6

1.4K 141 9
                                    

Aku menarik tangan kiri kak Jisoo sementara tangan kanannya memegang eskrim lalu kami pergi dari both eskrim itu, kali ini aku yang menuntun jalan, tujuan ku adalah ke salah satu wahana yang memacu adrenalin yaitu rollercoaster, aku tau kak Jisoo pasti tidak akan mau naik itu karena dia takut ketinggian, sedangkan aku, aku sangat suka hal yang menantang, disinilah perbedaan kami. Tapi biar pun kak Jisoo takut aku yakin dia tidak bisa menolak ku, karena kalau dia menolak otomatis aku akan pergi sendiri dan pasti akan membuat nya lebih khawatir padaku haha itu ada tebakan ku, kita lihat saja apakah benar dia akan ikut.

"Kemana kita Jen?" Tanya kak Jisoo masih sibuk dengan eskrim nya

"Kesitu, aku mau naik rollercoaster" tunjuk ku. Lalu langkah kak Jisoo terhenti, tangan nya sedikit menarik tangan ku untuk ikut berhenti, muka nya juga tiba-tiba berubah jadi seperti orang khawatir. Lucu banget sumpah muka nya, gemess

"Kenapa?" tanya ku

"Naik yang lain aja lah Jen" pinta nya

"Kenapa? Kakak takut?" aku sedikit tersenyum. Kak Jisoo tidak menjawab tapi tetap menatap ku, dia menjawab dengan matanya.

"Ayo lah kak" rengek ku dengan memasang puppy eyes, aku berusaha menggoda nya

"Ke yang lain aja yuk" dia berusaha menarik tangan ku, tapi ku tahan.

"Yaudah kalo kakak gak mau, aku naik sendiri aja, kakak tunggu sini" tawar ku. Dia terdiam agak lama mungkin mempertimbangkan nya.

"Jangan sendirian ah" katanya kemudian

"Jadi?"

"Yaudah yuk" dia menyerah dan mengikuti keinginan ku. Benar kan? Kak Jisoo tidak akan mungkin menolak ku apalagi membiarkan ku pergi sendirian, maaf kak aku egois tapi ayolah ini cuma rollercoaster, anak kecil juga berani.

"Yeayy" sorak ku gembira, aku melingkarkan tanganku ke lengan kiri nya, dan kami berjalan menuju rollercoaster.

***

Selama naik rollercoaster kak Jisoo hanya menutup matanya, dia ketakutan namun dia tidak berteriak, tangan nya terus meremas tanganku yang ada disebelah nya sampai tanganku merah dan aku mulai sedikit merasa sakit, tapi biarlah asal dia merasa sedikit tenang. Sementara aku, aku sangat menikmati permainan ini.

***

Tak terasa hari sudah mulai gelap, saat ini pukul 6.45 sore kami baru keluar dari taman hiburan. Aku dan kak Jisoo berdiri di depan taman hiburan itu untuk menunggu taksi online yang sudah kami pesan, kami tidak membawa kendaraan pribadi karena belum memiliki surat izin, ya walaupun kak Jisoo sudah bisa menyetir sendiri.

"Lama banget ya kak, masih jauh gak sih?" Tanya ku mengintip ke layar ponsel kak Jisoo yang dipakai untuk memesan taksi online

"Sabar. Udah jalan kok ini" kata kak Jisoo

"Kaki aku udah pegel-pegel nih kak" rengek ku manja pada kak Jisoo. Tapi dia diam saja masih terus memperhatikan ponselnya.

"Coba tadi bawa mobil sendiri aja" lanjut ku

"Ini jauh sayang ku, kakak kan belum ada SIM mana berani" sekarang matanya sudah beralih kepada ku

"Lagian lama amat bikin SIM doang, dari taun kapan entah sampe sekarang belum jadi juga"

"Apaan deh, belum juga seminggu Jen" kata kak Jisoo dengan ekspresi yang aneh, kedua alisnya di turunkan sambil matanya melirik kepadaku. Dan aku hanya tertawa melihatnya, tak lama kak Jisoo menghembuskan nafas keras sampai aku bisa mendengar nya. Kemudian aku meliriknya, kak Jisoo sedang memandang ke bawah memperhatikan kaki nya sendiri (?) Mungkin dia benar-benar lelah. Lalu aku beralih kembali kepada ponsel ku, saat aku membuka aplikasi kamera bermaksud untuk mengambil foto selfi, ku sadari kini dagu kak Jisoo sudah bertumpu di bahu ku, entah kapan dia bergerak pindah kebelakang ku, aku benar-benar tidak menyadari nya, gerakan nya begitu cepat, jadi ku urungkan niat untuk mengambil foto dan menaruh kembali ponsel ku ke kantong.

US [Jensoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang