0.7

300 64 55
                                    

"Lah si ashton?"

Lily menautkan alisnya bingung. Kenapa bisa pria yang Lily ketahui adalah teman Luke yang sangat menyebalkan ini ada disini?

Mereka pun akhirnya berjalan menuju kearah Ashton yang sekarang tengah berkacak pinggang menatap mereka.

"Lo ngapain disini ton?"

Ashton kemudian melemparkan tatapan tajam kearah Lily. "Ton ton lo kira gue truk tronton apa?! Panggil gue Ash aja, kalo mau lebih mantep panggil aja Ashton ganteng"

Lily hanya memutar bola matanya malas, "iya deh Ash, semerdeka lo aja."

"Jadi lo ngapain disini?" Lily mengulang pertanyaannya. Kemudian mata gadis itu menyipit menatap Ashton dengan tatapan penuh selidik. "Oh gue tau, lo pasti mahasiswa abadi kan?"

Lily tergelak. Begitupun dengan Calum yang sudah tertawa tanpa mengeluarkan suara, yang coba ia redam mati-matian, hingga matanya terpejam dengan rapat dan pipi tembamnya terangkat naik. Ashton kemudian melemparkan tatapan tajam kepada mereka.

"Dih enak aja, gue emang harusnya udah lulus setahun lalu sama kayak Luke cuman dia kuliah di univ lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dih enak aja, gue emang harusnya udah lulus setahun lalu sama kayak Luke cuman dia kuliah di univ lain. Tapi karena gue terlalu sibuk jadi ketua BEM kuliah gue jadi tebengkalai." Jelas Ashton kepada Lily, ia berbicara dengan dagu yang terangkat. Lily yang melihatnya hanya mendecih kesal.

Orang-orang bangga jika mereka bisa lulus kuliah lebih awal atau tepat waktu apalagi dengan IPK tinggi. Namun kalian harus tahu Ashton adalah salah satu jenis manusia yang berbeda daripada yang kebanyakan, ia malah bangga dengan keterlambatannya untuk lulus. Ya meskipun alasannya belum juga lulus karena terlalu sibuk dengan kegiatannya sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. Jabatan yang cukup berperan penting untuk kelangsungan sebuah Universitas.

"Orang mah bangga cepet lulus, kalo lu beda ya."

Ashton menjulurkan lidahnya kearah Lily, "bodo amat orang ganteng mah bebas-- atribut lo bedua lengkap gak?"

Pria dengan rambut ikal itu memperhatikan Calum dan Lily bergantian seraya tangannya bersedekap didepan dada. Kemudian matanya menatap mereka dari atas hingga bawah, mencoba menilai atau mencari kesalahan dari para juniornya-- tipikal seorang senior.

"heh bocah cina, atribut lu mana."

"Cina cina gigi lu cina." Desis Calum tak suka dengan suara sangat pelan agar Ashton tak dapat mendengar ucapannya. "Atribut saya tinggal bang dirumah, btw saya bukan orang cina."

"Lah gue mau manggil lu cina kenapa emang? Enak banget lu ngomong, sono-sono baris dibawah tiang bendera, lapor dulu sama anak komdis." Ashton menunjuk kearah sekelompok mahasiswa dengan almamater biru tua yang sama persis seperti yang Ashton kenakan, yang tengah mengintrogasi beberapa maba yang tidak memiliki kelengkapan atribut OSPEK.

"Cal--"

"Lo tenang aja." Calum tersenyum tipis kemudian mengusap pundak Lily pelan. Pria berambut hitam itupun berjalan kearah sekelompok mahasiswa yang tengah berdiri dibawah tiang bendera, kemudian Calum terlihat berbicara dengan salah satu dari mereka.

ngekost ; lrh [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang