“gio... “ ucap acha terkejut dengan kehadiran gio didepan rumahnya, kenapa bisa laki laki itu didepan rumahnya,padahal tadi pria itu hanya membalas pesan acha dengan singkat
“jadi gini ya sikap kamu dibelakang aku. Baru aja sekali aku gak nganterin kamu pulang, kamu udah jalan aja sama cowok lain “ ucap gio menggebu gebu, menatap acha dengan tatapan sinis
“gi.... “ucapan acha terpotong
“aku di kampus ngurusin skripsi cha, kamu malah asik sama cowok lain, kamu anggap aku apa? “ tanya gio
“aku baru kenal sama dia tadi gi”ucap acha menjelaskan
“alah udah deh kamu ngaku aja kamu udah lama kan sering jalan sama dia “ucap gio menunjuk daniel yang sedari tadi hanya menyaksikan perdebatan mereka Enggan untuk ikut campur. Tapi kali ini ia akan menjelaskan permasalahannya, ini terjadi juga karena ulahnya.
“sorry bro,pacar lo emang bener kita baru kenal tadi di taman “ ucap daniel .
Bugg...
Satu pukulan mendarat dengan mulus di pipi daniel, darah segar keluar dari sudut bibirnya. Pria itu hanya bisa meringis,gio hendak melakukan pukulan kedua pada daniel yang sudah tersungkur lemah“STOP “ teriak acha segera menghampiri daniel dan membantu pria itu duduk, dengan sigap ia mengambil kotak P3K dirumahnya, dengan telaten acha membersihkan luka di sudut bibir daniel.
“kamu gak papa kan? “tanya acha pada daniel. Pria itu hanya tersenyum seolah memberikan jawaban bahwa ia baik baik saja.
“aku pamit ya “ pamit daniel
“iya, kamu hati hati ya dan makasih udah anterin aku pulang “ jawab acha . Daniel menuju mobilnya dan berlalu dari halaman rumah acha.
“itu yang dibilang baru kenal, keliatannya akrab tuh“ ucap gio sinis
“aku pulang sama dia karena tadi ditaman hujan gi, aku takut kalo pulang sendirian, kamu susah dikabarin, aku harus gimana? Jadi aku juga yang salah? “tanya acha, matanya sudah berkaca kaca kesabarannya sudah habis .
Sejak tadi gio selalu memojokannya seolah olah acha sudah melakukan kesalahan fatal, Padahal jika harus dibandingkan disini acha yang seharusnya marah gadis itu sabar melihat gio dengan gadis lain, bahkan sekarang gio berubah kasar tidak selembut dulu bahkan pria itu berani memukul orang yang baru saja dikenalnya,benar benar bukan gio nya.
“kamu marah hanya karena aku diantar pulang oleh laki laki lain, lalu apa kabar dengan hati ini yang sering melihat kekasihnya berduaan dengan wanita lain. “ucap acha pertahanannya runtuh air matanya menerobos membasahi pipinya.
Gio bergeming ditempatnya kenapa ia bisa sekalut ini? Acha pasti takut dengan tindakannya tadi.
Gio mendekat ke arah acha mendekap gadis itu berusaha untuk menenangkannya.
“maafin aku, aku gak bisa kontrol emosi aku tadi begitu aku tahu kamu dianterin cowok lain “ ucap gio meminta maaf.
“kamu maafin aku kan ?” tanya gio. Acha hanya mengangguk dipelukan gio,tangisannya perlahan berhenti, gio melepas pelukannya.
“duh matanya jadi sembab gini, hidungnya juga udah kayak badut ancol aja “ ucap gio menghibur acha
“ish,aku nangis kan gara gara kamu juga” ucap acha
“iya ,aku minta maaf “ ucap gio, hari itu mereka habiskan dengan penuh canda dan tawa ,Acha ingin waktu berhenti saat ini juga dimana hanya ada gio yang hanya peduli terhadapnya,yang tidak menghiraukan orang lain ketika bersamanya. Acha harap akan tetap seperti ini.
**
Beberapa hari berlalu setelah pertengkarannya dengan gio,kini acha tengah mencari gio untuk menagih janji pria itu yang akan mengajaknya jalan di sabtu malam ini .Matanya mengedar ke segala arah hingga penglihatannya menemukan gio, lagi dan lagi gio tengah duduk di taman dengan rina, perasaan sesak bergemul begitu saja, dengan langkah gontai acha menghampiri gio.
“gio... “panggil acha lembut. Membuat dua insan itu menghentikan tawanya, entah apa yang sedang mereka perbincangkan.
Gio hendak menjawab acha tapi tiba tiba rina berucap
“aku duluan aja deh “ ucapnya
“kok gitu rin? Kan belum selesai” ucap gio
“pacar kamu kangen tuh”ucap rina menunjuk acha dengan dagunya.
“yaudah deh “ jawab gio lesu, senyumnya perlahan pudar dari wajah tampannya.
Acha yang menyaksikan itu kembali dengan perasaan sesak yang memukul keras relung hatinya, bahkan gio mengacuhkannya begitu saja ketika rina memanggilnya tadi
“kenapa cha? “ tanya gio
“ehh” acha terlonjak dari lamunannya
“yah malah ngelamun “ ucap gio
“eh maaf maaf, aku kesini mau nagih janji kamu, kamu janji kan ngajak aku jalan malam ini “ ucap acha menyampaikan tujuannya menghampiri gio
“aduh gimana ya cha, bukannya aku mau ingkar janji,tapi sore ini ada bimbingan dan mungkin sampe malem “ ucap gio memelas.
“oh gitu ya? Yaudah gapapa “ jawab acha
“maaf ya “ ucap gio merasa bersalah
“iya gapapa” jawab acha menampilkan senyumnya,senyum yang hanya terpatri di wajahnya tanpa tersampaikan pada matanya.
“yaudah, aku duluan ya mau nemuin pak bambang “ ucap gio, pergi begitu saja meninggalkan acha seorang diri.
**
Merenung dan merenung hanya itu kegiatan yang mungkin acha sukai akhir akhir ini.
Taman menjadi tempat acha meluapkan keluh kesahnya, entah kenapa ia suka jika meluapkannya di alam,pemikirannya;selain tuhan, hanya alam yang tidak akan membocorkan rahasianya.
Penglihatannya tiba tiba melihat sepasang manusia dengan tangan sang gadis yang setia mengelus lembut rambut sang pria yang tengah tiduran dipangkuannya, terlihat seperti sepasang kekasih yang baru menjalin asmara.
Sepertinya acha familiar dengan mereka, dengan perasaan sesak acha menghampiri mereka.
“jadi ini yang kamu maksud bimbingan? “
-------------------------------------------------
TBC....
gimana gimana? Pada nyesek engga? Author emang suka yang nyesek nyesek :v
Jangan lupa vote+comment ya 😊
Ini update terakhir,seminggu kedepan gak bisa update soalnya author mau pokus PAS dulu, doa'in ya...
Jangan bosan nunggu ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
JENUH
Teen FictionSebuah proses dimana hatimu menginginkan tapi tak mau melepaskan