Belt

6.9K 221 17
                                    

Bts baru saja masuk kedalam dorm mereka setelah aktivitas panjang beberapa hari ini. Semua orang merasa lelah. Mereka memilih masuk kamar masing-masing kecuali sang leader Namjoon dan maknae ke dua Bts Taehyung. Mereka masih asyik mengobrol di ruang tengah dengan nyemil makanan pemberian para fans mereka.
Namjoon yang melihat salah satu anggotanya itu cemberut sambil ngunyah makanannya mengerti kalau ada sesuatu yang tak beres pada anggotanya tersebut.

"Taehyungie, kenapa kau terlihat begitu kesal. Apa Jin hyung membuatmu kesal lagi." Ia menggeser tubuhnya untuk menghadap Taehyung.

"Ani hyung, aku kesal karena hal lain."

"Hm..," Gumam Namjoon.

"Aku tidak bisa membelikan belt yang bagus untuk Jin hyung," ucap Taehyung dengan terus mengunya makanannya. kata-kata Taehyung bahkan kurang jelas di telinga Namjoon. Akan tetapi satu hal yang Namjoon tangkap sumber masalahnya adalah belt.

"Aku akan memberikanmu belt yang bagus. Jadi jangan bertengkar dengan Jin hyung hanya gara-gara belt saja Tae. Aku akan memberikan apa yang kau mau, kau ingin warna apa?."

Taehyung jadi bingung dengan otak Namjoon. Dia itu pintar tapi kepintarannya seolah hilang begitu saja karena salah tangkap ucapan Taehyung. Ia tidak bertengkar dengan Seokjin akan tetapi ia merasa iri karena melihat belt yang Seokjin pakai dua hari ini.

"Tae!, Taehyungie!!. Kau mendengarku tidak?.

"Nie anak kalau udah bertengkar dengan Jin hyung jadi gak bisa fokus. Kalau gini terus bisa gawat. Bisa-bisa acara besok bisa terganggu, aku harus beritahu Jin hyung," inner Namjoon.

Tanpa mengatakan sesuatu Namjoon meninggalkan Taehyung begitu saja. Ia menemui Seokjin yang sedang membereskan kamar hendak tidur.
Melihat kehadiran Namjoon membuat Seokjin terkejut. Pasalnya Namjoon tidak biasanya masuk kamar orang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Joon-ah, kalau masuk kamar orang ketuk pintu dulu," cicit Seokjin. Ia merapikan rambutnya yang basah karena baru keramas.
"Mian hyung. Aku tidak berfikir tadi," ucap Namjoon. Seokjin mengeryitkan alisnya mendengar ucapan Namjoon.

"Ada masalah?."

"Ne hyung."

"Sepertinya serius, duduklah." Seokjin menggeser kursi dan mempersilahkan Namjoon untuk duduk dan mencerita masalahnya. Dengan sabar Namjoon bercerita ia juga harus memilih kata-kata yang tepat agar tidak menyinggung Seokjin.
Setelah mengerti masalahnya Seokjin tersenyum namun bukan seperti senyuman dia smirk.

"Kau jangan khawatir Joon-ah aku akan bicara dengan Taehyung. Aku akan membuat dia mengerti dan dia tidak akan menghancurkan acara kita besok."

"Hyung, aku mohon jangan terlalu keras padanya. Aku yakin dia bisa profesional besok. Aku mengatakan ini hanya agar kalian berdamai saja," ucap Namjoon. Takut kalau sampai Seokjin marah pada Taehyung dan membuat Taehyung menangis karenanya. Namjoon sudah pernah menenangkan Taehyung saat ia menangis karena bertengkar dengan Seokjin. Namjoon menenangkannya namun Taehyung tetap sedih. Taehyung bisa ceria kembali kalau orang yang membuatnya sedih menghiburnya.

"Tenanglah, aku hanya akan bicara padanya. Aku akan hati-hati," ucap Seokjin. Ia melihat wajah khawatir Namjoon. Sungguh Namjoon itu leader yang baik.

Seokjin melihat Taehyung sedang tengkurap di kamarnya dengan masih memakai pakaian yang tadi. Dengan pelan Seokjin membaringkan tubuhnya di samping Taehyung dan memeluk tubuh Taehyung erat.
Taehyung yang merasa seseorang memeluknya hanya diam. Ia yakin kalau itu adalah Seokjin yang memeluknya ia mengenali bau shampo yang Seokjin gunakan.

"Mandilah dulu baby?," ucap Seokjin. Ia tahu Taehyung belum tidur.

"Eung..," Taehyung menggidikkan bahunya agar Seokjin melepaskan pelukannya. Bukannya melepaskan pelukannya pada Taehyung Seokjin malah menyelingkap baju yang Taehyung kenakan.
"Ah... hyung," Taehyung berusaha menyingkirkan tangan Seokjin. Ia berusaha terlentang hingga mereka saling memandang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Making LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang