Part Two (2)
“Mia?”, gadis berambut cokelat itu menyentuh pundak Mia, membuatnya tersadar.
Mia menoleh kaget pada sahabatnya itu. Tubuhnya hampir terjatuh dengan mulus ke lantai yang dibalut oleh karpet berwarna cokelat cerah itu.“Rena! Kau mengagetkanku saja!”,pekik Mia. Rena, gadis berambut cokelat itu terkekeh melihat sikap sahabatnya.
Layar LCD kembali memunculkan iklan berbagai produk, sementara Mia kembali melanjutkan aktivitasnya memunguti photo-photonya. Ia berdiri dan memandang photonya sendiri. “photoku bagus kok”, pujinya sendiri.
Rena yang berdiri di sebelahnya geleng-geleng melihat tingkah Mia. Lalu ia duduk di bangku yang berhadapan dengan meja tempat Mia kerja. “sampai kapan kau mau bersembunyi? Hem?”
Mia melirik Rena yang terkesan menyindirnya dengan tatapan seperti rena seorang pengganggu saja. Gadis itu menghela napas kemudian duduk di kursinya. Ia meletakkan photo itu, mengambil pena yang terletak di sebuah tempat khusus pena, dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia memain-mainkan penanya sendiri.
“aku tidak bersembunyi. Lihat? Kau bisa melihatkukan, Rena?”jawab Mia santai. Gadis itu tahu apa maksudnya Rena menanyakan hal itu. Dan ia memang sedang tidak ingin membahas masalah yang sedang ia coba untuk menghapusnya dari memorinya sendiri. Andai saja ada alat untuk menghapus memori, seberapapun besar harganya, akan ia beli alat tersebut. Tapi sayangnya, alat seperti itu tidak ada.
Rena mendengus kesal, “kau tahu maksudku, Mia. Kenapa kau tidak berterus terang saja, kalau kau ini adalah kekasihnya Kelvin Shayne Romero”, tukas rena dengan penekanan di akhir kata.
Mia terdiam mendengar ucapan sahabatnya itu. Sudah dibilang, ia sedang tidak ingin membicarakan hal ini.
“lihat!”, Mia mengarahkan matanya pada layar LCD yang ditunjuk oleh Rena. “seharusnya kau yang berada di situ! Bukan wanita itu!”
Mia masih terdiam. Ia terus memperhatikan layar LCD yang menampilkan sepasang insan muda tengah bermesraan. Gadis itu berada di bawah lengan lelaki itu yang tak lain adalah Kelvin Shayne yang merangkul wanita itu tak kalah mesra. Sesekali saat diwawancarai, ia mencium puncak kepala gadis yang merupakan kekasihnya itu. Di sana, kelvin terus memuji gadisnya.
Darah mulai mengalir cepat dalam tubuhnya. Dadanya terasa sesak melihat pemandangan tersebut. Sebenarnya bukan baru kali ini ia melihat kedua insan itu bermesraan di layar kaca. Tapi tetap saja, ia tak bisa membohongi perasaannya sendiri bahwa ia sangat cemburu terhadap wanita berdarah Prancis yang ada di layar kaca itu. Benar apa kata Rena, seharusnya ia yang berada di situ, bukan gadis bule itu. Tapi ia juga merasa senang dapat melihat Kelvin hari ini meskipun hanya melalui layar kaca saja. Perasaannya tetap sama sampai saat ini, mencintai lelaki itu biarpun ia harus melihat kekasihnya bermesraan di depan umum. Karena Mia yakin bahwa jauh di dasar hati Kelvin, masih ada dirinya tertanam di dalam situ, di hati kecil kelvin
Tapi Mia berusaha untuk mengusir seluruh pikiran yang berkecamuk di otaknya. Bagaimanapun, ia tak boleh egois. Ini sudah menjadi keputusannya sendiri untuk menghilangkan seluruh kenangan tentang mereka berdua, Mia dan Kelvin.
“sudahlah Ren. Asalkan ia bahagia, aku juga bahagia”. Mia berusaha tersenyum sumringah meski dadanya kini merasakan sesak yang teramat sangat.
Renata mendengus kesal lalu menggeleng. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu. Sampai saat ini bahkan ia tak bisa percaya bagaimana bisa Mia bertahan sejauh ini – hampir satu tahun – menaha perasaannya, hatinya, saat Mia melihat Kelvin bermesraan dengan wanita lain. Masalahnya, Kelvin dan Mia masih berstatus sepasang kekasih. Hanya saja, tak ada yang mengetahui hal tersebut. Yang tahu hanya ia dan seorang sahabat Mia lainnya yang saat ini tinggal di New York. Dan Rena sangat kagum pada ketegaraan yang dimiliki oleh sahabatnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/1930751-288-k276147.jpg)