D-5

18 6 0
                                    

05.12

Kini sang remaja sedang menyiapkan sarapan nya

Ia tentu tak ingin pingsan untuk kedua kalinya
Mungkin ia mau jika di alam bawah sadar nya bertemu dengan gadis itu lagi

Dia hanya menyiapkan sarapan sederhana hanya sekedar sandwich dan segelas teh hangat

Hampa

Tentunya, hanya menyiapkan makanan sendiri tanpa ada suara gelak tawa dari siapapun
Tanpa ada omelan kecil dari seseorang yang dia sayang
Dan tanpa ada pelukan selamat pagi dari cinta nya

Tring~

Sebuah notif pesan masuk kedalam HP nya

Ia menyudahi kegiatan mengaduk teh nya lalu menghampiri HP nya itu

"Hahh, hanya pesan tak berguna" Monolog nya lelah

Ia kembali meletakkan HP nya lalu mulai menyeruput teh hangat yang sudah di siapkan nya tadi

"Apa salah ku? Mengapa aku tak memiliki teman? Apa aku sangat buruk? Apa jika aku yatim piatu itu sangat buruk? Ya buruk.." Tanya dan jawab nya sendiri

Sebenar nya, diri nya bukan lah buruk. Hanya saja diri nya tak ingin bersosialisasi dengan yang lain.

Sifat nya yang dingin dan kurang terbuka sesama lain membuat nya kurang mendapat perhatian lebih dari teman nya.

Dengan langkah pasti ia berdiri dan mengambil tas kemudian handphone nya lalu berjalan cepat menuju pintu depan

Menyalakan kendaraan nya lalu segera menuju ke sekolah.

Dengan kecepatan rata rata kendaraan nya melaju teratur tanpa melanggar aturan dalam berkendara.

Tak lama lampu merah menyala dan dia harus berhenti sejenak. Menatapi jalan raya yang terlihat nyaris sangat padat ini dan berbagai orang berlalu lalang dengan sibuk nya.

Manik mata nya menatap lekat sesosok yang membuat fokus nya teralihkan. Gadis berjalan dengan santai di zebra cross tepat di depan nya.

Seragam yang terlihat sama dan mungkin ciri yang sama dengan gadis saat ia di taman kemarin lalu.

Berjalan sambil menatap jalan dan tangan yang menggenggam erat tas kecil di sebelah kanan nya

Klakson mobil membuyarkan lamunan nya, sudah lampu hijau. Ia menancapkan gas nya lalu kembali menuju ke sekolah

Saat kendaraan dan diri nya sudah tepat masuk di area lingkungan sekolah nya, ia memarkirkan kendaraan nya.

Berjalan santai menuju ke kelas nya dengan telinganya yang merasa bosan dengan pekikan dari siswi yang di lalui nya.

'Bughh'

"Ah maaf kan aku" Ujar pria itu karena menabrak seorang gadis. Tepat seperti gadis tadi, dan tas kecil yang menambah rasa yakin nya

"Tak apa, ini salah ku" Jawab gadis itu berusaha berdiri dari posisi nya yang menyentuh lantai koridor tadi.

Desisan pelan keluar dari mulut gadis itu, ya kaki nya terluka. Terlihat darah segar sedikit mengalir dari lutut gadis itu.
"Kau terluka, ayo ku obati" Tawar pria itu dan di tolak dengan gelengan kaku gadis itu

"Tak perlu, terimakasih" Ujar nya lalu berjalan pincang melewati pria itu.

Jawaban atas pikiran nya belum saja terjawab, dia tak melihat wajah nya.

"Permisi! Ayo, ini salah ku biar ku obati" pria itu memberanikan diri nya demi menjawab semua pertanyaan di otak nya itu

Sang gadis seketika mendongak dan menatap tak yakin pria itu.

Detak jantung pria itu mulai tak karuan, diri nya gugup. Ia melihat nya, wajah gadis itu.

Wajah yang akhir nya menjawab semua pertanyaan yang memenuhi pikiran nya.

Sungguh gila, jika saat ini badan nya nyaris mati rasa melihat manik mata gadis itu.

Manis

Kata pertama yang dapat di umpamakan untuk gadis ini. Gadis yang sama saat awal berjumpa di taman kemarin lalu.

Mata bulat nya dan iris mata berwarna coklat muda sedikit ke oranye menatap lekat wajah pria itu. Pipi yang terlihat merah dan berisi memperlihatkan sisi menggemaskan dari gadis itu.

Sedikit freckles di area hidung nya dan bibir nya yang berwarna peach berbentuk ranum menambah kharisma nya.

Diam membeku adalah kegiatan yang tengah dilakukan oleh pria itu. Menelusuri wajah gadis itu di setiap inci nya dan memuji keindahan ciptaan yang kuasa akan nya.

Kau tahu? Gadis ini begitu sempurna. Tatapan nya sejuk dan terlihat menenangkan. Freckles yang mungkin tak begitu banyak dan samar membuat wajah nya terlihat cerah.

"Uhm, maaf. Kau tak apa?" Gadis itu melambaikan tangan nya di depan wajah sang pria

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang