Chapter 2

200 35 23
                                    

WARNING
Read doang ❌
Vote doang ❌
Read + vote ✅
Read + vote + comment ✅✅
Read + vote + comment + follow ✅✅✅
-

-------------------------------------------------------------

"Apa yang bisa kulakukan untukmu?" tanya Dom sopan, layaknya pebisnis sejati. Pertanyaan yang sama yang selalu ia tanyakan pada klien-klien sebelumnya.

"Aku mau kau ambil kapal itu untuk kami." Si penelepon tampaknya lebih suka bicara langsung pada pokok masalah.

Mengambil kapal itu? Itu berarti ia harus melakukan perjalanan ke West Liberty dan menyusup dalam istana kepresidenan tanpa menarik perhatian para penjaga dan pengawal.

"Well, tarifku pasti akan mahal sekali karena aku butuh paspor, tiket perjalanan, jaminan keselamatan..."

"Tidak perlu. Kapal itu akan mendatangimu hari Jumat. Saat itulah kau akan mengambilnya di Museum Marina. Kami tak peduli bagaimana kau melakukannya."

Kami? Jadi ia tidak sendiri?

"Okay. Di mana aku harus menyerahkannya padamu? Dan kapan?"

"Akan kuberitahukan beberapa jam sebelum penyerahan."

"Done."

"Berapa tarifmu?"

Dom tak langsung menjawab. Beraksi di museum adalah hal baru baginya sepanjang bertahun-tahun karirnya. Dan nanti ia harus berhadapan dengan para penjaga keamanan, kamera CCTV, alarm, atau mungkin juga jebakan laser. Ditambah dengan benda yang akan diambilnya nanti, yang tentunya sangat berharga bagi sebagian orang.

Ia tahu pekerjaan ini penuh risiko. Dan ia perlu peralatan canggih yang bisa membantu menunaikan tugasnya. Dan juga jaminan keamanan. Seandainya wajahnya tertangkap kamera CCTV, setidaknya ia harus punya kesempatan untuk melarikan diri ke luar negeri, dengan paspor palsu. "Enam ribu dolar, sudah termasuk jaminan keamanan. Lima puluh persen dibayar di muka," jawab Dom kemudian. Enam ribu dolar adalah tarif termahal yang pernah ia bebankan pada kliennya.

"Deal."

Kening Dom semakin berkerut. Klien barunya langsung menyetujui tarifnya tanpa menawar. Ia pasti sangat menginginkan kapal itu.

"Pukul dua belas siang nanti, periksalah kotak suratmu."

Klik.

Dom menatap layar ponselnya dengan raut bingung. Sambungan telepon itu telah terputus dan kini hanya menunjukkan wallpaper bergambar pegunungan. Ia baru saja melakukan perundingan singkat dan mudah dengan seorang klien misterius. Klien itu bahkan tahu tempat tinggalnya yang ia sewa dengan nama samaran lain. Apakah selama ini sang klien sudah menyelidikinya?

Dom turun di pemberhentian berikutnya yang sebenarnya hanya berjarak 1 km saja dari halte Ashmore. Dan sebenarnya ia biasa menempuh perjalanan itu dengan berjalan kaki. Tapi untuk menghindari kecurigaan para pejalan kaki atau pengunjung tempat-tempat bisnis di sekelilingnya tadi, tarif bus senilai $ 1,40 tak berarti apa-apa baginya.

Pria itu masih harus berjalan kaki beberapa meter lagi sebelum mencapai apartemennya yang terletak di antara toko-toko dan kedai-kedai kecil, di sebelah selatan pusat kota. Langkahnya agak terseret dengan kedua tangan dibenamkan dalam saku celana. Sementara kepalanya agak tertunduk, tanpa sengaja memperhatikan kedua ujung sepatu larinya yang menapak bergantian. Di salah satu pundaknya tersampir hasil kerja terakhirnya, yang bisa ia gunakan untuk berlibur ke Bahama selama satu minggu. Tapi di pihak lain, tugas berat berikutnya sudah menunggu untuk dieksekusi. Namun yang menjadi masalah, siapa yang mau membayar mahal untuk sebuah replika kapal perang Liberty? Apakah pekerjaannya nanti akan sangat berisiko dan berbahaya?

✔The Ghost (A Story Behind Conspiracy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang