0.10

255 51 30
                                    

Track list:

* Never be - 5 seconds of summer.
* Vapor - 5 seconds of summer.

***

Lily mengendarai mobil yang ia bawa dengan kecepatan penuh. Beberapa kali hampir saja ia menabrak mobil atau sepeda motor lain yang ada di hadapannya. Tak jarang ia mendapat makian dari beberapa pengendara karena gadis itu menerobos lampu lalu lintas sesukanya dan membunyikan klakson dengan tidak sabaran.

Namun Lily tak perduli dengan hal itu, fokusnya tertuju hanya pada 1 orang, siapa lagi kalau bukan Sophie Hemmings.

Pernyataan wanita muda yang Lily asumsi kan sebagai pengajar di sekolah Sophie tadi, membuatnya menjadi panik. Ia sangat takut jika ada sesuatu hal terjadi pada gadis kecil itu. Bisa saja yang menjemput Sophie bukanlah Sierra yang sebenarnya, melainkan seorang penculik? Bukannya tak mungkin ia akan membunuh Sophie lalu menjual organ tubuhnya ke pasar gelap. Oh tidak pemikiran gadis ini terlalu jauh.

Lily sudah mencoba beberapa kali menghubungi nomor telepon Luke namun sama sekali tak mendapat jawaban. Hanya bunyi nada sambung yang terdengar. Hal itu membuat Lily berdecak lidah. Kemudian mengacak rambut coklatnya asal.

Lain lagi dengan seorang gadis kecil disebelahnya, yang terus-terusan menatap dashboard mobil dengan tatapan horror, tentu saja karena tubuhnya terlalu mungil untuk dapat melihat jalanan. Kedua tangan mungilnya sibuk mencengkram erat safety belt yang melingkar di tubuhnya.

"Tantee, hati-hati Daphne belum mau mati, Daphne belom jumpa sama Shawn Mendes! Kalo tau gini mending tadi Daphne jalan kaki ajaa!!" Teriak gadis mungil yang rambutnya dikucir kuda tersebut. Wajahnya terlihat panik sekaligus pucat saat dia merasakan Lily kembali menaikkan kecepatan mobilnya. Pikirannya terus terbayang-bayang akan wajah Shawn Mendes yang mungkin sampai akhir hayatnya tak bisa ia temui.

Lily memutarkan bola matanya kemudian melirik sekilas kearah gadis kecil yang memiliki sifat sama menyebalkannya dengan paman nya. Siapa lagi kalau buka si kecil, Daphne.

"Tante panik Daph, gimana kalau Sophie diculik sama orang? Bisa-bisa tante dibakar sama om Luke-"

"Iyaa, tapi kalau tante ada niatan mau mati duluan yaudah gapapa, biar Daphne turun disini aja." Ujarnya cepat seraya mengerucutkan bibirnya.

"Sok iya nih bocah, numpang aja banyak gaya." Desis Lily pelan kemudian kembali menormalkan kecepatan mobilnya, yang membuat Daphne menghembuskan nafasnya lega.

Memang tadi setelah berbicara sebentar dengan guru Sophie. Lily langsung pamit pulang. Namun saat ia berjalan keluar, ia berpapasan dengan Daphne yang baru saja selesai dari kamar mandi dan gadis itu juga tengah menunggu Calum yang belum menjemputnya. Lalu Lily berinisiatif mengantar Daphne pulang setelah ia lebih awal menelepon Calum dan meminta izin untuk membawa Daphne pulang bersamanya. Hal itupun langsung mendapat persetujuan Calum. Dan sekarang Lily 'sedikit' menyesali tawarannya tersebut.

"Kamu liat gak Daph, gimana orang yang tadi jemput Sophie?" Daphne memgangguk. "Liat tan. Tante Sierra itu rambutnya lurus agak gersang gitu, kurasa dia lupa nyatok."

Daphne menatap lurus kearah depan, pikirannya melayang membayangkan wujud Sierra yang tadi ia tangkap dengan indera penglihatannya. Lily tergelak mendengar pernyataan polos dari Daphne yang terkesan sangat jujur. Memang anak-anak tak bisa berbohong.

"Daphne rasa ya tan, Sophie mau-mau aja ikut sama tante Sierra, karena dia tau itu mama kandungnya. Soalnya dia pernah cerita ke Daphne kalo nama mamanya Sierra tapi om Luke bilang mamanya udah meninggal dari lama. Ya kali aja mamanya bangkit dari kubur. Daphne sih percaya gak percaya kalo soal begituan, tapi kalau ngeliat om Calum sifatnya kayak setan gitu. Daphne jadi percaya." Jelas Daphne panjang lebar. Gadis kecil itu berbicara seperti layaknya orang dewasa yang tengah memberikan motivasi. Membuat Lily tak percaya apalagi kalimat terakhir yang gadis itu ucapkan membuatnya lagi-lagi tertawa.

ngekost ; lrh [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang