Pernikahan

97 4 8
                                    










Orang bilang, menganggumi seseorang itu wajar. Tapi, kalo menganggumi sampai tahap ingin di seriuskan, itu harus apa? Apalagi, Kalo menganggumi Tunangan. Ralat. Suami seseorang, Apa itu wajar?

Gadis dengan gaun putih gading yang membalut tubuh nya sempurna, serta Cadar dengan warna senada di bagian muka nya dan hiasan di atas jilbab nya memberi kesan seperti Ratu. Di tambah lagi, dengan ada nya laki laki berpakaian senada, yang terlihat gagah bagaikan Pangeran berkuda putih. Mereka tampak serasi, Dari tadi pun. Senyum kedua nya tidak luntur. Menyambut para tamu yang hadir di acara berbahagia mereka.

Di sisi lain, Gadis bergaun Merah Maroon, sedari tadi hanya memandang Panggung tempat berdirinya pengantin dengan nanar. Di sana ada sahabat nya, sekaligus orang yang telah merebut hatinya. Dan lihat sekarang, mereka terlihat bahagia.

"Dara, Lo gak ngucapin selamet ke sih Fildan?" tegur Laki laki yang berdiri di samping nya.

"Ntar aja" jawab Dara datar.

"Lo masih belom move on? Dia udah jadi suami orang kali"

Dara menatap jengan laki laki 'itu. "Gak usah sok peduli lo" Sarkas Dara.

Dara langsung berdiri dan menyambar Handphone nya yang tergeletak di atas meja. Dara berjalan keluar gedung, mungkin ucapan - Selamat Menempuh Hidup Baru - akan Dara sampaikan lewat Whatsapp saja.

****

Daranda Talia. Gadis berusia 20 tahun. Yang masih menuntut ilmu di Universitas Negeri di Jakarta. Harus menerima kenyataan pahit, bahwa di usia nya yang beranjak dewasa Dara sedang mengelami yang nama nya jatuh cinta. Jatuh cinta dengan kejadian yang klise. Jatuh cinta, pada teman satu geng nya. Jatuh cinta, yang membuat Dara benar benar merasakan sakit.

Dara harus menerima karna Fildan Satria ; Sosok yang selama ini Dara kagumi diam-diam, Sosok yang selalu membuat Dara bersemangat Kuliah dan bertemu Dosen dosen menyebalkan. Tapi, sayang, Ternyata Fildan yang lebih dari 1 tahun selalu bersama dengan nya ini, ternyata lebih dulu memiliki kekasih yang tidak terdekteksi.

Dara syok, sewaktu Fildan memasuki kelas dengan senyum yang terlalu sumringah.

"Lo kenapa dan, Seneng banget?" tanya Dara, yang melihat ada yang berbeda dari Fildan.

Fildan tidak menjawab, tapi, sibuk merogoh tas nya sendiri. Dara masih mencari tau apa yang sedang Fildan lakuin. Sampe akhirya, manik matanya di suguhkan dengan sepucuk kertas Undangan berwarna Putih dengan paduan warna Maroon. Yang bertuliskan 'Wedding Fildan&Tiara' dengan aksen burung merpati dan bunga tulip.

Dengan gerakan slowmotion, Dara meraih sepucuk surat undangan itu. Otak nya masih bekerja, untuk apa Fildan memberinya undangan? Emangnya Fildan akan menikah?

"Satu minggu lagi, dateng ya Dar. Calon gue baru selesaiin kuliah nya di Mesir" Jawab Fildan dengan senyum yang merekah.

Sedangkan disisilain, Hati Dara bagaikan di setrum dengan kekuatan tinggi. Dara merasa sakit teramat dalam. Tapi, apa bisa Dara memperlihatkan rasa sakitnya? Memang dari awal pun, Dara yang terlalu terbawa perasaan oleh Fildan.

Ahhh..

Dara menghela nafas nya lelah setelah menginggat kejadian terakhir 'itu yang membuatnya benar benar merasa jatuh. Di luas nya hamparan danau, Dara menghela nafas nya sedalam mungkin. Dara memejamkan matanya, tangan nya memegang kuat penyangah besi yang berfungsi memberi batas antar Danau dan jembatan ini.

Married with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang