Kelima

360 39 0
                                    

Typo is my life😂

Sebelumnya..

Hujan terus turun dengan deras, petir bersahutan dan tangisan penyesalan Woojin terdengar begitu menyesakkan.
.
.
.
.

"Appa.."

Tangisan Woojin terhenti, ia menajamkan matanya untuk menatap siapa yang tengah berlutut di hadapannya ini. Seorang pemuda yang memiliki garis wajah yang tegas dengan tatapan mata yang tajam namun pancaran mata dan pipi gembilnya sangat mirip dengan Jihoonnya.

"Jihoon.."

"Hikss, appaa ini aku appa hikss aku.. hiks aku Jaehwan appa hikss anak appa dan eomma hiks" Woojin hanya dapat memandang kosong pemuda yang tengah menangis tersedu di hadapannya.

"Kenapa kau seperti ini appa? Hikss.. seharusnya hiks kau hidup bahagia dengan istri appa yang kedua ituu hikss! Aku membencimu appa hiks aku membencimu hikss..." Woojin mengusap pipi itu dengan pelan dan jemari kasarnya membelai mata itu.

"Jangan menangis Hoonie, kumohon hiks maafkan aku hikss, Hoonie.. hiks jangan menangis lagi hiks uljimaa hiks"

"Kau bodoh appa! Kau benar benar bodoh hikss.. aku hiks aku membencimu hiks"
.
.
.
.
.
.

Woojin menggenggan tangan itu erat namun gemetar, ia merindukan sosok Jihoon. Dan ia merasakan jika namja di hadapannya ini adalah... Jihoonnya.

"Jihoon"

"Sudah ku bilang namaku bukan Jihoon, tapi Jaehwan. Park Jaehwan"

Woojin menatap lekat mata itu. Tajam namun sorotnya begitu polos dan menenangkan.

"Tidakk, kau Jihoon ku"

Dan Jaehwan hanya bisa kembali menjatuhkan air matanya, ia tak mampu, sungguh. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Lepaskan aku, kumohon"

"Tidak!"

"Appa.."

"Tidak Hoonie, hiks kumohon jangan hiks pergi lagi hiks"

"Lepas!!"

Jaehwan menyentakkan tangan itu kasar, Woojin menangis terjatuh dari ranjangnya dan kemudian tidak sadarkan diri membuat para suster dan dokter menatap tajam Jaehwan.

Tanpa mau di tanya tanya, Jaehwan memutar langkahnya meninggalkan ruangan itu.
.
.
.
.
.
.
.
.

Genap sudah usia Woojin mencapai angka setengah abad, dan entah harus beruntung atau sial untuknya karena kondisi psikisnya semakin membaik. Woojin duduk di atas kursi roda dengan Daniel di belakangnya.

"Seseorang sedang menunggumu Woojin-ah"

Tatapannya pada pepohonan maple di hadapannya kini teralihkan pada seorang namja tampan yang berjalan menghampirinya dengan menggandeng tangan seorang gadis mungil yang sangat cantik.

"Lama tak berjumpa appa. Maaf sudah lama tak mengunjungimu"

Woojin hanya diam ketika Jaehwan membungkuk di hadapannya dan membawa gadis mungil itu ke hadapannya.

"Ini Seongwoon appa, dia istriku" Woojin menatap wajah cantik Seongwoon dan menyunggingkan sebuah senyuman yang tulus untuknya. Namun setelahnya ia kembali menaruh atensinya pada pepohonan maple yang indah.

"Kau yakin akan membawa Woojin bersamamu Jae?"

"Nde appa, sudah cukup appa yang merawatnya. Sekarang giliran ku yang menjaganya seperti perintah eomma dulu"

The End Of a RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang