HT || 03

144 11 8
                                    

HT || 03

"Kalo Tuhan yang mengatur semuanya, gue gabisa berbuat apa-apa lagi selain mengikuti takdir yang udah ditentukan"
-Langit.


08:20

Dikelas Rain duduk bersama Langi, sebelumnya Langit duduk dengan Bagas, tetapi Bagas di suruh pindah oleh Langit dari tempat duduknya, sebenarnya Bagas sempat menolak untuk pindah dari tempat duduknya, karena dia merasa nyaman dengan bangkunya itu, Langit menawarkan bahwa dia akan mentraktir Bagas pas nanti istirahat dan Bagas pun menerimanya, bukan Langit namanya jika tidak bisa menaklukan orang lain.

"Asalamuallaikum"

Seorang guru yang memiliki perawakan bisa dibilang besar pun masuk kedalam kelas mereka. Guru itu merupakan guru mapel Matematika.

"Waalaikumsallam" jawab serempak.

"Bu" kata Langit sambil mengacungkan sebelah tangannya, sontak semua yang ada dikelas menatap ke Langit. "Ibu ko makin gendutan sih bu"

Ucapan Langit barusan membuat seisi kelas menatap kearah Langit dan menahan tawanya.

"Hahahahaha" tawa Langit pun pecah.

Rain yang ada disamping Langit pun menyenggol lengan Langit, namun Langit hanya melirik Rain sekilas sambil tersenyum. Rain yang melihat kelakuan Langit pun dibuat malu olehnya.

Kenapa ada orang yang kaya dia. Batinnya.

"Langit!! Kamu ngomong apa?" tanya Bu Verni dengan emosi yang di tahan.

"Tadi saya ngomong, ibu makin hari makin centong eh cantik aja deh bu" jawab Langit sambil mengedip-ngedipkan matanya.

Rain yang duduk disamping Langit pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu itu! Kenapa selalu senang bikin saya kesal!" gumam Bu Verni. "Oiyah, ibu dengar disini ada murid baru yah. Coba maju kedepan dan memperkenalkan diri"

Rain pun berjalan kedepan. Saat didepan, Rain bisa melihat seluruh murid yang ada dikelas itu. Semuanya memfokuskan pandangannya kepada Rain.

"Nama saya, Raini Veronica. Saya pindahan dari SMA 8 BANDUNG" ucap Rain.

"Okey terimakasih,Rain. Kamu bisa kembali duduk." pintah Bu Verni.
Rain pun menganggukan kepalanya..

"Baiklah, sekarang kita mulai saja. Coba buka buku paket halaman 58, kalian pahami dulu."

"Gue baru tau nama lo ada panjangannya" kata Langit sambil menatap Rain. Rain pun tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh Langit.

"Hai" sapa seorang cewe yang berkacamata kepada Rain. Rain pun mengangkat pandangannya, lalu tersenyum kepada cewe itu. Kebetulan cewe itu duduk didepan bangku Rain dan Langit.

"Nama aku, Angela Fergianti. Kamu mau kan temenan sama aku?" kata Angel sambil mengulurkan tangannya.

Rain pun mengulurkan tangannya, lalu mereka saling berjabat tangan. Rain membalas pertanyaan Angel dengan tersenyum, yang artinya dia mau.

"Oke, kalo gitu nanti istirahat kita pergi kekantin bareng yah" tawar Angel.

Belum sempat Rain menjawab, Langit sudah menjawab terlebih dahulu.

"Gak! Rain kekantin bareng gue." kata Langit.

"Gak!" tolak Rain sambil melirik Langit.

"Gue kan harus jagain lo" kata Langit.

"Lo siapa?" tanya Rain.
Pertanyaan itu sangat menohok hati Langit, ya benar. Siapa Langit bagi Rain, Langit hanyalah orang asing dalam kehidupan Rain. Tapi, Langit juga bingung kepada dirinya sendiri, kenapa Langit bisa seposesif ini kepada Rain. Tapi, Langit menganggap pertanyaan barusan sebagai candaan.

Hujan TerakhirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang