Kedua

509 48 3
                                    

Hari itu adalah hari minggu, dimana Woojin dan Jihoon sudah saling berjanji untuk bertemu. Sudah hampir 2 bulan ini ia tak memiliki waktu bersama Woojin, Woojin terlalu sibuk dengan Hyungseob sedangkan ia hanya akan diam dan tersenyum menatap suaminya tertawa bahagia bersama Hyungseob.

"Jihoon!!" Jihoon menoleh dan menatap Woojin yang datang dengan nafas terengah karena berlari dan menyunggingkan senyum tulusnya pada Jihoon.

"Maafkan aku Honnie, aku harus membatalkan kencan kita hari ini"

Jihoon tersenyum mengerti. Awalnya saat pernikahan Woojin dan Hyungseob ia menangis hingga tersedu bahkan hampir kehilangan nafasnya, namun ia mulai terbiasa sekarang. Termasuk menyembunyikan semuanya dalam sebuah topeng senyuman tulus dan manik mata berbinar saat menatap Woojin.

Sudah kesekian kalinya Hyungseob memonopoli Woojin darinya. Bahkan Woojin selalu saja berusaha untuk membatalkan janji mereka berdua hanya untuk Hyungseob, apa salahnya jika ia ingun berduaan dengan Woojin meskipun itu hanya satu hari dalam 3 bulan?

"Hyungseob hamil Hoonie"

Nafas Jihoon tercekat dengan perkataan Woojin 'Hyungseob hamil?'. Tangannya menggenggam erat ujung mantelnya hingga kusut.

"Uhmm aku mengerti, Jin. Jika begitu pulanglah Hyungseob pasti sedang menunggumu pulang, aku akan pulang setelah bermain komedi putar itu" ucapnya dengan senyum andalannya yang bahkan terasa sangat hampa.

Woojin mengangguk kemudan berbalik akan melangkah meninggalkan Jihoon sebelum lengannya ditahan oleh jemari mungil milik Jihoon yang membuat Woojin berbalik dan menatap istri cantiknya dengan lembut.

"Ada apa sayang?" Woojin menatap lembut tepat pada manik menenangkan Jihoon. 'Aa.. aku hamil Woojin'

Hanya satu kalimat yang terdiru dari 3 suku kata namun ia tak sanggup untuk mengatakannya, ia menelan semua kalimat itu yang terasa pahit di tenggorokannya.

"Ahh, tidak hanya... Hati-hati di jalan Woojin"

Woojin mengangguk dan mengacak surai halus istrinya kemudian berbalik melangkahkan kakinya menjauh meninggalkan tatapan sendu milik Jihoon yang memandang pungguh kokoh yang biasanya selalu menguatkannya dalam hal apapun.

Jihoon pun segera berbalik berniat memasuki area Lotte World untuk mengusir kesendirian dan kesedihannya. Namun, saat ia berjalan menuju Lotte World dari arah yang berlawanan sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melintas.

Ckiittt!!!

Brakkk!!!

Dalam kurun waktu kurang dari 1 menit Jihoon yang sebelumnya tidak di perhatikan kini menjadi pusat perhatian seluruh orang disana. Darahnya mengucur di setiap sisi tubuhnya, rasanya sangat sakit seluruh tubuhnya terasa kaku dan perutnya terasa diremas dan ditekan begitu kuat.

Woojin yang saat itu belum terlalu jauh melangkah segera membalikkan diri dan melihat seseorang wanita yang terasa familiar baginya tengah memegangi perut menahan sakit yang termata sangat. Segera ia berlalu dan menerobos kerumunan orang yang mengerubungi wanita malang itu. Setelah ia melihat wajah korban, betapa terkejutnya ia.

"JIHOONN!!!!" kagetnya dengan mata yang terbelalak tak percaya, jika wanita yang sangat berarti untuknya terbaring lemah penuh darag disana. Jihoon yang mendengar suara Woojin memanggil namanya hanya menatap lemah pada seorang pria yang selama ini mengisi kehidupannya.

"Woo... woojinn" lirihnya dengan senyum yang masih bertengger di bibir kecilnya saat Woojin mendekati dirinya dan mengangkat kepalanya ke atas paha pria itu.

"Ani, jangan bicara terlebih dahulu sayang. Andwae andwae! Jangan tutup matamu sayang, bertahanlah hikss kumohon sayang hikss" tangisnya dan berusaha membuat jihoon untuk tidak menutup mata indahnya sembari menunggu ambulance datang.

"Woojin.. bb baby. Hikss sse selamat akhh selamatkan anak kita hiks wooj- arghh" perkataan Jihoon sebelum ia tak sadarkan diri yang membuat Woojin kalang kabut.

"Andwae!!! Sayang bangunlahh hikss jangan tidurr hiks kumohon sayang hiks bangunlah dan kita akan berkencan seperti yang kamu inginkan hmm? Hikss sayanggg bangunlahhh hikss"
.
.
.
.

Woojin hanya terduduk lesu didepan ruang operasi sebelum ia segera berdiri karena dokter yang menangani Jihoon keluar dengan wajah yang tidak bisa di prediksi.

"Tn. Park?"

"Uisanim, bagaimana keadaan istri saya sekarang?" Tanya Woojin dengan raut wajah khawatir.

"Sebelumnya saya sangat meminta maaf karena telah mengatakan ini Tn. Park, namun janin yang berada di rahim Ny. Park tidak bisa kami selamatkan karena terjadi benturan yang keras saat kecelakaan itu ter-"

"Tunggu, apa maksud uisanim dengan janin yang berada di rahim istri saya?" Ucapan dokter bernama Bae Jinyoung itu terpotong karena ucapan Woojin.

"Anda belum mengetahui jika istri anda sedang mengandung Tn. Park?" Dan disambut gelengan kepala oleh Woojin.

"Usianya memang masih tergolong rawan keguguran, ia masih berusua 2 bulan" jelas dokter Bae.

"Ya tuhann. Lalu, bagaimana debgan istri saya?"

"Sekali lagi maafkan kami Tn. Park, sudah semampu kamu untuk menyelamatkan nyawa Ny. Park namun kami gagal mempertahankan Ny. Park karena benturan yang terjadi di keoala dan perutnya membuatnya kehilangan nyawanya. Sekali lagi maafkan kami Tn. Park" sesal Dokter Bae membungkuk sopan dan setelahnya ia berlalu meninggalkan Woojin sendiri.

"Andwae!! Tidakkk Jihoonnn!! Hikss maafkan aku Hoonie hiks hikss!!" Teriaknya pilu.
.
.
.
.







Tbc

Oh astagaaa aku nulis apaaa iniiii😂
Drama banget ngga si? Ngebosenin ngga si? Kalo iya kasih tau aku ya😉

Oh ya selagi ini liburan jadi aku sempetin buat lanjutin nulis cerita ini selagi yaaa mendekati hari tersedih ya kan?😔

Lanjut ngga?

Vote and Comment❤

Bonus untuk kaliannn

Lucu banget ngga si liat mereka berdua kek ginii? Ya ampunn demi apa gemes banget gue liatnya😆😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucu banget ngga si liat mereka berdua kek ginii? Ya ampunn demi apa gemes banget gue liatnya😆😅

Lucu banget ngga si liat mereka berdua kek ginii? Ya ampunn demi apa gemes banget gue liatnya😆😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demi apa jinnn jan natap pake tatapan kek gitu anjirr😧 kan jadi ambyar guee😂

The End Of a RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang