah berlangsung selama 2 tahun sepertinya kandas atau mungkin tepatnya sebentar lagi.

Park Jihoon, wanita cantik itu hanya dapat duduk diam merasakan sakit yang menekan keras hati kecilnya. Ia masih diam di kursi makan dapur, kedua telapak tangannya menggenggam secangkir coklat panas dengan erat. Ia tak pernah merasakan kedinginan sebelumnya, tetapi entah kenapa malam ini baginya begitu dingin.

Namja setinggi 176 cm itu memejamkan matanya erat kala melihat Jihoon tengah duduk diam dengan tatapan mata kosong yang begitu memilukan hatinya. Ia menghembuskan nafasnya pelan mencoba tenang dan menutup pintu kamarnya dengan pelan.

"Jihoon"

Wanita berambut coklat kemerahan bernama Jihoon itu menoleh menatap pria berambut blonde yang baru saja keluar dari kamar itu tetap dengan tatapan mata yang kosong.

"Kenapa belum tidur? Ini sudah malam Ji" lanjut pria itu.

Sebisa mungkin Jihoon tersenyum meskipun menyakitkan dan menyulitkannya. Ia bangkit menuju meja dapur, sibuk membuatkan secangkir kopi untuk suaminya.

"Jihoon maafkan aku" tangan Jihoon yang tengah mengaduk kopi itu terhenti mendengar ucapan suaminya.

"Aku mencintaimu Hoonnie, sungguh" ia tersenyum namun menangis dalam hatinya. Kenapa? Kenapa pria ini masih saja memeluknya dan bertingkah seolah-olah Jihoon adalah seseorang yang berharga dan merupakan satu-satunya?

"Aku tau Woojinnie" ucap Jihoon kemudian berbalik. Ia menangkup kedua pipi suaminya itu dengan penuh rasa sayang, bibir tipisnya masih menyunggingkan senyum yang begitu tulus.

"Aku juga mencintaimu Jin, selalu"

Tapi yang dilihat oleh seorang Park Woojin bukanlah senyuman dan tatapan bahagia. Yang dilihatnya adalah sebuah perasaan yang menyakitkan dan memilukan dari seorang Park Jihoon, oh masih pantaskah Jihoon memakai marga suaminya itu sekarang? Senyumannya memang tulus, tapi tidak dengan maknanya. Tatapannya memang dalam, namun sarat akan luka yang begitu perih.

Ia mendekatkan wajahnya lebih dekat kearah Jihoon bermaksud mencium keningnya, tapi gagal karena Jihoon mendorong dan menahan dadanya untuk tidak mendekat kearahnya.

"Kenapa?" Woojin terdiam mendengar pertanyaan yang bahkan hanya satu kata terucap dari bibir Jihoon. Kenapa? Dirinya sendiri bahkan tidak tau mengapa.

"Kenapa kau menduakanku dengan menikahi hyungseob sahabatku sendiri Jin? Kenapa?"

Runtuh sudah pertahanan Jihoon. Airmatanya kini tak dapat dibendung lagi, Woojin sendiri menatapnya dengan sama terlukanya. Ia juga tidak tahu, bagaimana bisa ia menyakiti istri cantiknya ini. Seorang wanita yang selalu berapa disisinya dalam susah maupun senangnya.

"Apa aku berbuat salah padamu Jin? Kenapa kamu tega menyakitiku seperti ini? Apa kamu memang tidak pernah mencintaiku? Jika iya kenapa dulu kamu melamar ku Jin? Kenapaa hikss..."

Woojin terdiam lagi. Kedua tangannya sudah tak bertengger pada bahu Jihoon lagi, ia hanya diam menatap Jihoon yang tengah menangis dengan tatapan kecewa.

"Woojin-ah hiks, kamu tau. Disini terasa begitu menyakitkan hiks"

Woojin terdiam untuk kesekian kalinya, ia tau ini begitu menyakitkan. Dengan melihat Jihoon menangis seperti ini saja sudah membuatnya tahu jika ini begitu menyakitkan.

"Mianhae Jihoon-ah, mianhae"

Tanpa bicara satu patah kata pun, Woojin kembali memeluk Jihoon erat meskipun Jihoon sempat berontak namun ia memaksa untuk tetap memeluknya membuat jihoon diam dan menyerah.
.
.
.
.







Tbc.

Fyuhh...
Capek juga nulis ini, kepanjangan bacot guenya😂
Oh iya ini ff terbaru aku selain yang "My Perfect Boyfriend". Iya iya aku tau cerita yang itu belom kelarrr, tapi ya gimana lagi aku lupa alur ceritanya jadi aku mutusin buat bikin ff baru. Daaannnn tadaaa muncul lah ff dengan pair Chamwink😆

Akhir-akhir ini gue lagi demam Chamwink kaga tau kenapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhir-akhir ini gue lagi demam Chamwink kaga tau kenapa. Gue suka banget sama mereka berdua lucu gitu, ya gak si?😂😆😅.

Oh ya, kalo ada banyak typo maapkeun ya😉 Okay segitu aja see you in the my next chapter😄

Vote and Commet❤

The End Of a RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang